Kapan Waktu yang Tepat Lakukan Tes Hipertensi?
Halodoc, Jakarta - Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri. Semakin banyak darah yang dipompa jantung, semakin sempit arteri dan semakin tinggi tekanan darah. Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, termasuk serangan jantung dan stroke.
Kebanyakan orang yang mengidap hipertensi tidak memiliki tanda atau gejala pada awalnya. Gejala tekanan darah tinggi umumnya ditandai dengan sakit kepala, sesak napas atau mimisan. Namun, tanda-tanda ini tidak spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai hipertensi telah mencapai tahap yang parah atau mengancam jiwa.
Baca juga: Catat, 6 Makanan Ini Bisa Menjaga Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi umumnya berkembang selama bertahun-tahun dan akhirnya mempengaruhi hampir semua orang. Untungnya, tekanan darah tinggi mudah dideteksi. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes hipertensi? Ini ulasannya.
Kapan Waktu yang Tepat Lakukan Tes Hipertensi?
Kalau kamu punya riwayat keluarga hipertensi, sebaiknya lakukan tes hipertensi setidaknya setiap dua tahun mulai dari usia 18. Jika kamu telah menginjak usia 40 atau lebih atau dalam rentang usia 18 hingga 39 tahun dengan risiko tinggi mengidap hipertensi, kunjungi dokter untuk melakukan tes hipertensi setiap tahun.
Tekanan darah umumnya harus diperiksa pada kedua lengan untuk menentukan apakah ada perbedaan. Penting untuk menggunakan manset lengan dengan ukuran yang pas. Dokter kemungkinan menyarankan untuk melakukan tes jika telah didiagnosis hipertensi atau memiliki faktor risiko lain untuk penyakit kardiovaskular.
Melansir American Heart Association , tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:
- Tekanan darah normal : Sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80.
- Peningkatan tekanan darah : Sistolik antara 120 dan 129 mmHg dan diastolik kurang dari 80.
- Hipertensi tahap 1 : Sistolik 130-139 mm Hg dan diastolik antara 80-89.
- Hipertensi tahap 2 : Sistolik lebih dari 140 dan diastolik lebih dari 90.
Baca juga: Inilah Cara Mudah Mengetahui Tekanan Darah
Selain tes di atas, ada sejumlah tes lain biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk memeriksa penyebab tekanan darah tinggi dan untuk menilai kerusakan organ akibat hipertensi serta perawatannya. Melansir dari WebMD, tes-tes ini meliputi, yaitu:
- Tes makanan, termasuk pengukuran elektrolit, nitrogen urea darah dan kadar kreatinin (untuk menilai fungsi ginjal).
- Profil lipid untuk mengetahui kadar berbagai jenis kolesterol.
- Tes khusus untuk hormon kelenjar adrenal atau kelenjar tiroid.
- Tes urin untuk elektrolit dan hormon.
- Pemeriksaan mata non-invasif dengan ophthalmoscope untuk mencari kerusakan mata.
- Ultrasonografi ginjal, CT scan perut, atau keduanya untuk menilai kerusakan atau pembesaran ginjal dan kelenjar adrenal.
Baca juga: Yoga Bisa Turunkan Darah Tinggi, Benarkah?
Apabila kamu mengidap hipertensi dan punya rencana untuk memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengunjungi rumah sakit. Melalui Halodoc, kamu dapat mengetahui estimasi waktu giliran masuk, sehingga tidak harus duduk lama-lama di rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Referensi :
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. High blood pressure (hypertension).
WebMD. Diakses pada 2020. Tests for High Blood Pressure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan