Kenali Penyebab Terjadinya Regurgitasi yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Agustus 2021
Kenali Penyebab Terjadinya Regurgitasi yang Perlu DiwaspadaiKenali Penyebab Terjadinya Regurgitasi yang Perlu Diwaspadai

Selain pada orang dewasa, regurgitasi juga rentan dialami oleh mereka yang masih bayi dan kanak-kanak. Kondisi tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Untuk itu, penting untuk mengetahui apa saja penyebabnya, dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan. 

Halodoc, Jakarta – Regurgitasi adalah kondisi saat campuran antara gastric juice (getah perut) dan terkadang makanan yang belum dicerna kembali ke kerongkongan dan masuk ke mulut. Meski terlihat layaknya muntah, tapi kedua hal ini merupakan kondisi yang berbeda. Muntah adalah keluarnya isi lambung dan usus bagian atas, bukan dari kerongkongan. Sementara itu regurgitasi sendiri umumnya adalah gejala dari penyakit asam lambung pada orang dewasa. 

Namun, apa yang menyebabkan terjadinya regurgitasi? lalu bagaimana pengobatan yang bisa dilakukan guna menanganinya? simak faktanya di sini! 

Baca juga: Stres Bikin Asam Lambung Naik, Ini Alasannya

Penyebab Regurgitasi 

Penyebab regurgitasi dapat beragam, dan dibedakan tergantung dari usia seseorang yang mengalaminya. Pada orang dewasa, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab, antara lain: 

  1. Penyakit asam lambung

Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah munculnya rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, salah satu gejala penyakit asam lambung adalah bau mulut yang menyengat.  Asam lambung sendiri bisa disebabkan oleh beberapa pemicu, seperti: 

  • Makan terlalu banyak.
  • Mengonsumsi makanan tertentu yang tidak cocok dengan tubuh.
  • Langsung tiduran setelah makan.
  • Gaya hidup yang salah.

Salah satu pemicu GERD adalah pola hidup yang keliru. Maka merubah gaya hidup lebih sehat, bisa menjadi langkah pencegahan terhadap penyakit tersebut.

  1. Sindrom ruminasi

Sindrom ruminasi atau rumination syndrome adalah kondisi langka yang menyebabkan seseorang kerap mengalami regurgitasi makanan yang tidak tercerna. Regurgitasi yang dialami pun dapat terjadi secara berulang kali, setelah mengonsumsi makanan. Hingga saat ini, belum diketahui apa penyebab utama kondisi ini. Namun, tingkat stres yang tinggi hingga gangguan pada kesehatan mental dapat menjadi faktor risiko yang memicunya. 

Penyebab regurgitasi lainnya

Selain penyakit asam lambung dan sindrom ruminasi, regurgitasi pada orang dewasa dapat disebabkan oleh bermacam hal lain, antara lain: 

  • Penyumbatan

Penyumbatan pada kerongkongan akibat jaringan parut atau kanker, dapat menyebabkan regurgitasi secara sering. 

  • Kehamilan

Hormon yang muncul pada awal masa kehamilan dapat menyebabkan cincin otot kerongkongan yang disebut sfingter esofagus (esophagus sphincter) mengalami relaksasi. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya regurgitasi pada ibu hamil.

  • Efek mengonsumsi obat tertentu 

Beberapa obat-obatan tertentu juga dapat membuat kerongkongan iritasi. Hal tersebut dapat menyebabkan regurgitasi empedu. 

  • Merokok

Merokok dapat memperparah kondisi asam lambung, yang nantinya dapat meningkatkan resiko regurgitasi. 

  • Gangguan makan bulimia 

Bulimia adalah gangguan makan di mana pengidapnya seringkali makan dalam jumlah besar, lalu dimuntahkan seluruhnya. Bulimia sendiri dianggap sebagai kasus serius dari regurgitasi yang dilakukan secara sengaja. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat guna mengobati kesehatan mental pengidapnya. 

Baca juga: Inilah Makanan yang Aman Dikonsumsi Pengidap Asam Lambung

Selain pada orang dewasa, regurgitasi juga rentan dialami oleh mereka yang masih bayi dan kanak-kanak. Namun, sebagian bayi mengalami regurgitasi yang terjadi secara sering. Bila regurgitasi tidak disertai dengan gejala lain, maka kondisi tersebut dikenal sebagai regurgitasi bayi fungsional. 

Meski jarang, penyakit asam lambung atau GERD juga dapat mempengaruhi bayi. Hal ini dikarenakan panjang kerongkongan bayi yang pendek, sehingga bayi dengan GERD lebih mungkin untuk mengalami regurgitasi. 

Bagaimana Cara Mengobati Regurgitasi? 

Layaknya penyebab, penanganan untuk regurgitasi dibedakan berdasarkan usianya. Untuk orang dewasa, konsumsi obat-obatan adalah penanganan yang paling umum, terutama bagi mereka yang mengidap penyakit asam lambung atau GERD

Berikut ini adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi ini pada orang dewasa, antara lain: 

  • Obat-obatan antasida, digunakan untuk meredakan gejala GERD ringan.
  • Antagonis H2 atau histamine 2 blocker, dapat digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung.
  • Obat penghambat pompa proton (PPI) dapat mengurangi produksi asam lambung untuk jangka panjang. 

Terkadang, dokter juga akan memberikan resep obat-obatan prokinetik dan antibiotik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan proses pengosongan perut dan mengurangi resiko regurgitasi.

Untuk sindrom ruminasi, saat ini belum ada pengobatan yang cocok untuk digunakan sebagai pengobatannya. Namun, pengidapnya harus menjalani pola hidup yang lebih sehat untuk mengurangi resiko regurgitasi. 

Untuk bayi, saat ini belum ada obat atau prosedur operasi yang dapat digunakan untuk mengobati regurgitasi. Namun, bila penyebab bayi mengalami regurgitasi adalah GERD, umumnya dokter akan menganjurkan penggunaan obat-obatan dengan dengan dosis yang sesuai dengan usia dan kondisi tubuhnya. 

Baca juga: Obat Asam Lambung yang Bisa Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter

Bila kamu seringkali mengalami regurgitasi akibat GERD, kamu bisa memesan obat yang dibutuhkan melalui aplikasi Halodoc. Nikmati kemudahan pesan obat tanpa harus keluar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang! 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2021. What Is Regurgitation, and Why Does It Happen?
Merck Manual. Diakses pada 2021. Diakses pada 2021. Regurgitation and Rumination

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan