Kata Dokter: Kenali Penyebab Susah Buang Air Besar

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 November 2021

“Sembelit atau susah buang air besar bisa membuat pengidapnya merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, kamu perlu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat demi terhindar dari sembelit.”

Kata Dokter: Kenali Penyebab Susah Buang Air BesarKata Dokter: Kenali Penyebab Susah Buang Air Besar

Halodoc, Jakarta – Jika kamu buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, secara teknis, kamu bisa dikatakan mengalami sembelit. Namun, seberapa sering kamu buang air besar akan sangat bervariasi setiap orang. Beberapa orang bisa buang air besar beberapa kali sehari sementara yang lain hanya satu sampai dua kali seminggu dan hal tersebut bisa dikatakan normal.

Sembelit atau susah buang air besar terjadi karena usus besar menyerap terlalu banyak air dari tinja yang mengeringkan tinja sehingga tubuh jadi lebih sulit untuk mendorongnya keluar dari tubuh. Terdapat beberapa penyebab buang air besar yang wajib kamu waspadai berikut ini!

Baca juga: Perlukah Minum Obat Pencahar Saat Sembelit?

Penyebab Susah Buat Air Besar

Berikut ini adalah beberapa penyebab umum susah buang air besar: 

1. Kurangnya Serat dalam Makanan

Orang dengan asupan serat yang rendah akan cenderung mengalami sembelit. Ini karena serat mendorong buang air besar secara teratur, terutama ketika seseorang menggabungkannya dengan hidrasi yang cukup. 

Beberapa makanan berserat tinggi, antara lain buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang. Sementara itu, makanan rendah serat antara lain makanan tinggi lemak (seperti keju, daging, dan telur), makanan olahan tinggi, seperti roti putih, makanan cepat saji, dan keripik. 

Mengonsumsi obat pun perlu diimbangi dengan menu makan yang sehat. Cek artikel berikut untuk mengetahui rekomendasi obat untuk mengatasi kesulitan buang air besar:

2. Kurang Aktif Bergerak

Tingkat aktivitas fisik yang rendah juga dapat menjadi penyebab susah buang air besar.  Beberapa penelitian juga telah menemukan bahwa orang yang sehat secara fisik, termasuk pelari maraton, lebih kecil kemungkinannya mengalami sembelit daripada orang lain, meskipun alasan pastinya masih belum jelas.

Para ahli setuju bahwa dengan meningkatkan mobilitas, maka dapat membantu memperbaiki sembelit di antara orang dewasa yang lebih tua. Orang yang menghabiskan beberapa hari atau minggu di tempat tidur atau duduk di kursi mungkin memiliki risiko sembelit yang lebih tinggi.

3. Efek Konsumsi Obat

Beberapa obat juga dapat meningkatkan risiko sembelit. Ini termasuk:

  • Obat pereda nyeri opioid: Ini termasuk kodein, oxycodone, dan hydromorphone.
  • Antidepresan trisiklik: Ini termasuk amitriptyline dan imipramine.
  • Antikonvulsan tertentu: Contohnya, fenitoin dan karbamazepin.
  • Penghambat saluran kalsium: Ini menurunkan tekanan darah, dan jenis tertentu menurunkan detak jantung. Mereka termasuk diltiazem dan nifedipine.
  • Antasida yang mengandung aluminium: Ini termasuk Amphojel dan Basaljel.
  • Antasida yang mengandung kalsium: Salah satu contohnya adalah Tums.
  • Diuretik: Ini menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh. Mereka termasuk hidroklorotiazid dan furosemide.
  • Suplemen zat besi: Dokter meresepkan ini untuk mengobati anemia defisiensi besi.
  • Sindrom Iritasi Usus

Orang dengan kesulitan usus fungsional, seperti sindrom iritasi usus besar, memiliki risiko sembelit yang lebih tinggi daripada orang tanpa kondisi tersebut. Seseorang dengan kondisi ini biasanya juga akan mengalami gejala lain sepertI: 

  • Sakit perut
  • Kembung
  • Perubahan frekuensi atau konsistensi feses
  • Penuaan

Seiring bertambahnya usia, prevalensi sembelit cenderung meningkat. Penyebab pasti dari hal ini masih belum jelas. Bisa jadi seiring bertambahnya usia, makanan membutuhkan waktu lebih lama untuk melewati saluran pencernaan. Banyak orang juga menjadi kurang bergerak yang dapat menyebabkan sembelit.

Kondisi medis, obat-obatan, dan asupan serat atau air yang rendah dapat menjadi faktor lain yang menyebabkan konstipasi seiring bertambahnya usia.

4. Perubahan Rutinitas

Ketika seseorang bepergian, misalnya, rutinitas mereka yang biasa berubah. Hal ini dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Makan, tidur, dan menggunakan kamar mandi pada waktu yang berbeda dari biasanya dapat meningkatkan risiko sembelit.

5. Terlalu Sering Menggunakan Obat Pencahar

Beberapa orang khawatir bahwa mereka tidak cukup sering ke toilet sehingga mereka menggunakan obat pencahar untuk mengatasi masalah ini. Obat pencahar dapat membantu buang air besar, tetapi penggunaan obat pencahar tertentu secara teratur memungkinkan tubuh untuk terbiasa dengan tindakannya.

Hal ini dapat menyebabkan seseorang untuk terus menggunakan obat pencahar ketika mereka tidak lagi membutuhkannya. Orang tersebut mungkin juga memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama.

Dengan kata lain, obat pencahar bisa menjadi pembentuk kebiasaan, terutama obat pencahar stimulan. Ini berarti bahwa semakin seseorang bergantung pada obat pencahar, semakin besar risiko sembelit ketika mereka berhenti menggunakannya.

Mau tahu cara menahan BAB dengan aman saat situasi mendesak? Baca di artikel ini: “Ini 5 Cara Aman Menahan BAB dengan Sehat saat Situasi Mendesak“.

Jika sembelit yang kamu alami semakin membuat khawatir, maka segera diskusikan dengan dokter di Halodoc. Dokter akan selalu siaga memberikan saran dan tips yang tepat untuk melancarkan buang air besar. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat dan suplemen yang terpercaya di Toko Kesehatan Halodoc.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Constipation.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Constipation.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Constipation.