Kenali 5 Jenis Epidermolisis Bulosa yang Menyerang Kulit
Halodoc, Jakarta – Epidermolisis Bulosa (EB) adalah penyakit kulit yang terjadi karena faktor genetik alias keturunan. Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi rapuh dan mudah melepuh. Bahkan, lepuhan bisa terjadi akibat cedera ringan, paparan cuaca panas, hingga gesekan atau sekadar garukan. Jika dilihat dari penyebabnya, epidermolisis bulosa dibagi menjadi beberapa jenis.
Lepuhan pada kulit biasanya dilihat sejak seseorang baru dilahirkan, tetapi bisa juga muncul pada masa remaja atau awal dewasa. Epidermolisis bulosa (EB) merupakan jenis penyakit keturunan yang terdiri dari berbagai klasifikasi yang bergantung pada lokasi lapisan kulit yang melepuh. Kondisi ini bisa terjadi pada lapisan terluar kulit (epidermis), lapisan bawah (dermis), atau di area pertemuan antara epidermis dan dermis, yaitu area membrane basal.
Baca juga: Kulit Sering Melepuh Bisa Jadi Epidermolisis Bulosa
Jenis Epidermolisis Bulosa yang Perlu Diketahui
Epidermolisis bulosa adalah penyakit yang diturunkan secara genetik. Ada beragam jenis epidermolisis bulosa yang perlu diketahui, di antaranya:
1.Epidermolisis Bulosa Simpleks
Epidermolisis bulosa simpleks terjadi karena ada mutasi pada gen yang terkait dengan pembentukan keratin. Keratin tersebut merupakan jenis protein yang memengaruhi kekuatan dan elastisitas lapisan kulit terluar atau epidermis. Saat terjadi mutasi, epidermis menjadi tidak sempurna sehingga mudah rusak dan luka. Jenis epidermolisis bulosa yang satu ini merupakan jenis yang paling ringan.
2.Epidermolisis Bulosa Distropik
Pada kondisi ini, mutasi terjadi pada gen yang terkait dengan pembentukan kolagen. Mutasi yang terjadi pada gen ini menyebabkan gangguan pada pembentukan kolagen yang bisa mengakibatkan lapisan epidermis dan dermis tidak terhubung.
3.Epidermolisis Bulosa Junctional
Kondisi ini termasuk jenis epidermolisis bulosa yang paling parah. Penyakit ini bisa terjadi ketika lahir atau beberapa saat setelah lahir. Lepuhan pada penyakit ini menyerang membran basal, yaitu area di antara lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kabar buruknya, kondisi ini tergolong parah dan bisa menyebabkan bayi mengalami hal buruk, bahkan kehilangan nyawa.
4.Sindrom Kindler
Sindrom kindler tergolong jarang terjadi. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya memiliki lapisan dermis dan epidermis tidak terhubung. Sindrom ini menyebabkan perubahan warna pada kulit yang terpapar sinar matahari dan umumnya muncul ketika lahir atau tidak lama sesudah dilahirkan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker kulit yang terbentuk di sel skuamosa.
5.Epidermolisis Bulosa Acquisita
Jenis epidermolisis bulosa yang satu ini berbeda dengan tipe yang lainnya. Epidermolisis bulosa acquisita merupakan penyakit autoimun dan tergolong jarang terjadi. Epidermolisis ini umumnya berkembang pada usia 30–40 tahun. Kulit melepuh pada kondisi ini biasanya muncul di tangan, kaki, membran mukosa, atau lapisan kulit dalam.
Baca juga: Apakah Epidermolisis Bulosa Bisa Disembuhkan?
Cari tahu lebih lanjut seputar epidermolisis bulosa dan apa saja jenisnya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
American Academy of Dermatology. Diakses pada 2020. Epidermolysis Bullosa.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Epidermolysis Bullosa.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Epidermolysis Bullosa.
Web MD. Diakses pada 2020. Epidermolysis Bullosa.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan