Kenali Gejala 3 Ginjal Bocor yang Perlu Ditangani Dokter
“Ginjal bocor dapat menyebabkan banyak masalah jika dibiarkan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui beberapa gejalanya agar bisa didiagnosis secara dini. Nah, beberapa gejalanya juga perlu mendapatkan perhatian dokter saat terjadi.”
Halodoc, Jakarta – Banyak orang yang bertanya, apa benar jika ginjal bisa mengalami kebocoran? Faktanya, memang seseorang dapat mengalami gangguan berupa ginjal bocor yang ditandai dengan air kencing mengandung albumin yang berlebih. Saat terjadi, ada beberapa gejala yang ditimbulkan dan bahkan membutuhkan penanganan dokter. Ketahui beberapa gejalanya pada artikel berikut ini!
Gejala Ginjal Bocor yang Perlu Mendapatkan Perhatian Medis
Albumin adalah suatu protein yang umumnya ditemukan di dalam darah dan memang tubuh membutuhkan zat ini. Kandungan protein ini adalah nutrisi penting yang dapat membantu untuk membangun otot, memperbaiki jaringan, hingga melawan infeksi.
Namun, kandungan ini hanya diperbolehkan berada dalam darah, bukan pada urine. Jika ditemukan pada urine, maka kamu mengidap ginjal bocor, atau albuminuria.
Baca juga: Kenalan dengan Sindrom Nefrotik Akibat Ginjal Rusak
Lalu, bagaimana sih cara protein ini masuk ke dalam urine?
Protein masuk ke dalam urine jika ginjal tidak bekerja dengan baik. Biasanya, glomeruli yang merupakan lingkaran kecil kapiler di ginjal berfungsi untuk menyaring produk limbah dan kelebihan air dari darah. Lalu, jika protein yang lebih kecil menyelinap, tubulus akan menangkap kembali untuk menyimpannya. Namun, saat glomeruli atau tubulus rusak, penyerapan protein juga sulit dilakukan dan kelebihannya dapat mengalir ke urine.
Saat kamu mengidap ginjal bocor, mungkin saja hal ini menjadi pertanda awal dari penyakit ginjal. Maka dari itu, penting untuk mengetahui beberapa gejala dari ginjal bocor yang perlu mendapatkan perhatian medis agar penanganan dini dapat dilakukan.
Pada tahap awal terjadinya ginjal bocor biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Hal ini karena hanya sedikit protein yang masuk ke dalam urine. Namun, jika masalah ini terus terjadi dan tidak diobati, protein menjadi lebih banyak di dalam urine dan menimbulkan beberapa gejala. Nah, berikut beberapa gejala ginjal bocor yang perlu diperhatikan:
1. Urine berbusa
Gejala ginjal bocor yang paling umum terjadi adalah urine yang keluar berbusa atau berbuih. Alasan urine dapat mengeluarkan busa akibat tingginya protein yang terkandung di dalamnya disebabkan gangguan pada ginjal tersebut. Urine yang normal tidak berbuih karena kandungan protein yang minim atau bahkan tidak ada. Jika alami gangguan ini dalam waktu yang lama, ada baiknya melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Sindrom Nefrotik Akibatkan Gagal Ginjal Kronis, Ini Faktanya
2. Edema
Edema adalah masalah pada tubuh yang ditandai dengan kulit yang membengkak. Masalah ini terjadi disebabkan jumlah albumin yang rendah. Salah satu fungsi dari albumin adalah mempertahankan tekanan onkotik, yaitu kekuatan untuk menarik cairan ke dalam sirkulasi darah. Saat ini terjadi, cairan menumpuk di jaringan dan menyebabkan pembengkakan.
3. Kehilangan massa otot
Otot adalah sumber protein terbesar pada tubuh. Saat protein terus berkurang akibat ginjal bocor, tubuh akan mengambilnya dari otot agar fungsi tubuh tetap terjaga. Akibatnya, kekurangan protein dapat menyebabkan pengecilan otot lama-kelamaan. Jika kamu merasakan massa otot terus menurun, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri.
Untuk mencegah segala komplikasi yang dapat disebabkan oleh ginjal bocor, kamu perlu melakukan pemeriksaan urine secara rutin. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan untuk pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan di beberapa rumah sakit yang telah bekerja sama. Untuk menikmati kemudahan ini, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!
Baca juga: 6 Jenis Olahraga untuk Pengidap Sakit Ginjal
Sekarang kamu tahu apa saja gejala dari ginjal bocor yang perlu mendapatkan perhatian oleh dokter. Kesimpulannya, jika kamu mengalami salah satu gejala ini, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan medis. Semakin dini penyakit ini terdeteksi, semakin mudah penanganannya dan timbulnya risiko komplikasi pun bisa dicegah.