Kapan Sebaiknya Endoskopi Dilakukan?
Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar tentang prosedur endoskopi? Prosedur ini biasanya dibutuhkan dokter untuk memeriksa masalah yang ada dalam saluran pencernaan, telinga, hidung, tenggorokan atau bagian tubuh lainnya. Endoskopi bukan prosedur pembedahan. Ini dilakukan dengan memasukkan sebuah tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan lampu. Melalui endoskopi, dokter dapat melihat kondisi pencernaan, telinga, hidung maupun tenggorokan secara jelas.
Masuknya tabung endoskop ke tubuh terkadang membuat pasien tidak nyaman. Terlebih, jika pasien tidak mendapatkan obat bius sebelum prosedur dimulai. Meski tidak nyaman, prosedur ini umumnya tidak membutuhkan waktu lama. Lantas, kapan prosedur endoskopi perlu dilakukan?
Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pemeriksaan Endoskopi
Kapan Endoskopi Diperlukan?
Dilansir dari National Health Service, endoskopi dibutuhkan ketika seseorang mengalami gejala yang tidak biasa, sehingga dokter perlu memeriksa organ bagian dalam untuk mencari sumber penyakit. Endoskopi sering diperlukan saat prosedur operasi tertentu. Selain itu, endoskopi dapat digunakan untuk mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) untuk dilihat lebih dekat. Beberapa contoh gejala penyakit yang umumnya memerlukan pemeriksaan endoskopi, yaitu;
-
Kesulitan menelan (disfagia);
-
Sakit perut yang tidak kunjung hilang atau terus datang kembali;
-
Mengalami diare berkepanjangan;
-
Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas;
-
Sering mengalami mulas atau gangguan pencernaan;
-
Mengalami tinja berdarah.
Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, periksakan ke dokter untuk diidentifikasi lebih lanjut. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Baca Juga: Endoskopi THT dan Nasal Endoskopi, Apa Bedanya
Jenis Endoskopi Berdasarkan Organ Tubuh
Endoskopi dibagi atas beberapa jenis berdasarkan organ tubuh yang mengalami masalah kesehatan. Jenis endoskopi ini digunakan untuk menyelidiki gejala di organ tubuh tertentu, seperti:
-
Gastroskopi. Jenis endoskopi ini bertujuan untuk memeriksa kerongkongan, lambung, atau bagian atas usus kecil.
-
Kolonoskopi untuk melihat bagian dalam dari usus besar.
-
Bronkoskopi digunakan untuk melihat saluran pernapasan. Hal ini dilakukan ketika seseorang mengalami batuk yang tidak kunjung membaik atau batuk darah.
-
Histeroskopi adalah jenis endoskopi untuk ke dalam rahim (uterus) jika seorang wanita mengalami masalah seperti menstruasi yang tidak teratur atau mengalami keguguran lebih dari satu kali.
-
Cystoscopy digunakan untuk melihat ke dalam kandung kemih jika seseorang mengalami masalah seperti inkontinensia urine atau kencing darah.
-
Sigmoidoskopi fleksibel merupakan endoskopi untuk melihat usus bagian bawah.
-
USG endoskopi dilakukan untuk mengambil gambar organ dalam, seperti pankreas, dan mengambil sampel jaringan (biopsi).
-
Laparoskopi untuk melihat kondisi di dalam perut.
-
Artroskopi sering dilakukan untuk membantu operasi untuk memperbaiki kerusakan di dalam sendi.
Bagaimana Cara Kerja Endoskopi ?
Melansir dari WebMD, tabung endoskop dapat dimasukkan melalui mulut atau rektum tergantung bagian tubuh mana yang dilihat. Endoskop yang dimasukkan ke mulut bertujuan untuk melihat bagian tenggorokan, kerongkongan, lambung sampai bagian atas usus kecil. Sedangkan, tabung endoskop yang dimasukkan ke dalam rektum bertujuan untuk melihat kondisi usus besar.
Bentuk khusus dari endoskopi yang disebut endoscopy retrograde cholangiopancreatography (ERCP) memungkinkan dokter untuk melihat gambar-gambar dari pankreas, kantong empedu, dan struktur-struktur di sekitarnya. ERCP juga sering digunakan untuk penempatan stent dan biopsi.
Baca Juga: Pemeriksaan Endoskopi, Apa Saja Risikonya?
Adapun endoscopy ultrasonography (EUS) dilakukan dengan menggabungkan pemeriksaan endoskopi dan ultrasonografi bagian atas untuk mendapatkan gambar dan informasi tentang berbagai bagian saluran pencernaan.