Kenali Perbedaan Swab Test Antigen dan PCR
“Swab test antigen dan PCR memiliki perbedaan dalam hal waktu pemeriksaan, tingkat akurasi, dan sampel yang diperiksa. Sejauh ini, PCR masih menjadi tes yang paling akurat untuk mendiagnosis infeksi virus corona.”
Halodoc, Jakarta – Swab test antigen dan polymerase chain reaction (PCR) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Kedua pemeriksaan ini menjadi yang paling populer. Meskipun sama-sama bisa kamu gunakan untuk mendeteksi infeksi virus corona, tapi pada dasarnya swab test antigen dan PCR sangat berbeda.
Sampai saat ini, standar diagnosis untuk COVID-19 juga masih melalui PCR. Namun, kamu perlu memahami perbedaan keduanya. Swab test antigen adalah pemeriksaan imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini.
Selain itu, swab test antigen biasanya bisa kamu gunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).
Sementara itu, PCR adalah metode untuk mendeteksi virus dan lebih akurat daripada pemeriksaan lainnya. Tes ini bisa kamu lakukan dengan mengambil sampel dari saluran pernapasan dengan teknik swab nasofaring untuk mengetahui adanya infeksi.
Perbedaan Swab Test Antigen dan PCR
Swab test antigen dan PCR adalah dua jenis pemeriksaan yang berbeda. Untuk lebih mengetahui prosedur, lama waktu untuk mendapatkan hasil, dan cara membaca hasil pemeriksaan, kamu bisa mengetahui perbedaan keduanya berikut ini:
- Waktu pemeriksaan
Swab test antigen membutuhkan waktu yang sebentar yaitu antara 30-60 menit. Sedangkan prosedur tes PCR membutuhkan waktu paling cepat sekitar 1 hari.
Hal ini karena begitu banyak sampel yang harus mereka periksa, sedangkan ketersedian alat untuk PCR masih terbatas. Terkadang, hasil dari PCR memerlukan waktu hingga sekitar 1 minggu. Namun, hal ini juga berkaitan dengan tingkat akurasi dari tes tersebut.
- Tingkat akurasi hasil pemeriksaan
Perlu kamu ketahui bahwa PCR adalah pemeriksaan penunjang yang mendeteksi virus corona yang paling akurat. Akurasinya bisa mencapai 80-90 persen. Sementara itu, swab test antigen memiliki tingkat akurasi di bawah PCR. Namun, Meski Cepat, Hasil Tes Swab Antigen Tetap Tepercaya.
- Sampel
PCR dan swab test antigen sama-sama menggunakan lendir dari hidung atau tenggorokan sebagai sampel. Proses pengambilan lendir ini bisa melalui metode swab atau usap.
- Biaya pemeriksaan
Mengenai biaya pemeriksaan, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Surat Edaran nomor HK.02.02/I/4198/2021 tentang Pelaksanaan Ketentuan Atas Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan COVID-19. Di dalam surat edaran tersebut, pemerintah menekankan bahwa semua fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan RT-PCR mengikuti standar dari tarif.
Mengutip situs resmi Kemenkes RI, pemerintah telah menetapkan standar tarif pemeriksaan RT-PCR melalui surat edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3843/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR. Nah, batas tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR adalah Rp275.000 untuk pulau Jawa dan Bali, serta Rp300.000 untuk luar pulau Jawa dan Bali.
Sejauh ini, PCR masih menjadi tes yang paling akurat untuk mendiagnosis infeksi virus corona. Virus memerlukan beberapa hari untuk mulai berkembang biak di tenggorokan dan hidung. Pemeriksaan ini mungkin tidak efektif untuk mengidentifikasi seseorang yang baru saja terinfeksi.
Sementara itu, tes antigen bekerja mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan, dengan mencari protein dari virus. Swab test antigen adalah tes yang sama dengan yang untuk mendeteksi infeksi streptococcus secara cepat. Swab test antigen bisa kamu gunakan untuk menyaring pengidap yang terinfeksi.
Baca juga: Begini Cara Baca Hasil Test PCR dan Rapid Test
Jadi, pemeriksaan mana yang sebaiknya kamu lakukan untuk mendeteksi COVID-19? Tentunya, semua tergantung pada kondisi masing-masing. Jika kamu menginginkan hasil yang lebih cepat, maka lakukan swab test antigen. Namun, tingkat akurasi akan lebih kuat apabila kamu melakukan PCR.
Baca lebih lengkap:
Kapan Perlu Melakukan Swab Test?
Orang yang terpapar virus corona yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, harus melakukan swab test untuk mengetahui apakah kamu juga positif atau tidak. Meskipun kamu belum mengembangkan gejala, swab test antigen dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Selain itu, jika hasil swab test menyatakan kamu positif COVID-19, pengobatan pun bisa segera kamu lakukan.
Di sisi lain, orang yang tidak memiliki riwayat paparan dan tanpa gejala belum boleh melakukan swab test. Perlu kamu ketahui, masa inkubasi virus yaitu sekitar 5-7 hari, tapi bisa hingga 14 hari. Jika kamu menjalani tes terlalu dini setelah terpapar, ada kemungkinan hasil tesnya negatif palsu.
Kasus COVID-19 kembali naik di Indonesia dalam satu bulan terakhir. Pada 11 April, jumlah kasus positif COVID-19 secara nasional terkonfirmasi mencapai 944 kasus per hari. Sebenarnya kenaikan kasus positif COVID-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di beberapa negara. Seperti, India, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Rusia, Malaysia, Prancis, dan Amerika Serikat.
Mengutip BBC Indonesia, jumlah kenaikan kasus di negara-negara yang tersebut dalam sehari (11 April 2023), berada di rentang 1.000-12.000 kasus positif. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau virus Omicron varian XBB.1.16 yang menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di India dan telah terdeteksi di lebih dari 20 negara. Ahli mencurigai bahwa varian tersebut seharusnya sudah masuk ke Indonesia, tapi mungkin belum terdeteksi karena pemeriksaan di laboratorium menggunakan sampling.
Baca juga lebih lanjut artikel ini Melonjak di India, Ini Gejala COVID Varian XBB 1.16 atau Arcturus.
Meskipun masyarakat tidak perlu khawatir, para ahli mengatakan penggunaan masker tetap perlu untuk melindungi kelompok yang rentan. Sebab, mereka yang berisiko tinggi, memiliki komorbid, usia lanjut, memiliki kelainan imun, masih menimbulkan gejala berat jika terinfeksi.
Selain itu, vitamin dan suplemen juga dapat kamu konsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh, khususnya untuk yang memiliki aktivitas yang sangat padat. Temukan vitamin yang kamu butuhkan hanya di Toko Kesehatan Halodoc melalui banner di bawah ini.✔️
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Fast Isn’t Always Better: What to Know About Rise of Rapid Coronavirus Testing.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. I’ve Heard About Antibody Testing for COVID-19
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Interim Guidance for Rapid Antigen Testing for SARS-CoV-2
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2020. Pedoman Pengambilan Spesimen dan Pemeriksaan Laboratorium.
Healthline. Diakses pada 2023. When Should You Get a COVID-19 Test? What About an Antibody Test?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan