Kenali Ciri-ciri Miom & Ketahui Bahayanya
Halodoc, Jakarta – Bagi para wanita, jangan sepelekan gangguan menstruasi yang dialami setiap bulannya. Gangguan menstruasi menjadi tanda munculnya miom pada dinding rahim. Miom, yang dikenal dengan mioma uteri adalah tumor jinak yang terdapat pada dinding rahim. Meskipun jinak, tumor pada dinding rahim dapat tumbuh besar hingga membuat pengidapnya mengalami nyeri dan gangguan menstruasi.
Baca juga: Kaum Hawa Perlu Tahu Jenis-jenis Miom di Rahim
Miom yang tidak diatasi dengan baik dapat membuat wanita sulit hamil. Jika menyerang wanita hamil, maka kondisi ini dapat membahayakan kandungannya. Sayangnya, gejala yang ditimbulkan penyakit ini tidak terlalu jelas, sehingga wanita sering tidak menyadari munculnya miom dalam tubuhnya.
Gejala Miom yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari UCLA Health, miom yang dialami para wanita umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Cukup jarang kasus miom terjadi yang disebabkan oleh faktor makanan yang dikonsumsi maupun faktor dari luar lainnya. Kondisi miom tidak menimbulkan gejala awal. Namun, ketika miom sudah berkembang membesar, pengidap miom mengalami gejala yang harus diwaspadai.
Wanita yang memiliki miom mengalami kondisi siklus menstruasi yang tidak teratur dan mengalami perdarahan menjadi lebih banyak serta siklus menstruasi lebih panjang. Jika kamu merasakan sakit yang berlebihan ketika menstruasi dan darah yang dikeluarkan berwarna hitam pekat, hal itu bisa menandakan adanya penyakit miom.
Selain itu, sama seperti organ tubuh lainnya, miom juga membutuhkan darah dan oksigen untuk dapat bertahan. Ketika ukuran miom semakin membesar, pembuluh darah tidak bisa lagi memberikan darah dan oksigen yang dibutuhkannya, sehingga akan timbul rasa sakit di daerah perut atau punggung bawah.
Melansir dari National Health Service UK, miom yang membesar dapat sebabkan nyeri saat berhubungan intim. Para wanita sebaiknya perhatikan ukuran miom yang semakin membesar akan menekan rahim, sehingga saat berhubungan intim, rahim dapat berkontraksi dan menimbulkan rasa sakit. Pendarahan juga bisa terjadi setelah berhubungan intim akibat tekanan miom.
Baca juga: Perokok Aktif Berisiko Terkena Mioma Uteri, Ini Faktanya
Dilansir dari UCSF Health, miom yang membesar dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil. Hal ini disebabkan letak rahim wanita tepat berada di bagian bawah kandung kemih. Jika miom membesar, maka kandung kemih ikut tertekan, sehingga menyebabkan pengidapnya sering buang air kecil. Tidak hanya menggencet kandung kemih, ukuran miom yang membesar berpengaruh terhadap usus besar, sehingga menyebabkan susah buang air besar atau sembelit.
Untuk memastikan gangguan-gangguan kesehatan yang kamu alami adalah ciri-ciri adanya penyakit miom, kamu bisa memeriksakan diri ke dokter dan menjalani ultrasonografi (USG). Buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc agar penanganan akan lebih cepat untuk dilakukan.
Bahaya Miom yang Tidak Diatasi dengan Baik
Sebaiknya, ketahui dampak yang disebabkan oleh miom berikut ini, yaitu:
-
Menurunkan Peluang Hamil
Jika miom tumbuh di saluran leher rahim, maka leher rahim menjadi sempit dan menghambat masuknya sperma ke rahim, sehingga sulit terjadi pembuahan. Jadi, miom harus dihilangkan dulu agar dapat hamil. Miom yang tumbuh di dinding rahim juga dapat menghambat penanaman atau implantasi sel telur yang telah dibuahi di sana.
-
Dapat Menyebabkan Keguguran
Jika miom terjadi pada ibu hamil yang usia kandungannya masih berada di trimester pertama, maka ibu berisiko mengalami keguguran. Hal itu disebabkan karena miom membesar dan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim.
Jika usia kehamilan terus bertambah, miom dapat mendesak janin sampai plasenta previa, yaitu plasenta yang tumbuh di bawah rahim dapat menyebabkan pendarahan.
Baca juga: Lebih Bahaya Mana, Miom atau Kista?
Jika tidak timbul gejala, miom tidak memerlukan pengobatan khusus, karena miom dapat mengecil dan bahkan menghilang dengan sendirinya setelah masa menopause. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan seperti ciri-ciri miom, maka pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan pengobatan perlu dilakukan.