Kenali Alergi Susu yang Rentan Terjadi pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 April 2021
Kenali Alergi Susu yang Rentan Terjadi pada AnakKenali Alergi Susu yang Rentan Terjadi pada Anak

Halodoc, Jakarta - Tidak berbeda dengan jenis alergi lainnya, alergi susu juga terjadi akibat respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, dalam hal ini susu atau produk olahan susu lainnya. Kasus alergi susu lebih sering terjadi pada anak-anak, sering kali sebelum usia 16 tahun dengan gejala dan intensitas kemunculan yang bervariasi.

Mengenali Gejala Alergi Susu

Gejala alergi susu dapat muncul dalam hitungan menit, jam, hingga hari. Tingkat keparahannya beragam, tergantung pada jumlah susu yang dikonsumsi dan kondisi kesehatan pengidapnya. Namun secara umum, alergi susu ditandai ruam kemerahan dan terjadi pembengkakan di area mulut (termasuk bibir dan lidah), muntah, batuk, sesak napas, mengi (bunyi melengking saat bernapas), dan diare. Gejala lain yang mungkin terjadi beberapa hari setelah mengonsumsi susu dan produk olahannya adalah mata berair, pilek, eksim, kram perut, dan kolik.

Baca Juga: Yang Terjadi pada Si Kecil ketika Alergi Susu

Sementara itu, pada kasus yang parah, alergi susu bisa mengakibatkan syok anafilaktik yang meningkatkan risiko kematian. Syok anafilaktik akan membuat saluran napas menyempit dan menghambat pernapasan sehingga perlu dilakukan penanganan medis segera. Gejala syok anafilaktik berupa wajah memerah, gatal di seluruh tubuh, sesak napas, dan turunnya tekanan darah secara drastis.

Jangan Anggap Sepele Alergi Susu

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti menanyakan gejala dan riwayat makanan maupun minuman yang dikonsumsi guna mendapatkan diagnosis yang akurat. Jika memang diperlukan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan tes kulit. Pemeriksaan darah berfungsi mengukur jumlah antibodi immunoglobulin E (IgE) yang dihasilkan tubuh, sedangkan tes kulit dilakukan untuk membantu diagnosis alergi susu.

Setelah diagnosis ditetapkan, alergi susu diobati dengan menghindari asupan yang mengandung protein susu dan mengonsumsi obat antihistamin. Obat ini berfungsi untuk meredakan gejala dan mengurangi ketidaknyamanan saat reaksi alergi muncul. Apabila alergi susu terjadi pada anak, ibu bisa mengatasinya dengan pemberian ASI, susu kacang kedelai, atau susu yang mengandung zat hipoalergenik. Jika terjadi syok anafilaktik, alergi susu ditangani dengan pemberian suntikan adrenalin (epinefrin).

Mencegah Alergi Susu

Pencegahan terbaik dari alergi susu adalah menghindari konsumsi susu dan semua produk olahannya. Jadi, pastikan kamu sudah membaca label yang ada pada kemasan produk dengan teliti sebelum membeli, mengonsumsi, atau menggunakan makanan maupun minuman tertentu. Beberapa produk yang mengandung protein susu, antara lain susu sapi asli, mentega, yoghurt, puding, es krim, keju, cokelat, karamel, dan suplemen whey.

Saat makan di luar rumah, kamu dianjurkan bertanya pada pelayan mengenai bahan dan detail pengolahan makanan sebelum memesan atau mengonsumsinya. Sementara itu, guna mengantisipasi terjadinya syok anafilaktik akibat alergi susu, bawalah suntikan adrenalin. 

Baca Juga: Alergi Susu Bisakah Disembuhkan?

Tanpa adanya penanganan, alergi susu juga bisa memicu terjadinya serangkaian komplikasi kesehatan. Komplikasi yang rentan terjadi pada pengidap alergi susu adalah rinitis alergi dan alergi makanan (seperti telur, kacang-kacangan, kedelai, dan daging hewan).

Jadi, jangan pernah meremehkan alergi jika kamu mengalaminya atau memiliki riwayat penyakit ini. Tanyakan pada dokter bagaimana penanganan yang bisa dilakukan sehingga komplikasi bisa dihindari. Agar lebih mudah, pakai aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter atau membuat janji jika harus berobat ke rumah sakit terdekat. Kalau belum punya aplikasinya, segera download, ya!

Referensi:
National Health Services. Diakses pada 2021. What Should I Do If I Think My Baby Is Allergic or Intolerant to Cows' Milk?
Kids Health. Diakses pada 2021. Milk Allergy in Infants.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Milk Allergy.