Kenali 6 Penyebab Fimosis, Gangguan pada Organ Pria
Halodoc, Jakarta – Tidak ada salahnya untuk memastikan kondisi kesehatan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan khususnya pada bagian yang cukup vital seperti penis. Nyatanya, seorang bayi laki-laki dapat mengalami kelainan pada bagian penis yang dikenal dengan penyakit fimosis.
Baca juga: Anak Sulit Buang Air Kecil, Hati-Hati Fimosis
Penyakit fimosis adalah kondisi ketika kulup penis menempel pada kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali pada posisi semula. Tidak hanya pada bayi, fimosis dapat dialami oleh anak laki-laki yang memiliki usia dibawah 5 tahun, remaja hingga dewasa. Pada orang dewasa, kondisi fimosis dapat menyebabkan gangguan ketika melakukan hubungan seksual.
Ketahui Lebih Banyak Mengenai Penyakit Fimosis
Pada orang dewasa, umumnya kondisi ini sering terjadi pada laki-laki dewasa yang tidak melakukan kegiatan sunat. Tidak hanya menjalani tradisi dan budaya, sunat memiliki banyak manfaat untuk kesehatan laki-laki, salah satunya adalah menghindari penyakit fimosis.
Sedangkan pada bayi, penyakit fimosis disebabkan faktor bawaan sejak dalam kandungan. Fimosis yang terjadi pada bayi umumnya tidak memerlukan penanganan khusus, karena kondisi fimosis dapat membaik sesuai perkembangan dan pertumbuhan anak. Hindari menarik paksa bagian kulup yang melekat pada kepala penis, kondisi ini menyebabkan luka dan peradangan pada bagian penis bayi.
Meskipun tidak memerlukan penanganan khusus, fimosis pada bayi tidak boleh dianggap remeh. Kondisi ini menyebabkan gangguan yang serius dan kondisi peradangan pada kepala penis atau balanitis.
Baca juga: Ini Bedanya Fimosis dan Parafimosis yang Perlu Diketahui
Ada beberapa penyebab umum yang menyebabkan seseorang rentan mengalami kondisi fimosis, yaitu:
-
Seseorang yang tidak disunat nyatanya lebih rentan mengalami kondisi fimosis.
-
Laki-laki yang memiliki penyakit diabetes juga rentan mengalami fimosis. Tidak ada salahnya untuk mengonsumsi makanan sehat dan rutin cek gula darah untuk mengontrol kondisi kesehatan kamu.
-
Bayi laki-laki yang sering mengalami ruam popok rentan mengalami kondisi fimosis. Jaga kebersihan bayi dengan rajin untuk mengganti popok apalagi jika anak melakukan buang air besar dalam popok.
-
Kondisi infeksi pada sekitar kulup penis menyebabkan munculnya jaringan parut. Jaringan parut membuat keelastisitasan kulit berkurang dan menyebabkan fimosis.
-
Penuaan yang terjadi pada seorang pria menyebabkan penurunan kolagen dalam tubuh sehingga kulit tidak elastis dan menyebabkan kulup sulit ditarik.
-
Penumpukan smegma menyebabkan fimosis. Smegma terbentuk dari jaringan kulit mati yang ada di sekitar penis dan bagian dalam dari ujung kulit penis. Jaga kebersihan diri dan organ vital agar terhindar dari masalah gangguan kesehatan. Sebaliknya, fimosis juga dapat menyebabkan penumpukan smegma karena sulit dibersihkan.
Pada bayi laki-laki, kondisi fimosis dapat membaik dengan sendirinya. Jika kondisi ini membutuhkan perawatan dan pengobatan, biasanya dokter memberikan krim kortikosteroid. Krim kortikosteroid dioleskan pada bagian ujung penis yang berfungsi untuk mengendurkan kulit yang menempel pada kepala penis. Selain itu, sunat menjadi pengobatan terbaik untuk kondisi fimosis.
Tidak ada salahnya untuk menggunakan aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada dokter mengenai kondisi serta penanganan yang baik dilakukan untuk mengatasi fimosis pada bayi. Sedangkan fimosis pada orang dewasa diatasi dengan menjaga kebersihan bagian vital. Peradangan atau infeksi yang terjadi sebaiknya segera diatasi karena fimosis menyebabkan gangguan ketika melakukan hubungan seksual serta kesulitan berkemih.
Baca juga: Rentan Dialami Si Kecil, Inilah Cara Mengatasi Fimosis
Lakukan gaya hidup yang sehat seperti berolahraga dan menghindari konsumsi alkohol serta paparan asap rokok secara langsung. Kamu juga bisa hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!