Jangan Lengah, Waspada Euforia Vaksinasi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Mei 2021
Jangan Lengah, Waspada Euforia VaksinasiJangan Lengah, Waspada Euforia Vaksinasi

Halodoc, Jakarta - Sejak tahun lalu, hampir seluruh negara yang terdampak COVID-19 berharap vaksin segera tersedia untuk menekan penularan COVID-19. Indonesia tergolong salah satu negara dengan jumlah kasus COVID-19 yang cukup tinggi. Tersedianya vaksin tentu menjadi angin segar dan harapan baru bagi masyarakat agar dapat beraktivitas normal seperti dahulu.

Kendati demikian, euforia vaksinasi di Indonesia justru dapat membuka peluang kasus yang lebih tinggi. Mengapa? Bukannya mengatasi pandemi, sejumlah orang yang telah divaksin justru merasa dapat bebas beraktivitas normal. Padahal, mendapatkan vaksin bukan berarti tubuh seratus persen kebal dari infeksi COVID-19.

Baca juga: Tips agar Puasa Tetap Lancar di Tengah Pandemi Corona

Indonesia Harus Belajar dari India

Melansir dari Kompas, Pakar Pulmonologi sekaligus Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr. Sardjito, dr Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD., KP., FINASIM, menjelaskan apa yang sedang terjadi di India. Melihat data September hingga November 2020, India mampu menekan angka positif sampai sepersepuluh dari sebelumnya. Kemudian pada awal 2021, India telah melaksanakan vaksinasi dan bahkan disebut mampu mengatasi penularan dengan baik.

Sayangnya, terjadi euforia yang menyebabkan terjadinya tsunami COVID-19. India mengalami serangan luar biasa hingga mencatatkan angka positif harian lebih dari 200.000. Akibatnya, pelayanan kesehatan kewalahan dan proses kremasi dilakukan di lapangan terbuka.

Baca juga: Uji Vaksin Sinovac Diklaim Efektif Hingga 80 Persen

Indonesia harus belajar dari India untuk tidak lengah terhadap euforia vaksinasi. Kendati vaksinasi telah gencar dilakukan, para peneliti belum dapat melihat dampaknya hingga setidaknya 12 bulan ke depan.

Menurut dr. Citra Indriani, staf Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi (BEPH), FKKMK UGM, vaksin Sinovac yang dipakai di Indonesia memiliki efikasi sekitar 65 persen. Oleh karenanya, kemungkinan tertular masih ada meski kamu sudah divaksin. 

Bukan itu saja, COVID-19 adalah virus baru yang masih terus diteliti. Meski vaksin sudah tersedia, virus ini masih bisa terus bermutasi. Apabila kamu sudah divaksinasi, jangan lupa tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan memakai masker, berjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Baca juga: Ketahui Varian Baru COVID-19 B1617 yang Muncul di India

Selain itu, kamu juga perlu rutin mengonsumsi vitamin dan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Saat stok menipis, segera beli di toko kesehatan Halodoc. Tidak perlu repot keluar rumah, lewat Halodoc kamu bisa tetap aman di rumah dan pesanan kamu akan di antar ke tujuan.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2021. Belajar dari India, Indonesia Harus Waspada Euforia Vaksin Corona.
Reuters. Diakses pada 2021. India’s COVID-19 cases near 20 million, peak seen nearing.