Kapan Waktu yang Tepat untuk Lakukan Tes Imunologi?
Halodoc, Jakarta - Sistem imun atau juga kerap disebut antibodi, merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia, yang berfungsi untuk membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit. Imunologi, secara singkat, dijelaskan sebagai cabang ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Sebagai salah satu cabang ilmu kedokteran dan biologi, imunologi adalah salah satu ilmu yang cukup penting. Dalam penerapannya di dunia medis pun, imunologi berperan dalam membantu tenaga medis untuk menentukan diagnosis suatu penyakit, terutama yang berkaitan dengan antibodi.
Adalah tes imunologi, yang menjadi salah satu jenis pemeriksaan untuk melihat seberapa kuat sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai antigen atau benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Antigen yang dimaksud biasanya berupa mikroba, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit, yang dapat menyebabkan suatu penyakit. Namun, antigen juga dapat berupa benda yang terbilang besar, seperti misalnya suatu organ yang ditransplantasikan, dapat membuat sistem imun bereaksi karena menganggap organ tubuh yang baru tersebut adalah antigen.
Baca juga: Ini Dia Penyakit Autoimun yang Mungkin Menyerang Wanita
Nah, tes imunologi dilakukan untuk mengetahui seberapa tangguhnya tubuh terhadap antigen, dan apakah terdapat kelainan pada sistem imun seseorang. Kelainan pada sistem imun dapat menyebabkan berbagai kondisi, salah satunya adalah penyakit autoimun, yang dapat menyerang organ tubuh sendiri. Tes imunologi juga kerap dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami penyakit HIV atau tidak.
Kenalan Sedikit dengan Jenis-Jenis Antibodi dalam Tubuh Manusia
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes imunologi, ada baiknya kita berkenalan sedikit dengan jenis-jenis sistem imun (atau yang setelah ini akan disebut antibodi), yang ada dalam tubuh manusia. Sebab, dalam tubuh manusia, ada berbagai jenis antibodi, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Antibodi tersebut dalam dunia medis dikenal dengan nama imunoglobulin.
Tes imunologi yang perlu dijalani seseorang pun biasanya akan dilihat dari jenis antibodi yang diduga mengalami gangguan. Berikut beberapa jenis antibodi yang ada dalam tubuh manusia:
1. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam tubuh, dan memiliki peran dalam timbulnya reaksi alergi. IgA biasanya ditemukan dengan konsentrasi tinggi di lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta pada air liur dan air mata. Pemeriksaan untuk antibodi ini dapat membantu dokter mendiagnosis gangguan ginjal, usus dan sistem imunitas.
Baca juga: Imun Lemah Gampang Sakit? Ini 5 Penyebabnya
2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE biasanya ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. IgE juga berperan dalam reaksi alergi. Pemeriksaan IgE sering kali menjadi pemeriksaan awal untuk alergi.
3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini melindungi tubuh dari infeksi dengan cara "mengingat" kuman yang telah dihadapi sebelumnya. Jika kuman tersebut kembali, sistem kekebalan tubuh ini akan menyerang mereka.
4. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi jenis ini diproduksi tubuh saat pertama kali terinfeksi bakteri atau kuman, sebagai garis pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Tingkat IgM biasanya akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi. Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, menandakan adanya infeksi yang masih aktif.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Lupus yang Perlu Diketahui
Kapan Harus Melakukan Tes Imunologi?
Seperti telah disebutkan tadi, tes imunologi dilakukan untuk membantu mendiagnosis adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, atau kondisi lain seperti infeksi pada berbagai organ tubuh. Tes imunologi biasanya dapat atau dianjurkan dokter untuk dilakukan, jika mengalami beberapa kondisi berikut:
-
Ruam kulit.
-
Alergi.
-
Sakit setelah bepergian.
-
Diare yang tak kunjung hilang.
-
Penurunan berat badan tanpa sebab.
-
Demam yang tidak ditemukan penyebabnya.
-
Diduga mengidap HIV/AIDS.
Tes antibodi juga memiliki manfaat lainnya, seperti untuk mendiagnosis myeloma, yaitu suatu kondisi ketika sumsum tulang membuat terlalu banyak limfosit, sehingga jumlah antibodi tidak normal. Tes antibodi dapat membantu dalam mendiagnosis beberapa jenis kanker, serta dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit tertentu pada kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan.
Selain itu, tes imunologi juga sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan ketika mengalami kondisi-kondisi seperti:
-
Mengalami 2 atau lebih keguguran setelah usia 35, atau 3 keguguran sebelum usia 35.
-
Mengalami 2 kegagalan IVF setelah usia 35, atau 1 kali gagal IVF sebelum usia 35.
-
Memiliki masalah kekebalan yang sudah ada sebelumnya, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
-
Mengalami 1 kehamilan sehat dengan semua kehamilan berikutnya berakhir dengan keguguran.
-
Endometriosis, terutama stadium 1 & 2
-
Memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan imun, di kedua sisi keluarga.
Itulah sedikit penjelasan tentang tes imunologi dan waktu yang tepat untuk melakukannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan