Halodoc, Jakarta – Psoriasis adalah peradangan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, menebal, gatal dan mudah mengelupas. Kondisi ini termasuk penyakit autoimun yang membuat sel-sel kekebalan tubuh justru menyerang sel yang sehat. Masalah kulit tersebut bisa menimpa siapapun, tetapi perokok adalah kelompok yang paling rentan. 

Melansir dari WebMD, telah banyak penelitian yang mengemukakan kalau merokok meningkatkan risiko psoriasis. Salah satu studi mengungkapkan jika perokok jangka panjang berpeluang dua kali  lebih besar mengidap penyakit ini daripada yang bukan perokok. 

Benarkah Merokok Memperparah Psoriasis?

Bagi seseorang yang telah mengidap psoriasis, tentu saja merokok bisa memperparahnya. Bahkan, merokok dapat menyulitkan dokter untuk mengobati kondisi tersebut. Satu studi menemukan bahwa perokok yang mengidap kondisi ini butuh perawatan yang lebih besar dan lebih intens. 

Merokok dapat memicu stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara jumlah antioksidan dan radikal bebas dalam tubuh. Kemudian, kandungan nikotin pada rokok mulai memicu reaksi pelepasan sitokin dalam tubuh. Pelepasan sitokin tersebut dapat menyasar sel-sel sehat sehingga terjadi psoriasis. 

Peradangan pada tubuh akibat psoriasis kemudian menyebabkan sel-sel kulit tumbuh lebih cepat. Ketika sel baru ini terus diproduksi, lama kelamaan mulai menumpuk sehingga menciptakan tekstur bersisik pada kulit. Jika tubuh mulai kewalahan akibat banyaknya jumlah radikal bebas, kerusakan sel dan peradangan parah bisa tak terhindari.

Selain itu, merokok juga bisa merusak kerja sel yang dibantu oleh sitokin. Akibatnya, kerusakan tersebut memicu respon imun yang menyebabkan psoriasis. Bagi seseorang yang punya riwayat keluarga dengan psoriasis, peluangnya akan semakin besar. Pasalnya, merokok bisa mengaktifkan gen psoriasis yang diturunkan dari keluarga. 

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Sebelum mengobatinya, dokter akan bertanya seputar gejala dan riwayat penyakit serta memeriksa fisik untuk memastikan diagnosis. Setelah itu, dokter biasanya menyarankan tes biopsi dengan mengambil sampel jaringan kulit untuk diperiksa di laboratorium.

Pengobatannya disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan. Meski begitu, kondisi ini umumnya ditangani dengan obat oles, obat krim atau terapi cahaya. Jika tingkat keparahannya cukup tinggi, dokter perlu meresepkan obat lain yang lebih efekti. Obat-obatan ini diminum atau diberikan melalui suntikan dan infus. 

Apakah Kondisi Ini Bisa Dicegah?

Meski tergolong dalam penyakit autoimun, psoriasis sebenarnya bisa dicegah. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah peradangan kulit, yaitu:

• Rajin mandi minimal dua kali sehari.
• Gunakan pelembap agar kulit tidak kering.
• Berjemur di bawah sinar matahari juga baik untuk kulit, tetapi jangan terlalu lama.
• Mengelola stres. 
• Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. 
• Berhenti merokok. 
• Konsumsi makanan sehat. 
• Selalu oleskan tabir surya saat harus beraktivitas di luar ruangan atau di bawah sinar matahari langsung.

Jangan pernah sepelekan kondisi ini. Perawatan yang tidak tepat bisa menimbulkan risiko komplikasi. Komplikasi yang patut diwaspadai, contohnya psoriasis arthritis, hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, perubahan warna kulit, penyakit autoimun sampai gangguan mental.

Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2022. The Link Between Psoriasis and Smoking.

Medical News Today. Diakses pada 2022. Everything you need to know about psoriasis and smoking.