Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Dermatitis Herpetiformis
Halodoc, Jakarta - Merupakan penyakit autoimun yang berkaitan dengan gluten-sensitive enteropathy (GSE), dermatitis herpetiformis ditandai dengan munculnya ruam kulit yang gatal. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan imun tubuh bereaksi dengan gluten yang dicerna oleh tubuh. Namu, hal ini juga bisa disebabkan oleh beberapa masalah sistem imun lainnya.
Dermatitis herpetiformis adalah penyakit kulit yang jarang. Penyakit ini menyerang pria dan wanita pada usia 20-60 tahun. Dalam memastikan diagnosisnya, dokter pertama-tama akan memeriksa riwayat medis dan mengamati lepuhan yang muncul di permukaan kulit.
Baca juga: Kenali 4 Jenis Dermatitis dan Cara Mengatasinya
Jika perkembangan penyakit dinilai bertambah parah, dokter akan meminta untuk melakukan serangkaian tes, seperti cek darah dan biopsi sel kulit (sampel tes sel kulit menggunakan mikroskop). Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Proses pengobatan dermatitis herpes akan ditentukan berdasarkan beratnya penyakit. Pengobatan yang umum dilakukan adalah merendam kulit dalam air dingin untuk meredakan bengkak, gatal, dan lakukan diet gluten. Selain itu, obat-obatan seperti steroid, losion kalamin, dapson antihistamin atau sulfapyridine dapat mengurangi inflamasi (bengkak, kemerah-merahan), dan mengurangi berat dan lamanya penyakit.
Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter terkait jenis dan dosis obat. Jika sudah mendapat rekomendasi obat, kamu bisa memesannya melalui aplikasi Halodoc. Kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Jadi download sekarang aplikasinya di Apps Store atau Google Play Store!
Selain itu, pengidap dermatitis herpetiformis juga biasanya akan disarankan untuk melakukan beberapa perawatan rumahan seperti:
-
Gunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
-
Hindari makanan yang mengandung gluten (ditemukan pada jenis gandum).
-
Hindari aktivitas yang menyebabkan tubuh berkeringat lebih.
-
Bersihkan kulit untuk mengurangi risiko infeksi.
-
Pemeriksaan ulang sesuai dengan jadwal dokter.
-
Cuci pakaian, handuk dan seprai secara teratur.
Baca juga: Ketahui Pemeriksaan Kesehatan untuk Pengidap Diabetes
Bagaimana Dermatitis Herpetiformis Terjadi?
Di awal telah disebutkan bahwa dermatitis herpetiformis ditandai dengan munculnya ruam pada kulit yang terasa gatal. Selain itu, gangguan kulit yang bisa dialami oleh pengidap dermatitis herpetiformis juga dapat berupa kulit terbakar seperti melepuh. Kulit yang terbakar ini muncul di kulit kepala, wajah, siku, lengan bawah, lutut, bahu, punggung, dan bokong.
Penyebab pasti dari penyakit kulit ini belum diketahui pasti. Namun faktor genetik dan gaya hidup diduga berperan dalam peningkatan risikonya. Selain itu, gejala dermatitis herpetiformis berkurang secara signifikan pada orang yang mengubah diet mereka untuk memasukkan sedikit atau tidak ada gluten.
Hal itu terjadi karena dermatitis herpetiformis memiliki hubungan yang kuat dengan sensitivitas gluten. Gluten adalah protein dalam biji-bijian yang termasuk gandum, gandum hitam, dan gandum. Contoh makanan yang mengandung gluten adalah roti, kue kering, mi, sereal, dan makanan yang dipanggang.
Baca juga: Adakah Pencegahan untuk Penyakit Dermatitis Herpetiformis?
Tidak hanya itu, risiko dermatitis herpetiformis juga dapat meningkat pada orang-orang dengan:
-
Anggota keluarga mengidap penyakit celiac atau dermatitis herpes;
-
Sindrom Down atau sindrom Turner;
-
Penyakit kelenjar tiroid;
-
Kolitis.
Itulah sedikit penjelasan tentang dermatitis herpetiformis. Selalu jaga pola hidup dan pola makan sehat, agar tubuh selalu fit, ya. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Referensi:
Emedicine (Diakses pada 2019). Dermatitis Herpetiformis
Healthline (Diakses pada 2019). Dermatitis Herpetiformis and Gluten Intolerance