Kenalan dengan Mekonium, Pup Janin di Dalam Rahim
Halodoc, Jakarta - Mekonium adalah feses atau pup berwarna hijau tua yang diproduksi di usus janin sebelum lahir. Sebelum melahirkan, bayi yang baru lahir akan mengeluarkan kotoran mekonium selama beberapa hari pertama kehidupannya. Stres yang dialami bayi sebelum atau selama kelahiran dapat menyebabkan bayi mengeluarkan mekonium saat masih di dalam rahim. Kotoran mekonium kemudian bercampur dengan cairan ketuban yang mengelilingi janin.
Hal yang perlu diwaspadai adalah jika bayi menghirup campuran mekonium dan cairan ketuban ke dalam paru-paru sesaat sebelum, selama, atau setelah lahir. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom aspirasi mekonium. Meskipun sindrom tersebut tidak mengancam jiwa, namun dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang signifikan pada bayi baru lahir.
Baca juga: Bahaya Air Ketuban yang Tertelan Oleh Bayi dalam Kandungan
Mekonium sebagai Feses Pertama Bayi
Selama berada 9 bulan di dalam kandungan, bayi dapat buang air kecil untuk mengeluarkan berbagai kotoran dari asupan yang ia cerna. Urine bayi akan dikelola dan dikeluarkan secara alami oleh plasenta. Hanya saja, ada kalanya bayi buang air besar atau mengeluarkan feses sebelum terlahir. Kotoran pertamanya ini yang sering disebut mekonium.
Mekonium terdiri dari beberapa hal, seperti cairan ketuban, sel usus, lendir, empedu, air, dan lanugo (rambut halus janin). Namun, biasanya kotoran yang dihasilkan janin tidak selalu berbentuk feses. Bentuknya tampak seperti tar, yaitu cairan lengket, kental, dan memiliki warna hijau kehitaman.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui Seputar Air Ketuban selama Kehamilan
Mekonium dapat terbentuk dari bahan buangan lain, seperti obat-obatan. Dokter biasanya juga sering memeriksa mekonium, untuk mengetahui apakan bayi sempat terpapar obat-obatan tertentu saat masih dalam kandungan. Mekonium mulai terbentuk saat janin berusia 12 minggu. Namun, biasanya belum akan dikeluarkan hingga bayi lahir.
Hampir semua bayi mengeluarkan mekonium dalam kurun waktu 12-48 jam setelah ia lahir. Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika beberapa bayi mengeluarkan mekonium saat masih dalam rahim. Hal ini yang menyebabkan terjadinya sindrom aspirasi mekonium.
Waspada Sindrom Aspirasi Mekonium Sebelum Kelahiran Bayi
Sindrom aspirasi mekonium dapat terjadi ketika bayi baru lahir menghirup campuran cairan ketuban dan mekonium. Mekonium adalah feses janin berwarna hijau tua yang terdiri dari bahan-bahan yang dicerna janin saat berada di dalam rahim.
Umumnya, mekonium keluar dari tubuh bayi baru lahir sebagai tinja pertamanya. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan mekonium keluar bercampur air ketuban, sebelum bayi dilahirkan.
Jika bayi menghirup ketuban yang bercampur dengan mekonium saat masih di dalam rahim, zat tersebut dapat mencapai paru-paru, menghalangi saluran udara. Kondisi bayi bisa menjadi parah dan menyebabkan sebagian paru-paru kolaps. Gejala yang dapat terlihat, yaitu bayi kesulitan bernapas dan kulit bayi berwarna kebiruan.
Baca juga: Ibu, Ketahui 4 Gejala Gawat Janin yang Harus Ditangani
Sebenarnya komplikasi ini jarang terjadi. Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom aspirasi mekonium, yaitu:
- Stres pada janin akibat kekurangan darah atau oksigen. Masalah plasenta juga dapat memicu hal ini.
- Bayi belum juga lahir meski sudah melewati HPL (hari perkiraan lahir).
- Persalinan yang lama dan sulit.
- Terdapat masalah pada ibu, seperti tekanan darah tinggi atau penyakit lainnya.
- Ibu yang merokok saat hamil.
- Buruknya perkembangan intrauterin.
Itulah yang perlu ibu ketahui mengenai mekonium. Untuk dapat selalu mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan, sebaiknya ibu selalu melakukan kontrol kandungan secara rutin. Jika terjadi masalah pada kandungan secara mendadak dan belum sempat ke rumah sakit, segeralah bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan sara penanganan segera untuk sementara. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi: