Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Vaksin Hepatitis B?
Halodoc, Jakarta - Hepatitis B merupakan penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka 1–2 bulan, jika terjadi dalam intensitas yang rendah. Jika penyakit tidak dapat membaik selama dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan, maka infeksi ini akan memicu peradangan kronis pada organ hari, bahkan gagal hati.
Infeksi tersebut umum terjadi pada bayi. Gejala biasanya tidak akan muncul saat virus hanya berdiam diri dalam tubuh. Meski hanya berdiam diri, tetapi pengidap bisa menularkan virus ini pada orang lain. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melakukan vaksin hepatitis B? Begini penjelasan selengkapnya.
Baca juga: Ini Alasan Pengidap Hepatitis B Butuh Tes Serologi
Waktu yang Tepat Melakukan Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B dapat diberikan kapan pun dan pada siapa pun. Meski dapat diberikan kapan pun, tetapi vaksin ini wajib diberikan pada bayi yang baru lahir, 12 jam setelah kelahirannya. Vaksin menjadi hal yang wajib dilakukan, karena sistem kekebalan tubuh bayi belum memiliki kemampuan dalam melawan virus hepatitis B seperti orang dewasa. Jika bayi sudah terinfeksi, maka ia akan mengalaminya seumur hidup.
Bukan itu saja, anak juga berisiko mengalami kematian di usia 5 tahun pertamanya, karena penyakit hati yang dialami, termasuk gagal hati dan kanker hati. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pemberian vaksin diwajibkan. Seperti pada penjelasan sebelumnya, vaksin pertama paling baik diberikan dalam kurun waktu 12 jam pertama setelah persalinan.
Vitamin K diperoleh terlebih dulu, selanjutnya disusul dengan pemberian vaksin setelah 30 menit kemudian. Jenis vaksin hepatitis B diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Vaksin HB monovalen berikan saat anak berusia 0, 1, dan 6 bulan.
- Vaksin HB yang ditambah dengan immunoglobulin hepatitis B (HBIg), jika bayi terlahir dari ibu yang positif mengidap hepatitis B.
- Vaksin HB yang dikombinasikan dengan DTPw (difteri, tetanus, pertusis), yang didahului dengan pemberian vaksin HB monovalen saat anak berusia 0 bulan. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian vaksin HB kombinasi DTPw saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan.
- Vaksin HB yang dikombinasikan dengan DTPa (difteri, tetanus, pertusis), yang didahului dengan pemberian vaksin HB monovalen saat anak berusia 0 bulan. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian vaksin HB kombinasi DTPa saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan.
Meskipun dilakukan sebagai langkah pencegahan hepatitis B, tetapi vaksinasi juga dapat menimbulkan efek samping yang berdampak ringan, seperti demam, dan rasa nyeri pada area suntikan. Vaksin ini memang wajib diberikan 12 jam setelah anak lahir, tetapi jika bobot tubuhnya sudah mencapai 2000 gram.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyebaran Hepatitis B
Ini yang Menjadi Gejala Hepatitis B pada Bayi
Virus hepatitis B menular melalui cairan tubuh, seperti air liur, darah, sperma, dan cairan vagina. Hepatitis B pada pada bayi ditularkan oleh ibu yang juga memiliki penyakit yang sama. Bukan itu saja, faktor mengidap hepatitis B akan semakin tinggi jika seseorang tinggal di satu tempat dengan pengidap, menerima donor darah dari pengidap, serta masuknya air liur ke dalam tubuh melalui gigitan.
Pada bayi, gejala akan muncul 12–180 hari setelah terpapar virus. Gejala yang umum terjadi adalah:
- Mengalami bagian tubuh menguning (khususnya pada kulit dan mata).
- Mengalami lemas dan lunglai.
- Mengalami sakit perut sebelah kanan atas.
- Mengalami penurunan nafsu untuk menyusu.
- Mengalami muntah-muntah.
- Mengalami demam.
- Mengalami gatal-gatal.
- Mengalami ruam kulit.
Baca juga: Berapa Lama Hepatitis B Dapat Disembuhkan?
Saat ditemukan sejumlah gejalanya, atau kamu adalah seorang pengidap hepatitis B, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat sebelum merencanakan kehamilan, ya! Hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang dapat membahayakan nyawa pengidapnya. Jadi, waspadai gejala yang muncul.