Jangan Sepelekan Rabies, Ini Komplikasinya
Halodoc, Jakarta – Kalau mendengar penyakit rabies pasti kamu langsung mengacu pada gigitan anjing. Memang benar, tapi tidak semua gigitan anjing pasti menyebabkan rabies. Rabies disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan hewan, termasuk anjing. Jadi, hanya anjing yang sudah terpapar saja yang menularkan rabies melalui gigitannya. Penyakit ini juga tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Salah satu langkah pencegahan yang paling efektif adalah mendapatkan vaksin rabies. Sayangnya, rabies hampir selalu berakibat fatal ketika gejalanya sudah muncul. Lantas, komplikasi apa yang bisa ditimbulkan oleh rabies? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Tidak Hanya Anjing, Kucing Juga Dapat Sebabkan Rabies
Komplikasi Rabies yang Tidak Boleh Disepelekan
Waktu antara paparan dan gejala penyakit yang dikenal sebagai periode inkubasi dapat berjalan rata-rata dari 20 hingga 90 hari. Ketika infeksi berkembang dan menuju otak, gejala ensefalitis (radang otak) dan meningitis (radang jaringan di sekitar otak dan tulang belakang) akan berkembang. Selama tahap penyakit selanjutnya, seseorang mulai mengalami gejala fisik dan neuropsikiatri yang progresif dan sering dramatis, seperti paranoia, perilaku abnormal, halusinasi, dan kejang.
Dari titik ini, penyakit ini berkembang dengan cepat, menyebabkan delirium, koma, dan kematian dalam 7-10 hari. Begitu gejala prodromal muncul, pengobatan hampir tidak pernah efektif. Melihat komplikasi rabies yang ternyata serius, penting untuk mendapatkan vaksinasi rabies sedini mungkin. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut seputar rabies dan vaksinasinya, kamu bisa berdiskusi bersama dokter Halodoc. Kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja. Lebih praktis dan mudah, kan?
Lantas, Bagaimana Cara Menangani Rabies?
Penanganan rabies perlu dilakukan sesegera mungkin bahkan jika memungkinkan sebelum gejalanya muncul. Setelah terpapar virus rabies, pengidap perlu mendapatkan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi agar tidak masuk. Suntikan imunoglobulin rabies yang mengandung dosis langsung antibodi rabies harus diberikan untuk melawan infeksi dan membantu mencegah virus. Kemudian, pengidapnya bisa mendapatkan vaksin rabies untuk menghindari penyakit. Vaksin rabies biasanya diberikan dalam serangkaian lima suntikan selama 14 hari.
Baca Juga: Tergigit Hewan Penular Rabies? Lakukan 3 Hal Ini
Mendapatkan vaksinasi rabies sesegera mungkin setelah gigitan hewan adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi. Dokter akan merawat luka dengan mencucinya setidaknya selama 15 menit dengan sabun dan air, deterjen, atau yodium. Kemudian, dokter baru akan memberi immunoglobulin rabies dan memulai putaran suntikan untuk vaksin rabies. Protokol ini dikenal sebagai "profilaksis pasca pajanan."
Langkah Pencegahan Rabies
Rabies adalah penyakit yang bisa dicegah. Melansir dari Healthline, langkah sederhana untuk mencegah rabies, yaitu:
-
Dapatkan vaksinasi rabies sebelum bepergian ke negara-negara berkembang, bekerja sama dengan hewan, atau bekerja di laboratorium yang menangani virus rabies;
-
Vaksinasi hewan peliharaan;
-
Jauhkan hewan peliharaan agar tidak bermain bersama hewan liar atau berkeliaran di luar;
-
Laporkan hewan liar ke dinas terkait;
-
Hindari kontak dengan binatang liar;
-
Cegah kelelawar memasuki ruang tamu atau bangunan lain di dekat rumah.
Baca Juga: Kenali Hewan yang Memiliki Rabies
Vaksinasi rabies bisa kamu peroleh di puskesmas atau rumah sakit. Lebih baik jika kamu mendapatkan vaksin meskipun tidak memelihara atau berinteraksi dengan hewan tertentu karena rabies bisa menjangkit kapan saja.
Referensi :
Verywell Health. Diakses pada 2020. How Rabies Is Treated.
Healthline. Diakses pada 2020. Rabies.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan