Kenali Lebih Jauh Tentang Penyakit Autoimun
Halodoc, Jakarta - Dalam dunia kesehatan, penyakit yang berkaitan dengan sistem imun sering disebut sebagai penyakit autoimun. Alih-alih melindungi tubuh, sistem kekebalan tubuh justru menyerang tubuh sendiri ketika seseorang mengidap penyakit autoimun. Padahal dalam keadaan normal, sistem imun ini bertugas menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti virus atau bakteri.
Imunologi sendiri merupakan sebuah studi yang berkaitan dengan sistem kekebalan dan merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran dan biologi yang sangat penting untuk kehidupan. Alasannya simpel, sistem kekebalan tersebut dapat melindungi tubuh seseorang dari berbagai infeksi dengan sebuah pertahanan.
Baca juga: 4 Penyakit Autoimun yang Langka dan Berbahaya
Apabila sistem kekebalan tidak berfungsi dengan normal, maka berbagai penyakit akan bermunculan, seperti alergi, autoimunitas, dan kanker. Maka dari itu, sistem imun sangat berkontribusi pada pertahanan tubuh dari berbagai macam gangguan yang merugikan tubuh.
Awasi Faktor Penyebab Autoimun
Penyebab penyakit autoimun tak hanya melibatkan satu-dua hal saja. Pasalnya, ada beberapa kondisi yang bisa memicu penyakit ini. Misalnya:
-
Gender, wanita lebih rendah terserang penyakit autoimun ketimbang pria.
-
Riwayat keluarga, umumnya penyakit ini juga menyerang anggota keluarga yang lain.
-
Etnis, beberapa penyakit autoimun umumnya menyerang etnis tertentu, contoh diabetes tipe 1 yang umumnya menimpa orang Eropa, atau lupus yang terjadi pada etnis Afrika-Amerika dan Amerika latin.
-
Lingkungan, paparan lingkungan, seperti bahan kimia, cahaya matahari, dan infeksi virus serta bakteri.
Baca juga: 4 Komplikasi Akibat Lupus yang Harus Diperhatikan
Umur 40 Mesti Waspada
Sebenarnya, sistem imun seseorang bisa saja menurun lebih cepat dari semestinya. Tentunya hal ini disebabkan oleh pelbagai faktor. Melansir Daily Mail, ketika seseorang berada di usia 40 tahun ke atas, sistem kekebalan tubuh yang menua semakin tak mampu untuk menangkal penyakit. Sistem kekebalan tubuh ini hanya mampu bertahan dari penyakit yang sudah menyerang.
Contohnya, penelitian dari Austria menemukan bahwa efektivitas anti-tetanus akan menurun sejak usia 40 tahun. Bahkan, di usia 60 tahun, 16 persen dari mereka yang divaksinasi, tak lagi terlindungi.
Kata ahli dari Imperial College, London, United Kingdom, setelah usia mencapai 65 tahun, seseorang tidak mempunyai berbagai jenis sel yang dibutuhkan untuk melawan infeksi baru, sebab kualitas sel yang dimilikinya telah menurun.
Sel di sini, contohnya naive T-Cell (kelompok sel kekebalan). Biasanya, sel ini akan berkeliling dan memberi peringatan ketika mereka menemukan infeksi. Namun, ketika sel telah menua, sel yang akan terbentuk semakin sedikit. Kok bisa?
Nah, hal ini disebabkan karena kelenjar kecil di belakang tulang dada (thymus) tempat mereka berkembang, telah menyusut. Inilah yang membuat berkurangnya sistem ketahanan tubuh. Singkatnya, sistem imun jadi enggak efisien, terutama menghadapi virus baru.
Ternyata penyakit autoimun diketahui lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Sebagian besar kasusnya terjadi pada mereka di usia 20–40 tahun. Lho,kok bisa?
Penyakit autoimun sering kali berhubungan dengan hormonal, khususnya hormon estrogen. Nah, beruntunglah kaum adam, sebab pada dasarnya perempuan memang lebih banyak memiliki hormon estrogen dalam tubuhnya.
Hormon estrogen sendiri berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksi. Tak cuma itu, fungsinya mengatur fungsi organ dan sel, hingga mengatur perkembangan dan metabolisme.
Baca juga: 6 Jenis Penyakit yang Sering Menyerang Wanita
Banyak penyakit autoimun yang cenderung membaik atau memburuk seiring dengan fluktuasi hormon wanita. Misalnya, ketika mereka hamil, menggunakan kontrasepsi oral, ataupun sejalan dengan siklus menstruasi. Nah, hal inilah yang mengindikasikan kalau hormon seksual mungkin berperan dalam banyak penyakit autoimun.
Memiliki masalah pada penyakit autoimun? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!