Kenali Berbagai Jenis Buta Warna Parsial
Halodoc, Jakarta - Salah satu syarat untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi adalah tidak mengidap buta warna. Hal tersebut karena pengidapnya akan kesulitan untuk membedakan warna dari rambu-rambu lalu lintas yang terbilang sangat penting untuk dipahami. Namun, bagaimana dengan seseorang yang mengidap buta warna parsial?
Memang, pada umumnya seseorang yang mengalami buta warna tidak sepenuhnya kesulitan melihat semua warna, tetapi hanya sebagian. Hal tersebut disebut juga dengan buta warna parsial. Pengidap akan memiliki persepsi warna yang berbeda dengan orang lainnya. Selain itu, terdapat beberapa klasifikasi dari pengidap buta warna parsial. Berikut penjelasannya!
Baca juga: Ini Penjelasan tentang Buta Warna Parsial
Jenis-Jenis Buta Warna Parsial
Buta warna atau defisiensi penglihatan warna adalah kondisi genetik yang terjadi disebabkan oleh gen resesif pada kromosom X, tetapi juga dapat disebabkan hal lainnya. Gangguan ini lebih berisiko terhadap pria dibandingkan dengan wanita. Faktanya, buta warna sama sekali tidak termasuk kebutaan, tetapi menurunnya kemampuan dalam melihat warna.
Mata setiap orang memiliki retina yang berguna untuk menangkap cahaya terbagi menjadi dua, yaitu sel kerucut dan sel batang. Seseorang yang mengalami buta warna, sel kerucutnya kesulitan membedakan 3 warna dasar. Beberapa warna dasar tersebut adalah merah, biru, dan hijau. Pada kebanyakan kasus, gangguan mata untuk melihat warna merah-hijau adalah kelainan yang paling umum.
Selain itu, buta warna parsial terbagi dalam beberapa klasifikasi gangguan. Setiap jenis gangguan tersebut memiliki penyebab yang berbeda, dan penanganannya juga akan berbeda. Maka dari itu, penting untuk mengetahui beberapa jenis dari buta warna parsial. Berikut beberapa klasifikasinya:
-
Buta Warna Protan
Salah satu jenis buta warna yang dapat terjadi adalah protan. Gangguan ini terjadi akibat sel kerucut pada mata yang berhubungan dengan warna merah. Pengidap gangguan ini, sensitivitas dari spektra L-cone mengalami pergeseran ke gelombang yang lebih pendek. Akhirnya, mata tidak menerima cukup warna merah dan menerima lebih banyak warna hijau. Diperkirakan sekitar 25 persen orang yang mengidap buta warna mengalami jenis ini.
Pengidap gangguan ini akan kesulitan untuk membedakan warna hijau, kuning, jingga, merah, dan cokelat, sehingga menganggapnya warna yang sama. Terlebih lagi jika melihatnya dalam cahaya yang rendah. Orang ini akan sulit membedakan warna ungu dengan biru dan melihat warna pink sebagai abu-abu. Selain itu, warna merah yang dilihatnya akan lebih gelap dari biasanya.
Baca juga: Hal yang Dirasakan Pengidap Buta Warna Parsial
-
Buta Warna Deutan
Buta warna jenis lainnya yang dapat terjadi adalah deutan. Gangguan ini berhubungan dengan sel kerucut jenis M, yaitu Medium Wavelength Light yang berhubungan dengan warna hijau. Pergeseran spektrum medium ke arah panjang menyebabkan orang yang mengidapnya menerima terlalu banyak warna merah dan kekurangan warna hijau.
Pengidap buta warna parsial jenis ini dapat kesulitan membedakan antara warna hijau, kuning, biru, hingga ungu. Gejala umum lainnya adalah warna hijau akan terlihat sangat pucat atau bahkan menjadi putih. Selain itu, kesulitan membedakan warna tersebut juga dapat terjadi antara merah muda dan abu-abu, terutama jika warna merah muda mirip dengan ungu muda.
Itulah beberapa jenis buta warna parsial yang dapat terjadi pada mata. Penting untuk mengetahui gangguan tersebut secara dini agar dapat diobati secepat mungkin agar penglihatan menjadi lebih baik. Selain itu, penting juga untuk memastikan kesehatan mata kamu kepada dokter ahli mata.
Baca juga: Cara untuk Deteksi Buta Warna Parsial
Kamu juga dapat bertanya pada dokter dari Halodoc terkait beberapa jenis dari buta warna parsial yang dapat terjadi. Caranya mudah sekali, kamu cukup download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan sehari-hari!