6 Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia
“Ada banyak jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh manusia. Tiap jenis bisa menular dengan cara yang berbeda dan menimbulkan gejala yang berbeda juga.”
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Cacing adalah hewan bilateral yang memiliki tubuh mirip tabung kecil panjang. Ukuran parasit ini sangat bervariasi, mulai dari yang mikroskopis hingga lebih dari 1 meter.
Ada banyak jenis parasit ini yang bisa menginfeksi manusia. Dalam medis, infeksi yang terjadi karena masuknya parasit ini ke dalam tubuh manusia disebut cacingan. Simak lebih lanjut untuk mengetahui jenis-jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh dan bagaimana gejalanya!
Apa Itu Cacingan?
Cacing adalah sejenis parasit yang hidup dari inangnya. Parasit ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia, mencari makan di usus manusia, dan menyebabkan infeksi. Kondisi inilah yang bernama cacingan.
Cacing biasanya bisa masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk telur.
Ada berbagai cara infeksi parasit ini bisa terjadi, misalnya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, menyentuh wajah dengan tangan yang kotor setelah menyentuh tanah, dan lain-lain.
Namun, berbeda jenis cacing, berbeda juga cara penularannya.
Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena penyakit ini, karena mereka sering bermain di tanah.
Namun, tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun juga bisa terkena infeksi.
Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia
Berikut ini beberapa jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh manusia:
1. Cacing pita (Taenia)
Cacing pita bisa menginfeksi manusia melalui air yang terkontaminasi telur atau larva parasit ini.
Konsumsi daging mentah atau setengah matang juga bisa jadi penyebab kondisi ini.
Parasit ini menginfeksi dengan cara menanamkan kepalanya ke dinding usus dan tetap berada di sana. Bahkan hingga 30 tahun dan ukurannya mencapai 24 meter.
Dari situ, parasit jenis tertentu dapat menghasilkan telur yang matang menjadi larva yang bermigrasi ke bagian tubuh yang lain.
Spesies yang menginfeksi manusia meliputi Taenia saginata (cacing pita daging sapi), Taenia solium (cacing pita babi), Taenia asiatica (cacing pita Asia).
Beberapa orang menjadikan parasit ini sebagai metode diet, padahal ini berbahaya. Kamu Perlu Tahu, Ini Bahaya Diet Cacing Pita Bagi Tubuh.
2. Cacing kremi
Cacing kremi adalah sejenis cacing gelang, yang bentuknya sangat kecil dan sebenarnya tidak berbahaya.
Parasit ini dapat tinggal di dalam usus besar dan rektum orang dewasa atau anak-anak.
Cara penularannya dapat terjadi ketika seseorang secara tidak sadar menelan telurnya.
Karena memiliki ukuran yang sangat kecil dan hampir tidak terlihat, telur parasit ini mudah terbang dan terhirup manusia.
Telur dapat bertahan hidup di tempat tidur, pakaian, dan bahan lainnya.
Infeksi cacing kremi lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini biasanya tidak berbahaya dan mudah diobati.
Dokter bisa meresepkan beberapa obat untuk mengatasi cacingan baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Ini contoh Obat Cacing untuk Anak dan Dewasa yang Biasa Dokter Resepkan.
3. Cacing gelang (Ascariasis)
Cacing gelang atau ascariasis umum terjadi di tempat hangat dengan sanitasi yang buruk. Ketika seseorang menelan telur parasit ini, cacing tersebut akan menetas di usus.
Cacing muda kemudian menuju paru-paru. Setelah satu atau dua minggu, parasit tersebut masuk ke tenggorokan dan sering tertelan lagi.
Cacing gelang menyebar melalui tanah yang bercampur dengan kotoran yang terinfeksi atau dengan memakan daging mentah yang terinfeksi.
Dibanding orang dewasa, anak-anak lebih rentan terkena infeksi parasit ini. Terutama jika anak memiliki beberapa kebiasaan yang bisa meningkatkan risikonya.
