Jangan Panik, Ini Cara Mengatasi BAB Berdarah

12 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   27 Februari 2025

Cara mengatasi BAB berdarah akan bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Jangan Panik, Ini Cara Mengatasi BAB BerdarahJangan Panik, Ini Cara Mengatasi BAB Berdarah

DAFTAR ISI


BAB berdarah adalah kondisi yang terjadi ketika keluar darah saat buang air besar (BAB). Kondisi ini memiliki tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari ringan, berat, hingga mengancam nyawa. 

Munculnya darah saat buang air besar tidak boleh kamu sepelekan. Sebab, kondisi ini bisa jadi tanda adanya pendarahan di saluran pencernaan. 

Meski begitu, BAB berdarah bisa kamu obati. Pengobatannya cukup bervariasi, tergantung dari penyebabnya. Yuk, ketahui sejumlah cara untuk mengatasi BAB berdarah berikut ini!

Cara Mengatasi BAB Berdarah 

Ada banyak faktor yang bisa memicu BAB berdarah, seperti wasir, firusa anus, penyakit radang usus, divertikulitis, tukak lambung, hingga infeksi menular seksual (IMS)

Pengobatan BAB berdarah, biasanya disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini beberapa cara mengatasi BAB berdarah yang perlu diketahui:

1. Pengobatan rumahan

Pengobatan rumahan bisa menjadi pertolongan pertama pada kasus BAB berdarah yang ringan, seperti:

Mandi dengan air hangat

Mandi air hangat direkomendasikan untuk mengatasi BAB berdarah yang disebabkan oleh wasir. Air hangat akan membantu meredakan rasa nyeri yang muncul saat kamu mengalami BAB berdarah. 

Selain itu, kamu perlu mengatasi wasir untuk mengurangi rasa tidak nyaman di tubuh. Ada sejumlah obat wasir berbahan herbal yang bisa kamu gunakan. Rekomendasi obatnya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini: 5 Rekomendasi Obat Wasir Herbal yang Ampuh Atasi Ambeien

Menggunakan krim oles

BAB berdarah juga bisa diobati menggunakan krim oles tanpa resep atau dengan resep dokter. Krim oles umumnya mengandung senyawa yang efektif untuk mengurangi iritasi dan gatal pada dubur. 

Berikut ini 5 Rekomendasi Obat BAB Berdarah yang Ampuh dan Aman. Obat-obatan tersebut bisa dibeli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc

Makan lebih banyak serat 

BAB berdarah salah satunya disebabkan oleh fisura ani, robekan kecil pada jaringan tipis yang menjadi pelapis anus. Kondisi ini umumnya terjadi karena sembelit, serta mengejan terlalu keras saat buang air besar. 

Untuk mengatasinya, kamu terlebih dahulu harus mengobati sembelit hingga sembuh. Nah, salah satu caranya bisa dengan mengonsumsi makanan kaya serta. 

Menjaga kebersihan dubur

Menjaga kebersihan dubur jadi salah satu cara untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat BAB berdarah. 

Kamu bisa menggunakan air dan sabun lembut untuk membersihkan area tersebut. Jangan lupa untuk menggosok dengan lembut dan tepuk-tepuk kulit hingga kering.

Selain itu, hindari menggaruk area dubur untuk menghindari risiko lecet dan iritasi kulit. 

Perawatan lainnya

Selain perawatan di atas, ada juga sejumlah cara rumahan yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi BAB berdarah.

Contohnya berolahraga secara teratur minimal 30 menit setiap hari, serta menghidrasi tubuh dengan minum minimal 2 liter air setiap harinya. 

2. Perawatan medis

Jika pengobatan BAB berdarah secara rumahan tidak berhasil, maka perawatan medis perlu dilakukan, seperti: 

Endoskopi

Jika penyebabnya wasir, BAB berdarah mungkin memerlukan perawatan yang lebih invasif. Dokter dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode untuk menghentikan pendarahan akut.

Biasanya, dokter menggunakan endoskopi untuk menyuntikkan obat ke tempat pendarahan, merawat sumber pendarahan dengan arus listrik atau laser, atau memasang pita atau klip untuk menutup pembuluh darah.

