Jarang Diketahui, Inilah Penyebab dan Faktor Risiko Tennis Elbow
“Tennis elbow disebabkan oleh cedera atau overuse pada otot-otot dan tendon yang terletak di siku dan lengan bagian atas. Cedera tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor risiko.”
Halodoc, Jakarta – Tennis elbow, atau lateral epicondylitis, adalah kondisi medis yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada siku dan lengan bagian atas.
Kondisi ini dapat terjadi karena cedera atau overuse pada otot-otot dan tendon yang terletak di siku dan lengan bagian atas. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab dari kondisi ini.
Penyebab dan Faktor Risiko Tennis Elbow
Penyebab kondisi ini adalah cedera atau overuse pada otot-otot dan tendon yang terletak di siku dan lengan bagian atas. Cedera ini biasanya terjadi pada tendon yang terhubung ke tulang epicondyle lateralis di siku.
Ketika otot dan tendon di siku terus-menerus ditarik dan digunakan secara berlebihan, tendon dapat mengalami kerusakan atau peradangan yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami tennis elbow meliputi:
1. Olahraga tertentu
Olahraga yang melibatkan gerakan repetitif pada siku dan lengan bagian atas, seperti tenis atau bulu tangkis. Tak hanya dapat memicu tennis elbow, tenis atau bulu tangkis juga dapat memicu cedera lainnya. Simak informasinya pada artikel: Awas, Ini Cedera yang Biasa Terjadi saat Bermain Bulutangkis.
2. Pekerjaan tertentu
Pekerjaan yang melibatkan gerakan repetitif pada siku dan lengan bagian atas, seperti pekerjaan mekanik atau konstruksi, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tennis elbow.
Tak hanya pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik, nyatanya pekerja kantoran juga berisiko mengalami kondisi ini. Yuk, simak informasinya pada artikel: Pekerja Kantoran Rentan Terkena Penyakit Tennis Elbow?
3. Usia
Risiko terkena tennis elbow meningkat seiring bertambahnya usia. Sebab, tendon dan otot menjadi lebih rentan terhadap kerusakan seiring bertambahnya usia.
4. Faktor genetik
Beberapa studi menunjukkan, faktor genetik dapat memainkan peran dalam meningkatkan risiko seseorang terkena tennis elbow.
Salah satunya studi pada tahun 2010 oleh tim peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris. Penelitian ini menemukan bahwa pasien dengan tennis elbow memiliki perbedaan genetik pada gen COL5A1.
Gen COL5A1 adalah gen yang bertanggung jawab untuk produksi kolagen tipe V. Kolagen tipe V merupakan komponen utama dari tendon dan dapat mempengaruhi kekuatan dan elastisitas tendon.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan genetik pada COL5A1 dapat memicu terjadinya peradangan dan kerusakan pada tendon yang berpotensi memicu tennis elbow.
Gejala Tennis Elbow
Kondisi ini biasanya menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di siku dan lengan bagian atas.
Nah, beberapa gejala lain yang dapat terjadi meliputi:
- Rasa sakit yang meningkat saat melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan siku dan lengan bagian atas.
- Kesulitan melakukan gerakan siku dan lengan bagian atas, seperti memegang benda atau menekan tombol pada ponsel.
- Kekakuan pada siku dan lengan bagian atas.
Pengobatan Tennis Elbow
Pengobatan untuk kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan gejala pasien. Pada kasus yang ringan, tennis elbow dapat sembuh sendiri. Namun, benarkah demikian? Simak informasi lengkapnya pada artikel: Alasan Penyakit Tennis Elbow Bisa Sembuh dengan Sendirinya.
Sementara itu, berikut ini beberapa metode pengobatannya:
1. Istirahat dan Konseling Aktivitas
Menghindari aktivitas yang memperburuk kondisi dan memberi waktu istirahat pada siku dan lengan bagian atas dapat membantu mempercepat penyembuhan.
2. Terapi fisik
Terapi fisik bertujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada tendon serta memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas otot dan tendon di sekitar siku.
Berikut ini jenis terapi fisik untuk mengatasi tennis elbow:
- Latihan penguatan dan fleksibilitas. Bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan fleksibilitas otot dan tendon di sekitar siku. Latihan ini membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan tendon. Sehingga, latihan ini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.
- Terapi manual. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan gerakan siku dan memperbaiki aliran darah ke area yang terkena.
- Bracing dan pelindung siku. Bracing atau pelindung siku dapat membantu menjaga posisi yang benar dan membatasi gerakan yang memperparah kondisi siku. Hal ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada tendon.
4. Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Ada beberapa jenis obat pereda nyeri yang penggunaannya bermanfaat untuk mengatasi kondisi ini, yaitu:
- Analgesik non-steroid (NSAID). Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan pada tendon dan mengurangi rasa sakit. Contoh NSAID yang umum penggunaannya adalah ibuprofen dan naproxen.
- Krim analgesik topikal. Gunakan krim ini langsung pada area yang sakit dan membantu mengurangi rasa sakit. Adapun krim topikal yang umum dokter pergunakan untuk tennis elbow antara lain diclofenac gel atau ibuprofen gel.
- Injeksi kortikosteroid. Injeksi kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit. Suntikan atau injeksi ini diberikan langsung pada area yang terkena.
Namun, perlu kamu ingat bahwa obat-obatan ini hanya mengurangi gejala, bukan mengobati penyebabnya.
Bisakah Tennis Elbow Dicegah?
Ada beberapa cara untuk membantu mencegah kondisi ini, antara lain:
- Memastikan untuk menggunakan peralatan yang tepat dan teknik yang tepat untuk setiap olahraga atau tugas.
- Melakukan latihan fisik yang dapat menjaga kekuatan dan fleksibilitas lengan bawah.
- Mengompres dingin siku menggunakan es setelah beraktivitas fisik yang melelahkan.
- Mengistirahatkan siku jika terasa sakit untuk menekuk atau meluruskan lengan.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Tennis Elbow.
Healthline. Diakses pada 2023. Tennis Elbow.
Journal of Orthopaedic Research, Raleigh, S. M., van der Merwe, L., Ribbans, W. J., & Smith, R. K. 28(3), 329-333. doi: 10.1002/jor.21009. Diakses pada 2023. Genetic Associations in Tennis Elbow.
Journals Sagepub. Diakses pada 2023. Risk factors in lateral epicondylitis (tennis elbow): a case-control study.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan