Kenali Penanganan Efektif Gagal Ginjal Akut pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Oktober 2022

“Berdasarkan surat keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terkait gangguan ginjal akut pada anak, penanganan penyakit tersebut akan didasari pada beberapa hal. Dimulai dari diagnosis klinis, yang diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis.”

Kenali Penanganan Efektif  Gagal Ginjal Akut pada AnakKenali Penanganan Efektif  Gagal Ginjal Akut pada Anak

Halodoc, Jakarta – Kini kasus gagal ginjal akut  yang menyerang anak usia 6 bulan-18 tahun, khususnya balita, menjadi sorotan baru. Sebab, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa terdapat 192 kasus gagal ginjal akut progresif atipikal, pada anak hingga Selasa (18/10/2022). 

Karena itu, penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan memahami penanganan efektif penyakit ini pada anak. Yuk, simak informasinya di sini! 

Penanganan Efektif Gagal Ginjal Akut pada Anak 

Kemenkes RI melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan menerbitkan surat keputusan Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Surat ini juga bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan dijadikan acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan, terkait penanganan medis penyakit tersebut pada anak.

Dimulai dari diagnosis klinis, yang diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien. Contohnya seperti penurunan jumlah BAK (oliguria) atau tidak ada sama sekali BAK (anuria). Pada kondisi ini, anak sudah memasuki fase lanjut dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Ketika anak menerima perawatan di rumah sakit, Kemenkes merekomendasikan pemeriksaan berlanjut pada fungsi ginjal (turun, kreatinin). Namun, jika fungsi ginjal meningkat, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Selain itu, pemeriksaan lanjutan juga berfungsi sebagai evaluasi kemungkinan akan etiologi dan komplikasi. 

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif gagal ginjal akut, pasien akan dirawat pada ruangan intensif seperti High Care Unit (HCU) atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU) sesuai indikasi.

Selama proses perawatan, fasilitas kesehatan akan memberikan obat dan terus mengawasi kondisi pasien melalui beberapa aspek. Mulai dari volume balance cairan dan diuresis selama perawatan, kesadaran, napas kusmaull, tekanan darah, serta pemeriksaan kreatinin serial setiap 12 jam.

Orang Tua Harus Waspada

Seiring dengan peningkatan kasus gagal ginjal akut, Kemenkes meminta orang tua untuk tidak panik, tapi selalu waspada. Khususnya jika anak mengalami gejala yang mengarah pada penyakit ini, yaitu: 

  • Diare.
  • Muntah.
  • Mual.
  • Batuk.
  • Pilek.
  • Anak kerap mengantuk.
  • Demam selama 3-5 hari. 

Sebagai tambahan, orang tua juga perlu waspada akan perubahan warna urine anak (pekat atau kecokelatan). Bila terjadi perubahan warna dan volume urine, bahkan anak tidak buang air kecil selama 6-8 jam (di siang hari), anak perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Selain itu, orang tua juga perlu memastikan jika anak sakit, cairan tubuhnya terpenuhi dengan baik melalui minum air yang cukup, sebelum mendapatkan diagnosis atau perawatan yang sesuai.  

Tidak Terkait dengan COVID-19

Melansir dari laman resmi Sehat Negeriku, Kemenkes RI mengungkapkan bahwa penyakit gagal ginjal akut pada anak, tidak memiliki kaitan dengan vaksinasi atau infeksi COVID-19. 

“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid 19 maupun infeksi COVID-19” jelas jubir Kemenkes RI, dr. M Syahril, pada Selasa (18/10).

Ia menambahkan hingga saat ini penelusuran kasus gagal ginjal akut pada anak terus dilakukan pemerintah. Hal ini dilakukan dengan menggandeng para ahli, seperti ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor. 

Sementara itu, penyelidikan epidemiologi dilakukan melalui pemeriksaan dan pengawasan, demi mengetahui infeksi yang menjadi penyebab atypical progressive acute kidney injury pada anak tersebut. Pemeriksaan epidemiologi ini mencakup beberapa aspek, seperti swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah dan kemungkinan intoksikasi.

Itulah penjelasan mengenai penanganan efektif gagal ginjal akut pada anak. Jika ibu masih memiliki pertanyaan seputar penyakit ini, atau mencurigai anak mengalaminya, segeralah hubungi dokter. 

Nah, melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa tanya dokter tepercaya untuk mendapatkan informasi medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 
Sehat Negeriku (Kemkes). Diakses pada 2022. Kemenkes Terbitkan Tata Laksana Penanganan Gagal Ginjal Akut Pada Anak. 
Sehat Negeriku (Kemkes). Diakses pada 2022. Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Orang Tua Diminta Waspada. 
Sehat Negeriku (Kemkes). Diakses pada 2022. Kemenkes : Tidak Ada Kaitan Gagal Ginjal Akut Pada Anak Dengan COVID-19. 
Kompas. Diakses pada 2022. IDAI: 192 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius Ditemukan di 20 Provinsi.