Jaringan Saraf Wajah Terganggu, Awas Sindrom Horner

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Februari 2021
Jaringan Saraf Wajah Terganggu, Awas Sindrom HornerJaringan Saraf Wajah Terganggu, Awas Sindrom Horner

Halodoc, Jakarta – Sindrom Horner adalah penyakit yang terjadi karena ada gangguan pada jaringan saraf wajah. Kondisi ini tergolong langka dan merupakan gabungan dari gejala-gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada jalur jaringan saraf dari otak menuju wajah. Semakin lama, kerusakan yang terjadi akan berimbas pada terjadinya kelainan pada salah satu bagian mata. 

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sindrom Horner, termasuk pengidap stroke, cedera saraf tulang belakang, atau tumor. Karena bisa disebabkan oleh riwayat penyakit, maka penanganan sindrom Horner dilakukan dengan cara mengatasi penyakit penyebabnya. Setelah kondisi yang mendasari diobati, fungsi jaringan saraf bisa kembali normal. 

Baca juga: Sindrom Horner Bisa Jadi Gejala Stroke, Benarkah?

Gejala dan Penyebab Sindrom Horner

Sindrom Horner menyerang saraf wajah terutama mata. Maka dari itu, gejala khas dari penyakit ini adalah mengecilnya salah satu pupil mata. Kondisi ini menyebabkan kelopak mata pada salah satu sisi wajah pengidapnya terlihat merosot. Selain memengaruhi salah satu sisi wajah, sindrom Horner juga bisa memicu gejala-gejala lainnya. 

Kondisi ini menyebabkan ukuran kedua pupil mata terlihat berbeda, salah satu kelopak mata bagian bawah terlihat sedikit naik, pupil terlambat melebar saat berada dalam kondisi rendah cahaya, sebagian wajah mengeluarkan sedikit keringat atau tidak sama sekali, serta mata terlihat sayu atau memerah. Gejala sindrom Horner biasanya tidak berbeda jauh antara anak-anak maupun orang dewasa. 

Namun, ada sedikit perbedaan yang mungkin muncul. Pada orang dewasa, sindrom Horner biasanya disertai dengan sakit kepala. Sementara pada anak-anak, kondisi ini biasanya juga memicu terjadinya warna iris yang lebih pucat, serta bagian wajah yang terkena sindrom Horner terlihat memerah saat terkena sinar matahari. 

Baca juga: Perlu Tahu Cara Diagnosis Sindrom Horner

Secara umum, sindrom Horner disebabkan oleh kerusakan pada beberapa jalur sistem saraf simpatik. Saraf ini berada di antara otak sampai ke wajah. Sistem saraf ini berperan dalam mengatur denyut jantung, ukuran pupil mata, tekanan darah, proses keluar keringat, dan lainnya. Sel saraf atau neuron yang bisa memengaruhi sindrom Horner dibagi menjadi tiga jenis, di antaranya: 

  • Neuron Tingkat Satu 

Neuron tingkat pertama terdapat di hipotalamus, batang otak, serta saraf tulang belakang bagian atas. Ada beberapa kondisi medis yang bisa memicu sindrom Horner pada neuron tingkat satu, di antaranya stroke, tumor, cedera leher, penyakit yang menyebabkan hilangnya myelin, serta ada kista atau rongga di tulang belakang. 

  • Neuron Tingkat Dua 

Neuron tingkat dua berada di tulang belakang, dada atas, serta leher bagian samping. Kerusakan pada sel saraf ini bisa disebabkan oleh kanker paru-paru, tumor pada lapisan myelin, cedera traumatik, pembedahan di rongga dada, serta kerusakan pada pembuluh darah utama dari jantung (aorta).

  • Neuron Tingkat Tiga 

Sel saraf atau neuron ini terdapat di bagian samping leher yang menuju ke kulit wajah dan otot-otot dari kelopak mata serta iris. Sindrom Horner pada neuron tingkat tiga bisa disebabkan oleh kerusakan arteri di sepanjang leher, tumor atau infeksi di dasar tengkorak, migrain, cluster headache, serta kerusakan pembuluh darah di sepanjang leher. 

Baca juga: Ini 4 Komplikasi yang Disebabkan oleh Sindrom Horner

Jika mengalami gejala mirip sindrom Horner atau memiliki riwayat penyakit yang bisa memicu sindrom ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat sindrom Horner. Biar lebih mudah, temukan daftar rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan dengan aplikasi Halodoc. Ayo, download aplikasinya sekarang!

Referensi 
WebMD. Diakses pada 2021. Horner Syndrome.
Healthline. Diakses pada 2021. What Is Horner’s Syndrome?
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Horner syndrome.