Kenali Lebih Dekat Gejala Sindrom HELLP pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Kata siapa masalah kehamilan cuma berkaitan dengan morning sickness, nyeri punggung, sembelit, anemia, atau perubahan suasana hati saja? Sudah pernah mendengar sindrom HELLP? Waspada, sindrom yang satu ini bisa mengancam kehamilan bumil, lho.
Sindrom HELLP ini berkaitan dengan tiga hal. Pertama hemolisis (H), kerusakan atau hancurnya sel darah merah. Padahal, sel darah merah perannya vital, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kedua elevated liver enzymes (EL), peningkatan kadar enzim yang dihasilkan organ hati. Terakhir, low platelets count (LP), rendahnya trombosit atau keping darah.
Lantas, apa saja sih gejala sindrom HELLP yang bisa dialami bumil?
Baca juga: Ini 5 Hal yang Bisa Diketahui dari Kalkulator Kehamilan
Beragam Gejalanya, Mirip Preeklamsia
Pada kebanyakan kasus, gejala sindrom HELLP mirip dengan gejala pada pengidap preeklamsia atau eklampsia. Namun, gejala sindrom HELLP ini bisa berkembang seiring bergulirnya waktu.
Nah, berikut beberapa sindrom HELLP lainnya yang bisa dialami ibu hamil, yaitu:
- Sakit kepala;
- Mual, muntah, nyeri ulu hati setelah makan;
- Retensi cairan, pembengkakan tubuh seperti pada wajah atau kaki;
- Penambahan berat badan;
- Perasaan tidak nyaman dan nyeri pada bagian perut kanan atas karena pembesaran hati;
- Nyeri pada punggung saat menarik napas dalam;
- Penglihatan kabur;
- Sesak napas;
- Kejang, pada kasus yang berat;
- Mimisan atau pendarahan lain yang tak akan berhenti dengan mudah (jarang terjadi).
Baca juga: Darah Tinggi pada Ibu Hamil, Ini Cara Mengobatinya
Sebaiknya bumil jangan sekali-kali meremehkan sindrom HELLP, alasannya penyakit ini bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, segeralah temui dokter bilang mengalami gejala sindrom HELLP di atas. Ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Bukan Cuma Gegara Preeklamsia
Menurut para ahli di National Institutes of Health (NIH), sindrom ini terjadi pada 1-2 dari 1.000 kehamilan. Hal yang perlu digarisbawahi, risiko terjadinya sindrom HELLP bisa meningkat menjadi 10-20 persen, bila bumil mengalami preeklamsia atau eklamsia.
Masih menurut NIH, umumnya sindrom ini terjadi pada trimester tiga kehamilan, atau usia 26-40 minggu. Namun, dalam beberapa kasus sindrom HELLP ini juga bisa terjadi setelah bumil melahirkan.
Lantas, kondisi apa yang menyebabkan sindrom ini? Sayangnya, hingga kini penyebab pasti sindrom HELLP belum diketahui. Namun, ada dugaan sindrom ini dipicu oleh preeklamsia atau eklamsia di masa kehamilan.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Preeklamsia, Diduga Penyebab R.A. Kartini Wafat
Banyak wanita mengidap tekanan darah tinggi dan didiagnosis dengan preeklampsia, sebelum mereka mengalami sindrom HELLP. Namun, sindrom HELLP terkadang salah didiagnosis sebagai:
- Flu atau penyakit virus lainnya;
- Penyakit kantong empedu (Gallbladder disease);
- Hepatitis;
- Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP);
- Lupus flare;
- Thrombotic thrombocytopenic purpura.
Selain berkaitan dengan preeklamsia atau eklamsia, sindrom HELLP juga bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti:
- Penyakit diabetes;
- Mengidap penyakit ginjal;
- Hipertensi;
- Usia di atas 35 tahun;
- Riwayat sindrom HELPP pada kehamilan sebelumnya;
- Obesitas.
Sayangnya, belum ada cara pasti untuk mencegah sindrom HELLP. Oleh sebab itu, semua wanita hamil harus memulai perawatan prenatal sejak dini dan memeriksakan kandungannya secara rutin.
Nah, pemeriksaan kesehatan di rumah sakit pilihan kini akan lebih mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi sebelum pergi ke rumah sakit. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!