Kenali Prosedur Bedah Refraktif untuk Mengatasi Rabun Dekat
Halodoc, Jakarta – Rabun dekat adalah salah satu jenis penyakit mata. Gangguan mata ini bisa diatasi dengan beberapa cara pengobatan, salah satunya adalah bedah refraktif. Apa itu?
Bedah refraktif merupakan tindakan operasi yang dilakukan untuk memperbaiki masalah pada penglihatan. Selain rabun dekat, ada beberapa kondisi lain yang juga bisa diatasi dengan prosedur ini, seperti rabun jauh, astigmatisma, serta presbiopia. Prosedur operasi ini dilakukan untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan lensa kontak atau kacamata.
Baca juga: Si Kecil Mengidap Astigmatisme, Ibu Harus Apa?
Bedah Refraktif dan Perkembangannya
Prosedur bedah refraktif dilakukan untuk membantu memperbaiki masalah penglihatan. Gangguan pada mata, termasuk rabun dekat bisa terjadi karena ada penurunan fungsi pada bagian-bagian di mata. Nah, bedah refraktif bisa dilakukan untuk memperbaikinya dan mengurangi gejala gangguan penglihatan. Seiring berjalannya waktu dan teknologi, bedah refraktif kini sudah semakin berkembang.
Hingga kini, sudah ada tiga generasi prosedur bedah refraktif yang sudah dikembangkan. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan laser. Ketiga jenis bedah yang perlu diketahui adalah PRK (Photo Refractive Keratectomy), LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis), dan SMILE (small incision lenticule extraction). Sejauh ini, LASIK menjadi prosedur yang paling umum dan sering dilakuan.
Lantas, apa perbedaan dari ketiga jenis bedah refraktif ini?
1.Photo Refractive Keratectomy (PRK)
Prosedur ini adalah generasi pertama bedah refraktif. Cara pengobatan ini dilakukan dengan membuang bagian depan dari kornea atau lapisan epitel. Selanjutnya, dokter akan menggunakan laser untuk memodifikasi bentuk kornea. Setelah operasi, penggunaan lensa kontak dibutuhkan untuk melindungi kornea. Namun, orang yang baru menjalani prosedur ini mungkin membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa kembali melihat, karena ada sebagian kornea yang dibuang.
Baca juga: Amankah Operasi Lasik Mata?
2.Operasi LASIK
Tidak berbeda jauh dengan PRK, operasi LASIK juga dilakukan dengan mengubah bentuk kornea. Prosedur ini juga menggunakan bantuan laser. Pada prosedur ini, laser digunakan untuk membuka bagian depan kornea kemudian dokter akan mulai melakukan modifikasi. Setelah itu, kornea akan ditutup kembali. Waktu pemulihan yang dibutuhkan setelah operasi LASIK sedikit lebih singkat jika dibandingkan dengan PRK, hanya beberapa hari.
3.Small Incision Lenticule Extraction (SMILE)
Small Incision Lenticule Extraction (SMILE) adalah perkembangan terbaru dari bedah refraktif. Namun, metode ini cenderung memiliki efek samping yang lebih sedikit jika dibanding dengan dua jenis operasi lainnya. SMILE juga menggunakan laser dan prosedurnya termasuk memotong kornea. Namun, sayatan yang dibuat pada bedah ini sangat kecil, hanya untuk jalan keluar dari kornea yang sudah dipotong dengan laser.
Saat mengalami gangguan pada mata, dokter biasanya akan mengalami pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menentukan jenis operasi mana yang bisa dilakukan. Sebenarnya, ketiga prosedur bedah refraktif laser di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, kondisi mata dan tingkat keparahan yang dialami menjadi faktor penentu dalam memutuskan jenis bedah refraktif yang bisa dilakukan.
Baca juga: Ini Tindakan yang Bisa Ibu Lakukan jika Anak Terkena Presbiopi
Masih penasaran tentang bedah refraktif dan apa saja masalah penglihatan yang bisa diatasi? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips menjaga mata tetap sehat. Dokter bisa dihubungi kapan dan di mana saja hanya dalam satu aplikasi. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!