Angiografi

Apabila endoskopi tidak dapat mengontrol pendarahan, dokter mungkin akan menggunakan angiografi untuk menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah guna mengontrol pendarahan.

Pembedahan 

Pembedahan biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk mengangkat polip atau bagian usus besar yang rusak akibat kanker, divertikulitis, atau penyakit radang usus. 

Obat-obatan

Pada beberapa kondisi, dokter juga akan merekomendasikan penggunaan obat-obatan untuk mengatasi BAB berdarah. 

Misalnya saja, obat antibiotik untuk mengobati bakteri H. pylori yang menekan asam lambung, serta obat antiinflamasi untuk mengobati kolitis. 

Sementara itu, jika penyebabnya adalah fisura ani, BAB berdarah dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika infeksi berkembang. 

Selain pengobatan, orang yang mengalami BAB berdarah juga perlu menjalani 4 Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Fisura Ani.

Penyebab BAB Berdarah

Berikut berbagai penyebab BAB berdarah yang perlu kamu waspadai:

1. Ambeien (Hemoroid)

Ini adalah salah satu penyebab BAB berdarah yang paling umum. BAB keras dan berdarah bisa terjadi akibat pembuluh darah anus yang membengkak dan pecah karena mengejan terlalu kuat.

Darah biasanya berwarna merah terang dan muncul di tisu toilet atau di permukaan feses.

2. Fisura Ani

Luka atau robekan kecil pada anus, sering kali disebabkan oleh BAB keras dan berdarah. Rasa nyeri saat buang air besar biasanya menyertai kondisi ini.

3. Polip Usus atau Kanker Kolorektal

Jika BAB berdarah tapi tidak sakit, ini bisa menjadi tanda adanya polip usus atau kanker kolorektal.

Darah yang keluar biasanya berwarna gelap atau hitam, menandakan perdarahan dari bagian usus yang lebih tinggi.

4. Infeksi Saluran Pencernaan

Penyakit akibat bakteri, virus, atau parasit dapat menyebabkan diare berdarah. Gejala lain bisa berupa demam, sakit perut, dan dehidrasi.

5. Divertikulitis

Radang pada kantong kecil di dinding usus besar (divertikula) yang dapat menyebabkan perdarahan tiba-tiba tanpa rasa sakit.

6. Penyakit Radang Usus (Inflammatory Bowel Disease)

Termasuk kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, yang menyebabkan peradangan kronis di usus dan dapat memicu BAB berdarah.

Faktor Risiko BAB Berdarah

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko kenapa BAB berdarah, di antaranya:

  • Kurangnya serat dalam makanan dapat menyebabkan BAB keras dan berdarah, karena tinja menjadi sulit dikeluarkan.
  • Mengejan terlalu keras karena sembelit dapat melukai dinding anus dan menyebabkan fisura ani atau hemoroid.
  • Risiko polip usus, kanker kolorektal, dan divertikulitis meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Duduk dalam waktu lama, terutama di toilet, dapat menyebabkan hemoroid, yang sering dikaitkan dengan BAB berdarah.
  • Memiliki anggota keluarga dengan penyakit radang usus atau kanker usus meningkatkan risiko mengalami BAB berdarah.
  • fObat pengencer darah (antikoagulan) dapat menyebabkan perdarahan di saluran pencernaan.

Diagnosis dan Pemeriksaan Buang Air Besar Berdarah

Dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab perdarahan. 

Berikut beberapa metode yang digunakan dalam diagnosis:

1. Endoskopi

Endoskopi adalah prosedur diagnostik utama untuk mendeteksi sumber perdarahan dalam saluran pencernaan.

Ada beberapa jenis endoskopi yang digunakan berdasarkan lokasi perdarahan:

  • Kolonoskopi. Caranya dengan memasukkan selang fleksibel berkamera (endoskop) ke dalam anus untuk melihat adanya polip, tumor, radang, atau luka di dinding usus.
  • Gastroskopi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan endoskop melalui mulut untuk melihat ulkus lambung, gastritis, atau varises esofagus.
  • Sigmoidoskopi. Mirip dengan kolonoskopi, tetapi hanya memeriksa bagian bawah usus besar (rektum dan sigmoid).

