Kateterisasi Jantung dan Otak, Apakah Ada Risikonya?
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar prosedur kateterisasi jantung dan otak? Tindakan medis ini dilakukan guna mengetahui kondisi kesehatan organ jantung dan otak seseorang. Bukan hanya itu, prosedur kateterisasi juga dilakukan guna menentukan langkah pengobatan yang tepat.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Kateterisasi Jantung dan Otak Dilakukan?
Pada organ jantung, kateterisasi dilakukan jika mereka mengeluhkan adanya sakit pada dada. Hal ini merupakan gejala dari penyakit jantung koroner. Sedangkan pada otak, kateterisasi dilakukan dengan membuka dan melebarkan pembuluh darah pada otak yang mengalami penyempitan atau penyumbatan.
Kateterisasi sendiri dilakukan dengan alat bernama kateter yang berupa selang elastis yang dimasukkan melalui pembuluh darah. Selang ini dapat bergerak secara otomatis di dalam pembuluh darah menuju organ tubuh yang bermasalah. Adakah risiko dalam melakukan kateterisasi jantung dan otak?
Baca juga: Alasan Pengidap Penyakit Jantung Membutuhkan Pemeriksaan Treadmil
Kateterisasi Jantung dan Otak, Ini Risiko yang Bisa Saja Terjadi
Prosedur kateterisasi yang dilakukan dinilai sangat aman, sehingga jarang menimbulkan komplikasi bagi pesertanya. Namun, risiko akan lebih besar dialami oleh mereka yang tengah mengidap penyakit diabetes atau ginjal. Tak hanya itu, seorang lansia yang menjalani prosedur ini juga memiliki risiko lebih besar untuk mengidap komplikasi.
Berikut komplikasi yang bisa saja terjadi pada peserta kateterisasi jantung dan otak:
-
Mengidap infeksi virus dan bakteri. Virus dan bakteri ini bisa saja masuk ke dalam tubuh ketika pasca kateterisasi dilakukan. Untuk itu, selalu perhatikan kebersihan luka setelah prosedur dilakukan guna menghindari terjadinya infeksi.
-
Rusaknya pembuluh darah. Komplikasi yang satu ini biasa dialami oleh peserta kateterisasi jantung. Hal tersebut dapat terjadi karena kateter yang masuk menggores pembuluh darah yang dilewati.
-
Pendarahan kecil. Pendarahan kecil yang di maksud adalah munculnya memar pasca prosedur kateterisasi dilakukan. Kondisi ini umum terjadi pada peserta kateterisasi jantung.
-
Pendarahan besar. Pengidap yang kekurangan asupan vitamin K memiliki risiko pendarahan besar, karena darah dinilai terlalu encer.
-
Pembengkakan. Peserta akan mengalami pembengkakan yang disertai dengan rasa nyeri dan warna kemerahan pada area di sekitar operasi. Kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari.
-
Serangan jantung. Penyakit ini merupakan komplikasi dari kateterisasi jantung, karena kondisi peserta yang tidak stabil saat dilakukannya operasi.
-
Stroke. Sama seperti serangan jantung, stroke juga menjadi komplikasi dari kateterisasi jantung.
Untuk menghindari terjadinya komplikasi tersebut, usahakan untuk tenangkan diri sebelum melakukan prosedur pembedahan. Selalu berpikir positif bahwa prosedur yang dilakukan adalah langkah untuk mengatasi penyakit yang kamu alami.
Baca juga: Manfaat Cokelat untuk Cegah Gagal Jantung
Prosedur Kateterisasi Jantung dan Otak, Apa Saja Manfaatnya?
Kedua prosedur ini dilakukan guna memeriksa adanya masalah jantung atau otak. Berikut manfaat selengkapnya:
-
Mengetahui adanya penyakit jantung bawaan pada anak.
-
Mengetahui adanya penyempitan arteri karotis yang dapat mengurangi aliran darah menuju otak.
-
Mengetahui seberapa baik cara kerja katup jantung.
-
Mengetahui adanya infeksi jantung atau tumor dengan mengambil sampel otot jantung.
-
Mengetahui kandungan oksigen dan aliran darah di dalam jantung.
-
Mengetahui dan merencanakan proses pengobatan yang tepat.
Hindari rasa takut dan panik saat prosedur kateterisasi dilakukan dengan mengetahui secara jelas hal-hal apa yang harus kamu lakukan sebelum, sesaat, dan setelah prosedur dilakukan. Dalam hal ini kamu dapat bertanya dengan sejelas-jelasnya pada dokter di aplikasi Halodoc.