Kenalan dengan Proses Spermatogenesis pada Tubuh
“Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma agar bisa digunakan dalam pembuahan guna mendapatkan kehamilan. Proses ini bermula dari spermatogonium - spermatid - spermatozoa.”
Halodoc, Jakarta – Sperma adalah salah satu bagian dari air mani yang berguna untuk mendapatkan proses pembuahan untuk kehamilan. Agar kemungkinan terjadinya kehamilan lebih tinggi, sperma yang dihasilkan tentu harus berkualitas.
Ada banyak hal yang dapat memengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan, salah satunya adalah proses spermatogenesis. Jika selama proses ini mengalami gangguan, pembentukan dan pematangan sel sperma dalam pembuahan tentu tidak maksimal.
Maka dari itu, perlu tahu proses spermatogenesis di dalam tubuh, agar tujuan untuk mendapatkan kehamilan bisa dimaksimalkan.
Spermatogenesis, Proses Pembentukan Sperma di dalam Tubuh
Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan sel sperma yang terjadi pada testis. Ini berasal dari kata spermato yang berarti benih dan genesis yang artinya proses pembentukan. Nah, proses ini membentuk sperma agar bisa melakukan pembuahan pada sel telur.
Untuk penjelasan ilmiahnya, proses ini terjadi pada gonad jantan yang bereproduksi secara seksual. Pada sel germinal jantan yang tidak berdiferensiasi dapat berkembang menjadi spermatosit, akhirnya menjadi spermatozoa atau sperma.
Spermatozoa sendiri adalah gamet jantang dewasa yang diproduksi secara seksual. Pembentukan sperma umumnya di tubulus seminiferus testis melalui beberapa tahap, diikuti oleh pematangan di epididimis. Akhirnya, siap dihasilkan sebagai air mani saat hubungan seksual dilakukan.
Proses spermatogenesis mulai terjadi saat memasuki pubertas dan berakhir saat tubuh alami kematian. Namun, jumlah sperma terus menurun secara bertahap sejalan dengan pertambahan usia, sehingga membuat seseorang berisiko alami infertilitas saat semakin tua.
Untuk proses ini, terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
- Tahap 1: Spermatogonium diploid bereplikasi secara mitosis pada interfase sebelum meiosis 1, guna membentuk 46 pasang kromatid yang bersaudara.
- Tahap 2: Kromatid bertukar informasi genetik melalui proses sinapsis, sebelum membelah melalui meiosis menjadi spermatosit haploid.
- Tahap 3: Pada pembelahan meiosis kedua, dua sel anak baru membelah diri menjadi empat spermatid, dengan kromosom unik yang jumlahnya setengah dari spermatogonium asli.
- Tahap 4: Sel-sel ini sekarang bergerak melalui lumen testis ke epididimis, lalu menjadi empat sel sperma. Difasilitasi oleh testosteron, sel tersebut dapat menumbuhkan mikrotubulus pada sentriol, membentuk aksonem, serta membuat ekor sperma.
Penting untuk dicatat jika setiap pembelahan, sel-sel tersebut selalu melekat satu sama lain, sehingga matang dalam waktu bersamaan. Beberapa spermatogonia mereplikasi diri sendiri, guna memastikan pasokan sperma tidak habis.
Pada seluruh proses ini, sel spermatogenik berinteraksi dengan sel sertoli, guna memberikan nutrisi dan dukungan struktural, agar sperma yang dihasilkan dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Itulah proses spermatogenesis, pembentukan sperma agar dapat membuahi sel telur, sehingga kehamilan bisa terwujud. Proses ini perlu dijaga kelangsungannya dengan cara mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, serta menjaga area selangkangan agar tidak alami inflamasi.
Jika memiliki pertanyaan terkait proses spermatogenesis, fitur tanya dokter dari Halodoc bisa digunakan untuk mendapatkan jawaban langsung dari ahlinya. Dengan download aplikasi Halodoc, kemudahan dalam berinteraksi dengan ahli medis bisa dilakukan kapan dan dimana saja, cukup menggunakan smartphone di tangan!