2. Foto rontgen dengan kontras barium

Rontgen saluran pencernaan dengan barium enema digunakan untuk melihat kelainan struktural di dalam usus besar.

Pasien diberikan larutan barium sulfat melalui anus. Larutan ini akan melapisi dinding usus dan membuatnya lebih jelas terlihat dalam hasil rontgen.

Fungsi tindakan ini untuk mendeteksi tumor, penyempitan usus, atau divertikulosis.

3. Angiografi

Jika sumber perdarahan tidak ditemukan melalui endoskopi atau rontgen, dokter dapat menggunakan angiografi.

Prosedur ini melibatkan penyuntikan zat kontras ke pembuluh darah dan pencitraan menggunakan CT scan atau MRI untuk melihat adanya kelainan pembuluh darah, seperti malformasi arteri atau tumor vaskular.

4. Tes darah dan pemeriksaan feses

Tes darah lengkap bisa digunakan untuk melihat kemungkinan anemia akibat perdarahan.

Tes tinja (feses) bisa untuk mendeteksi adanya darah samar yang tidak terlihat secara kasat mata.

Tes infeksi bakteri atau parasit juga bisa dilakukan jika diduga ada infeksi pencernaan.

Kapan BAB Berdarah Menjadi Kondisi yang Mengkhawatirkan?

Sebenarnya, kapanpun kamu mengalami BAB berdarah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter, terutama jika:

  • Kamu tidak tahu mengapa BAB berdarah terjadi. Terkadang, pendarahan rektal berkaitan dengan kondisi yang tidak kamu ketahui.
  • BAB terasa menyakitkan. Nyeri selalu menjadi tanda bahwa, ada yang tidak beres pada tubuhmu dan memerlukan perhatikan medis.
  • Terasa berat atau sering terjadi. Pendarahan dalam jumlah banyak atau sering berpotensi menyebabkan kondisi yang lebih serius, termasuk anemia.
  • Sudah berlangsung selama seminggu atau lebih. Meskipun pendarahan mungkin tidak banyak atau tidak terasa sakit, BAB berdarah yang berlangsung selama beberapa waktu tetap memerlukan pengobatan.

Komplikasi BAB Berdarah

Jika BAB berdarah tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  • Kehilangan darah dalam jumlah banyak atau terus-menerus dapat menyebabkan anemia, yang ditandai dengan kelelahan, pusing, dan kulit pucat.
  • Luka pada anus akibat fisura ani atau hemoroid bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri, yang berpotensi menyebabkan infeksi.
  • BAB berdarah tapi tidak sakit apakah berbahaya? Ya, karena bisa menjadi tanda awal kanker kolorektal atau penyakit radang usus yang tidak terdeteksi sejak dini.
  • Penyakit seperti kolitis ulseratif yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan serius pada dinding usus, bahkan hingga robek (perforasi), yang dapat berakibat fatal.

BAB Berdarah Tanda Penyakit Apa?

Ada dua penyebab BAB berdarah berdasarkan lokasi perdarahannya, yaitu: 

1. Hematochezia

Hematochezia adalah kondisi munculnya darah segar pada tinja atau feses. Masalah kesehatan ini umumnya terjadi akibat perdarahan pada saluran cerna bagian bawah, seperti usus besar atau rektum. 

Pada kondisi ini, darah yang keluar bersama feses akan terlihat memerah dan masih segar. Sebab, perdarahan hematochezia biasanya terletak pada area yang tidak jauh dari dubur. 

Nah, ada beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan hematochezia, yaitu:

  • Wasir (ambeien) atau hemoroid. Ini merupakan pembesaran atau pembengkakan yang terjadi pada dubur atau usus besar bagian akhir atau rektum.
  • Fisura ani. Merupakan luka yang muncul akibat adanya cedera anus. Adapun fisura ani biasanya terjadi karena sembelit dengan ukuran feses yang besar dan keras.
  • Divertikulitis. Merupakan kondisi peradangan atau infeksi pada kantong kecil tidak normal yang terbentuk pada saluran pencernaan (divertikula). 
  • Radang usus. Kondisi radang usus adalah istilah umum untuk menggambarkan gangguan yang melibatkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Adapun contoh radang usus adalah kolitis ulseratif atau penyakit Crohn. 
  • Polip usus besar. Merupakan gumpalan kecil yang terbentuk pada lapisan usus, terutama usus besar atau rektum. 
  • Kanker usus besar. Merupakan kondisi munculnya pertumbuhan tumor ganas pada usus besar yang merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan. 

