Kapan Pemeriksaan X-Ray Seharusnya Dilakukan?
Halodoc, Jakarta – X-Ray atau yang biasa disebut rontgen adalah sebuah tes pencitraan menggunakan sinar X. Tes pemeriksaan ini membantu dokter melihat organ tubuh tanpa perlu membuat sayatan di tubuh.
Proses X-ray tidak menimbulkan rasa sakit dan berlangsung singkat. Melalui tes ini, dokter bisa memantau, mendiagnosis, dan mengobati berbagai macam kondisi medis. Terdapat beberapa jenis X-ray yang bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti X-Ray mamografi yang berfungsi memeriksa payudara dan X-ray dengan barium untuk memeriksa saluran pencernaan.
Baca Juga: Mengenal Foto Rontgen, Pemeriksaan Sinar X untuk Diagnosis Penyakit
Ada beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah melakukan rontgen. Namun bagi kebanyakan orang, manfaat rontgen jauh lebih besar daripada risikonya. Sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan rontgen. Kira-kira, kapan pemeriksaan X-ray perlu dilakukan? Berikut penjelasannya
Kapan Pemeriksaan X-Ray Dilakukan ?
Selain pemeriksaan laboratorium, umumnya rontgen dilakukan untuk menunjang pemeriksaan atau memastikan diagnosis dokter. Pemeriksaan X-ray cenderung aman karena dosis sinar radiasi disesuaikan dengan organ dan jaringan tubuh yang dipindai. Berikut beberapa alasan untuk melakukan pemeriksaan menggunakan X-ray:
-
Untuk memeriksa area yang mengalami rasa sakit atau tidak nyaman.
-
Untuk memantau perkembangan penyakit yang diderita.
-
Untuk memeriksa seberapa baik pengobatan yang dijalani bekerja.
Dari beberapa alasan di atas, ada berbagai kondisi yang mungkin memerlukan pemeriksaan sinar X, yaitu:
-
Kanker tulang.
-
Osteoporosis.
-
Patah tulang.
-
Radang Sendi.
-
Tumor payudara.
-
Pembuluh darah tersumbat.
-
Penyakit jantung dan paru-paru.
-
Masalah pencernaan.
-
Kerusakan gigi.
-
Adanya benda yang tertelan atau masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Kondisi Kesehatan Ini Bisa Diketahui Lewat CT SCAN
Apa Risiko Pemeriksaan X-Ray?
Beberapa orang khawatir dengan risiko yang ditimbulkan pemeriksaan sinar X. Pasalnya, paparan radiasi yang ditimbulkan dari tes ini menyebabkan mutasi sel penyebab kanker. Jumlah radiasi yang terpapar selama sinar X tergantung pada jaringan atau organ yang dipindai. Sensitivitas terhadap radiasi tergantung pada usia. Pada beberapa orang, injeksi media kontras dapat menyebabkan efek samping seperti:
-
Kulit terasa hangat dan memerah.
-
Rasa logam di mulut.
-
Sakit kepala ringan.
-
Mual.
-
Gatal-gatal.
Ada pun reaksi parah yang jarang terjadi akibat pemindaian sinar X, yaitu:
-
Tekanan darah rendah yang parah.
-
Syok anafilaksis.
-
Gagal jantung.
Baca Juga: 7 Penyakit Ini Bisa Diketahui dari Rontgen Dada
Kamu tidak perlu takut terhadap risiko-risiko yang telah dijelaskan di atas. Paparan radiasi dari sinar X tergolong rendah. Manfaat dari tes ini tentunya jauh lebih besar daripada risikonya. Namun bila kamu sedang hamil atau curiga bahwa kamu hamil, sebaiknya beri tahu dokter sebelum melakukan rontgen. Paparan radiasi bisa berbahaya untuk janin yang masih kecil. Dokter mungkin akan mempertimbangkan tes pencitraan lain seperti USG.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain seputar X-ray dan tes pencitraan lainnya, jangan ragu untuk bertanya ke dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan