Kapan Pengidap Penyakit Ginjal Membutuhkan Donor?
Halodoc, Jakarta - Ginjal adalah salah satu organ yang memiliki fungsi cukup penting. Ia berperan dalam menyaring semua racun dalam darah dan membuangnya melalui urine. Jika kamu atau orang terdekat memiliki masalah dengan ginjal, maka ginjal bisa berhenti bekerja dan limbah dan cairan akan menumpuk. Kondisi ini akan mengarah ke masalah seperti tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
Seseorang dengan penyakit ginjal kronis memiliki dua pilihan utama pengobatan. Pertama, mereka bisa mendapatkan transplantasi untuk menerima ginjal yang sehat dari donor. Kedua, mereka bisa melakukan dialisis (cuci darah), yaitu perawatan saat darah disaring baik oleh mesin atau di perut dengan bantuan tabung khusus.
Namun, bagaimana seorang dokter memutuskan seorang pasien harus menerima transplantasi atau tidak? Mari simak ulasannya berikut ini!
Baca juga: Benarkah Sakit Pinggang Menandai Adanya Penyakit Ginjal?
Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah prosedur pembedahan untuk menempatkan ginjal yang sehat dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal ke tubuh seseorang yang ginjalnya tidak lagi berfungsi dengan baik.
Ketika ginjal seseorang sudah kehilangan kemampuan menyaring, tingkat cairan dan limbah yang berbahaya bisa menumpuk di tubuh. Penyakit ginjal tahap akhir terjadi ketika ginjal kehilangan sekitar 90 persen kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Nah, ada beberapa penyebab umum penyakit ginjal tahap akhir antara lain:
-
Diabetes;
-
Tekanan darah tinggi kronis dan tidak terkontrol;
-
Glomerulonefritis kronis - peradangan dan jaringan parut pada filter kecil di dalam ginjal (glomeruli);
-
Penyakit ginjal polikistik.
Jika kamu memiliki beberapa kondisi penyerta di atas, pastikan melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit dan mengikuti semua rangkaian perawatan yang diberikan dokter. Kamu juga bisa bertanya pada dokter di Halodoc mengenai gaya hidup sehat yang ampuh mencegah penyakit ginjal kronis.
Baca juga: Gagal Ginjal Kronis Menurunkan Gairah Seks, Benarkah?
Transplantasi Ginjal Ternyata Lebih Disarankan
Alasannya cukup sederhana, orang yang mendapat transplantasi umumnya hidup lebih lama daripada mereka yang mendapatkan cuci darah. Misalnya, orang dewasa yang berusia 30 dan menjalani dialisis dapat hidup kira-kira 15 tahun lagi. Sementara, mereka yang mendapatkan transplantasi ginjal bisa bertahan hidup hingga 30 sampai 40 tahun.
Selain itu, penerima donor ginjal juga memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
-
Kualitas hidup yang lebih baik. Mereka tidak perlu menghabiskan berjam-jam setiap minggu untuk melakukan cuci darah, dan mereka bahkan siap beraktivitas normal.
-
Lebih sedikit pantangan makan.
-
Lebih sedikit memiliki masalah kesehatan jangka panjang lainnya.
-
Lebih banyak energi.
Cuci darah ternyata juga dapat merugikan tubuh. Ia bisa menyebabkan berbagai masalah mulai dari anemia, hingga penyakit jantung. Namun, meski transplantasi ginjal terbukti lebih baik ketimbang cuci darah, kenyataannya lebih banyak orang yang akhirnya menjalankan cuci darah.
Alasannya, ada lebih banyak orang yang membutuhkan ginjal daripada orang yang mau mendonorkan ginjalnya. Banyak juga orang menjalani dialisis karena akhirnya mereka perlu melakukannya agar tetap bisa hidup. Mereka tidak punya pilihan lain karena untuk mendapatkan donor ginjal membutuhkan waktu yang cukup lama. Lagipula tidak semua orang bisa melakukan transplantasi ginjal. Bagi sebagian besar pengidap ginjal kronis, cuci darah adalah satu-satunya penyelamat mereka.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Pemilik Satu Ginjal
Itulah informasi tentang transplantasi ginjal yang perlu dilakukan pengidap penyakit ginjal kronis. Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait prosedur transplantasi ginjal, atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. Ambil smartphone kamu sekarang dan gunakan fitur chat untuk bicara terhubung dengan dokter, kapan saja dan di mana saja.