Kenali Penyebab Pneumonia, Infeksi Paru yang Berbahaya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Juli 2019
Kenali Penyebab Pneumonia, Infeksi Paru yang BerbahayaKenali Penyebab Pneumonia, Infeksi Paru yang Berbahaya

Halodoc, Jakarta - Pneumonia bukanlah sebuah penyakit yang jarang terjadi atau terdengar. Menurut data UNICEF (2015), setidaknya ada 5,9 juta anak di bawah usia lima tahun yang meninggal di tahun 2015. Dari jumlah tersebut, sekitar 15 persen atau 920.136 anak meninggal akibat pneumonia. Dengan kata lain, lebih dari 2.500 balita per harinya yang terinfeksi pneumonia. Bikin resah, kan? 

Penyakit ini memang bisa berakibat fatal, tapi masih banyak orang keliru dengan pneumonia. Penyakit ini sering dianggap biasa, seperti influenza, bahaya dari pneumonia sering dipandang sebelah mata.

Apalagi teorinya mengatakan kalau penyakit ini lebih sering menyerang kelompok balita dan lansia. Alhasil, makin banyak saja orang-orang yang menganggap sepele penyakit ini. Padahal, faktanya pneumonia bisa menghantui siapa saja, lho. 

Baca juga: Ini Bedanya Bronkitis dan Pneumonia yang Perlu Diketahui Orangtua

Lantas, apa penyebab pneumonia yang banyak menyebabkan kematian? 

Awasi Penyebab dan Faktor Risikonya

Hingga saat ini, pneumonia masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita. Berdasarkan data UNICEF, ada 5,9 juta anak di bawah usia lima tahun yang meninggal dunia tahun 2015. Lalu, apa sih yang menyebabkan penyakit ini?

Para ahli lazim menyederhanakan penyakit ini sebagai infeksi saluran paru-paru. Biang keladinya adalah bakteri yang bisa beragam, tapi yang paling sering ditemui di Indonesia adalah Streptococcus pneumoniae.

Berdasarkan organisme dan tempat penyebarannya, pneumonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia komunitas yang penyebarannya terjadi di komunitas (lingkungan umum) dan pneumonia yang ditularkan di rumah sakit. 

Organisme yang menyebabkan pneumonia ditularkan di lingkungan umum berbeda dengan yang ditularkan di rumah sakit. Di samping itu, biasanya organisme yang menyebabkan pneumonia yang ditularkan di rumah sakit lebih sulit untuk diobati.

Contoh organisme yang menyebabkan pneumonia yang ditularkan tempat umum seperti: 

  • Bakteri, yang paling sering adalah Streptococcus pneumoniae.

  • Organisme yang menyerupai bakteri, Mycoplasma pneumonia.

  • Jamur, biasanya jamur akan menyerang orang dengan gangguan sistem imun.

  • Virus.

Baca juga: 7 Tanda Bayi Kena Pneumonia

Gejalanya Mirip Flu

Jangan kaget, negara kita berada di urutan ke-10 terbanyak untuk angka kematian pneumonia. Berdasarkan laporan rutin puskesmas pada tahun 2015, ditemukan sekitar 554.650 kasus pneumonia. Sedangkan tahun 2016 (hingga September) terdapat 289.246 kasus. 

Lalu, seperti apa sih gejala-gejala dari pneumonia?

  1. Demam.

  2. Kepala sakit.

  3. Lemas dan lelah.

  4. Batuk kering atau batuk berdahak kental berwarna kuning atau hijau.

  5. Diare.

  6. Berkeringat dan menggigil.

  7. Napas terengah-engah dan pendek.

  8. Rasa sakit pada dada ketika menarik napas atau batuk.

  9. Mual dan muntah.

  10. Batuk disertai darah.

Ada yang Rentan Terserang

Ingat, meski kebanyakan penyakit ini menyerang balita dan lansia, tapi semua orang bisa mengidap penyakit ini. Nah, berikut kategori yang rentan terhadap penyakit ini.

  • Bayi atau anak di bawah dua tahun.

  • Lansia di atas 65 tahun.

  • Pasien di rumah sakit, terutama mereka yang menggunakan ventilator.

  • Pengidap penyakit kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis.

  • Perokok aktif dan pasif.

  • Mereka yang mengidap sistem imun yang rendah. Misalnya, pengidap penyakit autoimun atau orang yang sedang menjalankan kemoterapi.

Baca juga: Stan Lee Meninggal Dunia karena Pneumonia, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui

Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan dampak, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu di sini. Mudah, kan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play! Mudah, kan?