Ibu perlu hati-hati bila Anak Memiliki 5 Kebiasaan Ini, Sebab Bisa Jadi Cara Penularan Infeksi Cacing Gelang.
4. Cacing trichinella
Trichinella adalah sejenis cacing gelang yang menggunakan tubuh inangnya untuk hidup dan berkembang biak.
Parasit ini menginfeksi hewan seperti beruang, rubah, babi hutan, dan babi peliharaan.
Kamu bisa mendapatkan infeksi cacing ini dengan memakan larvanya yang seringkali terdapat dalam daging mentah atau setengah matang.
Jika parasit ini masuk ke dalam tubuh, larvanya akan menetap dalam usus manusia, dan tumbuh hingga mereka dewasa.
Setelah dewasa, parasit ini kemudian akan berkembang biak dan menyebar ke otot atau jaringan tubuh lainnya.
5. Cacing tambang
Berbeda dengan jenis lainnya, cacing tambang dapat menular melalui kotoran dan tanah yang terkontaminasi.
Cara paling umum untuk parasit ini masuk ke tubuh adalah berjalan tanpa alas kaki di tanah atau kotoran yang mengandung larva.
Artinya, larva parasit ini dapat masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit. Setelah masuk ke tubuh, parasit ini akan menempel ke dinding usus dengan “pengait”. Panjangnya biasanya kurang dari 1,27 cm.
Telur cacing tambang kemudian akan mengontaminasi tubuh melalui pori-pori kulit.
Untuk mencegahnya, kamu harus selalu memakai alas kaki saat pergi ke luar rumah.
Pasalnya, tanah yang kamu injak bisa jadi merupakan salah satu habitat parasit ini untuk berkembang biak.
6. Cacing pipih
Cacing pipih hidup dalam usus, darah, atau jaringan tubuh, yang lebih sering menginfeksi hewan ketimbang manusia. Manusia akan berisiko tertular jika sering mengonsumsi sayuran mentah, seperti selada air.
Bukan hanya melalui makanan saja, parasit ini bisa menginfeksi tubuh manusia melalui air minum yang telah terkontaminasi telur cacing.
Ciri Terkena Infeksi Cacing
Saat cacing masuk ke dalam tubuh seseorang dan menginfeksi, akan ada banyak gejala yang bisa pengidap alami.
Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung jenis parasit yang menginfeksi.
Pada anak-anak, gejala yang terjadi bisa berupa rasa gatal di anus atau area kelamin, terutama pada malam hari.
Selain itu, anak akan mengalami penurunan bobot tubuh dan sering terbangun pada malam hari.
Berbeda dengan anak-anak, berikut gejala umum cacingan pada orang dewasa:
- Rasa lelah yang berlebihan.
- Sakit perut atau mulas.
- Perut kembung.
- Mual dan muntah-muntah.
- Diare, yang disertai dengan penurunan berat badan.
- Disentri, yaitu infeksi yang terjadi pada usus sehingga menyebabkan diare disertai darah.
- Mengalami penurunan nafsu makan.
Pada infeksi cacing pita, ada beberapa gejala lain yang dapat terjadi, yaitu:
- Benjolan di bawah kulit.
- Reaksi alergi.
- Demam.
- Masalah neurologis, seperti kejang.
Sementara itu, gejala tambahan dari infeksi cacing tambang meliputi:
- Gatal-gatal.
- Anemia.
- Kelelahan.
Pada infeksi cacing Trichinella, parasit ini akan berjalan melalui aliran darah dan memasuki jaringan atau otot lain. Ini dapat menyebabkan gejala berupa:
- Demam.
- Pembengkakan wajah.
- Nyeri otot dan nyeri tekan.
- Sakit kepala.
- Sensitivitas cahaya.
- Konjungtivitis (mata merah).
Segera lakukan perawatan bila kamu mengalami gejala-gejala di atas. Kamu juga bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk membicarakan gejala yang kamu alami dan minta saran kesehatan yang tepat.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.