2. Melena

Melena adalah kondisi yang terjadi akibat perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas atau usus besar.

Ketika melena terjadi, darah pada feses akan terlihat hitam pekat dengan bau yang tidak sedap. Sebab, darah tersebut bercampur dengan enzim dan asam lambung.

Adapun sejumlah kondisi yang dapat memicu terjadinya melena adalah:

  • Varises esofagus. Kondisi ini terjadi akibat pembesaran abnormal pada vena yang terletak pada esofagus. Esofagus adalah penghubung antara bagian kerongkongan dan lambung. 
  • Esofagitis. Merupakan kondisi peradangan pada lapisan kerongkongan akibat penyakit GERD.
  • Tukak lambung. Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung.
  • Sindrom Mallory-Weiss. Merupakan robekan pada jaringan area kerongkongan yang berbatasan dengan lambung. 
  • Gastritis. Kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan. 
  • Kanker lambung.  Merupakan pertumbuhan sel abnormal yang berawal pada perut. Baca lebih lanjut mengenai kanker lambung pada artikel: Ketahui 14 Penyebab Terjadinya Kanker Lambung

Itulah beberapa cara mengatasi BAB berdarah yang dapat menjadi pilihan.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap BAB Berdarah

Apabila kamu mengalami BAB berdarah, segera menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc. 

Semakin cepat masalah ini ditangani, gejala yang kamu rasakan bisa segera mereda. 

Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. 

Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Referensi: 
NHS UK. Diakses pada 2024. Bleeding from the Bottom (Rectal Bleeding).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Rectal Bleeding.
Everyday Health. Diakses pada 2024. The Many Shades of Poop and What They Mean. 
Healthline. Diakses pada 2024. What’s the Difference Between Hematochezia and Melena? 
Healthline. Diakses pada 2024. Everything You Need to Know About Rectal Hemorrhage (Rectal Bleeding).

FAQ

1. BAB berdarah tapi tidak sakit apakah berbahaya?

BAB berdarah tanpa rasa sakit bisa tidak berbahaya jika disebabkan oleh wasir (ambeien) ringan atau iritasi usus. 

Namun, jika darah terus keluar atau disertai gejala lain seperti lemas atau berat badan turun, bisa menjadi tanda gangguan pencernaan serius seperti polip, kanker usus, atau penyakit radang usus.

2. BAB keluar darah apa bisa sembuh sendiri?

Jika disebabkan oleh wasir ringan, fisura anus, atau iritasi, BAB berdarah bisa sembuh sendiri dengan meningkatkan konsumsi serat, banyak minum air, dan menghindari mengejan berlebihan. 

Namun, jika perdarahan terus berulang atau semakin parah, perlu diperiksa oleh dokter.

3. BAB keluar darah tanda penyakit apa?

BAB berdarah bisa menjadi tanda berbagai kondisi, seperti:

  • Wasir (ambeien): penyebab paling umum, biasanya darah merah segar.
  • Fisura ani: luka kecil di anus akibat BAB keras.
  • Radang usus (kolitis ulseratif, Crohn’s disease): disertai diare dan nyeri perut.
  • Polip atau kanker usus: biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa disertai perubahan pola BAB.
  • Divertikulitis: peradangan kantong kecil di usus besar yang bisa menyebabkan perdarahan.

4. Makanan apa yang menyebabkan BAB berdarah?

Tidak ada makanan yang secara langsung menyebabkan BAB berdarah, tetapi beberapa makanan bisa memperburuk kondisi seperti wasir atau iritasi usus, seperti:

  • Makanan pedas bisa mengiritasi saluran pencernaan.
  • Makanan rendah serat menyebabkan sembelit dan mengejan lebih kuat saat BAB.
  • Alkohol dan kafein berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan memperburuk sembelit.
  • Makanan olahan dan tinggi lemak memperlambat pencernaan dan meningkatkan risiko sembelit.