Jangan Sepelekan Komplikasi yang Disebabkan Kista Ovarium
"Bagi wanita, penting untuk memahami penyakit kista ovarium yang dapat menyerang organ reproduksi. Diagnosis yang lebih cepat dilakukan akan mempermudah melakukan penanganan yang tepat."
Halodoc, Jakarta - Ovarium adalah salah satu bagian dari sistem reproduksi wanita yang sangat penting, karena menjadi tempat sel telur dimatangkan. Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada organ ini adalah kista ovarium, yaitu kondisi ketika munculnya kantung berisi cairan pada ovarium. Kondisi ini tidak boleh disepelekan, karena komplikasi yang bisa ditimbulkan cukup serius.
Beberapa komplikasi kista ovarium yang dapat terjadi adalah torsi ovarium, yaitu kondisi ketika kista yang membesar membuat ovarium berputar atau bergerak, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu, komplikasi lain yang dapat ditimbulkan kista ovarium adalah pecahnya kista. Jika kista ovarium pecah, akan timbul nyeri hebat dan perdarahan.
Baca juga: 10 Hal Ini Bisa Menyebabkan Kista Ovarium
Apa Penyebab Kista Ovarium?
Kista ovarium dapat terjadi karena berbagai faktor. Berdasarkan apa yang jadi penyebabnya, kista ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fungsional dan non fungsional. Kista ovarium fungsional terbentuk ketika ovarium melepaskan sel telur atau ovulasi, sedangkan yang non fungsional biasanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan siklus menstruasi, atau karena gangguan kesehatan lain dalam tubuh.
Adapun hal-hal yang dapat meningkatkan risiko munculnya kista ovarium adalah:
- Gangguan pada hormon.
- Kehamilan. Biasanya terjadi ketika wanita berovulasi, tetapi tetap berada di ovarium selama hamil.
- Mengidap endometriosis. Sebab, hal ini dapat menyebabkan sel-sel endometrium tumbuh di luar rahim, dan beberapa jaringan bisa saling menempel di ovarium lalu membentuk kista.
- Mengidap infeksi panggul yang parah, atau menyebar ke ovarium.
- Memiliki riwayat kista ovarium sebelumnya.
Baca juga: Kista Ovarium, Benarkah Bikin Susah Punya Keturunan?
Diagnosis dan Pengobatan Kista Ovarium
Kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala yang khas, sehingga pengidapnya bisa saja tidak menyadari kondisinya. Oleh karena itu, agar segala penyakit dan gangguan kesehatan bisa terdeteksi dini, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk memesan layanan pemeriksaan laboratorium, yang bisa dilakukan di rumah.
Untuk memastikan diagnosis kista ovarium, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan pelvis, dan tes-tes penunjang untuk menegakkan diagnosis. Tes penunjang yang biasa dilakukan dapat berupa USG pelvis, laparoskopi, dan tes darah CA 125 (jika dicurigai ada indikasi kanker ovarium).
Setelah dilakukan diagnosis, barulah dokter akan merekomendasikan langkah pengobatan, yang disesuaikan dengan usia, gejala, serta jenis dan ukuran kista. Beberapa pilihan pengobatan untuk kista ovarium yang biasa dilakukan adalah pemberian obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal atau operasi.
Baca juga: Kista Ovarium Muncul Saat Masa Kehamilan, Apa Saja Risikonya?
Tindakan operasi yang dilakukan untuk mengatasi kista ovarium dapat dilakukan tanpa mengangkat ovarium atau kistektomi, atau pengangkatan ovarium atau ooforektomi. Namun, jika massa kista yang tumbuh bersifat ganas, dokter mungkin akan melakukan pengangkatan rahim, ovarium, dan tuba falopi.
Lalu, apakah kista ovarium bisa dicegah? Sebenarnya, tidak ada cara atau metode khusus untuk mencegah kista ovarium. Namun, kamu bisa melakukan pemeriksaan panggul secara rutin, untuk mendeteksi dini jika ada perubahan dalam ovarium. Dengan begitu, kista ovarium dapat terdeteksi dengan cepat dan bisa segera dilakukan pengobatan.
Curigai juga jika ada perubahan dalam siklus menstruasi bulanan, atau gangguan pada menstruasi yang tidak seperti biasanya. Selain itu, cobalah terapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan hindari stres.