Kenali Lebih Dalam Mengenai Gangguan Seksual Pedofilia

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   23 Mei 2019
Kenali Lebih Dalam Mengenai Gangguan Seksual PedofiliaKenali Lebih Dalam Mengenai Gangguan Seksual Pedofilia

Halodoc, Jakarta – Pedofilia adalah gangguan yang membuat pengidapnya memiliki nafsu seksual pada remaja atau anak-anak berusia kurang dari 14 tahun. Pengidap pedofilia disebut dengan pedofil. Meski identik dengan pelecehan atau kekerasan seksual, sebenarnya tidak semua pengidap pedofilia melakukan hal serupa. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada pria.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Waspada, Pedofilia Mengincar Anak

Pedofilia biasanya terdeteksi setelah seseorang memasuki masa puber, ditandai dengan orientasi seksualnya yang terfokus pada anak-anak, bukan orang dewasa. Tak jarang para pedofil mengalami perasaan inferior, terisolasi, hingga depresi. Pasalnya hingga kini, masih ada stigma dan diskriminasi pada pedofil.

Mengapa Seseorang Menjadi Pedofil?

Penyebab pedofilia belum diketahui pasti, karena adanya perbedaan karakteristik dan latar belakang pada pedofil. Namun, pedofilia diduga terjadi karena faktor psikologi sosial, bukan biologis. Misalnya, akibat trauma seksual masa kecil atau latar belakang keluarga yang kurang baik. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab pedofilia adalah IQ rendah, kurangnya white matter pada otak, kurangnya testosteron, dan adanya masalah pada otak.

Pedofilia adalah gangguan seksual yang tergolong dalam penyakit kronis. Pengobatan difokuskan untuk mengubah perilaku pengidap dalam jangka panjang. Berupa tindakan observasi dan antisipasi dari tindakan kriminal. Pengidap dianjurkan untuk mengonsumsi obat pengurang libido, penurun kadar testosteron, atau penghambat serotonin. Diagnosis pedofilia dilakukan dengan scan MRI atau pemeriksaan lain yang bertujuan untuk memantau aktivitas otak.

Baca Juga: Ciri-Ciri Pengidap Pedofilia yang Perlu Diketahui

Bagaimana Melindungi Anak dari Pedofil?

Pedofilia yang disertai dengan gangguan kejiwaan lain, seperti skizofrenia dan distorsi kognitif, rentan membuat pengidapnya melakukan pelecehan dan kekerasan seksual pada anak yang diincarnya. Maka itu, penting bagi para orangtua untuk melindungi anak dari serangan pedofilia, yang keberadaannya bisa di mana saja. Berikut beberapa hal yang bisa ibu lakukan:

  • Selektif dalam memercayakan asuhan anak ke orang lain.

  • Kenalkan anggota tubuh dan beri edukasi Si Kecil tentang batasan orang lain dalam menyentuhnya, termasuk anggota keluarga. Jelaskan padanya ada bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain (kecuali orangtua), terutama yang berada di dalam baju dan celana. Sentuhan yang buruk di antaranya adalah menyentuh, mencium, atau interaksi lain yang tidak lazim.

  • Beri batasan Si Kecil dalam berinteraksi, terutama pada orang yang belum dikenal. Beritahu juga agar Si Kecil tidak boleh menerima makanan, minuman, atau barang dari orang yang tidak dikenal.

  • Ajari Si Kecil berteriak keras dan meminta tolong jika ada perilaku mencurigakan dari orang yang tidak dikenal. Misalnya, tiba-tiba ada orang yang mengajaknya ikut ke tempat gelap dan sepi. Hal ini membantu meningkatkan kewaspadaan Si Kecil terhadap lingkungan sekitar.

Baca Juga: Supaya Anak Tidak Jadi Pembully, Begini Cara Mendidiknya

Itulah gangguan seksual pedofilia yang perlu diwaspadai. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar gangguan seksual pedofilia, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!