article bot
Kesehatan Mental

Jangan Diabaikan, 8 Tanda Fisik Terkena Depresi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Maret 2020
Jangan Diabaikan, 8 Tanda Fisik Terkena DepresiJangan Diabaikan, 8 Tanda Fisik Terkena Depresi

Halodoc, Jakarta - Ketika mengalami depresi, seseorang cenderung merasakan kesedihan, kegelisahan, cemas yang berlebihan, dan kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang disukai. Penyakit depresi sering dianggap sepele, padahal depresi berbeda dengan perasaan sedih pada umumnya.

Rasa sedih biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Namun, depresi bisa terjadi berminggu-minggu dan memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental. Gejala depresi mudah ditebak dari pola atau gaya hidup seseorang yang cenderung berubah menjadi pemurung. Namun, kamu juga bisa melihat tanda-tanda depresi yang muncul pada fisik seseorang.

Sebaiknya, jangan diabaikan jika kamu atau orang terdekat kamu mengalami tanda depresi berikut ini:

Baca juga: 5 Penyebab Depresi yang Sering Diabaikan

  1. Punggung dan Leher Sakit

Banyak orang yang mengalami depresi akan mengalami punggung yang terasa pegal dan leher yang terasa sakit dan kaku. Studi yang berjudul The role of inflammation in depression: from evolutionary imperative to modern treatment target menyebutkan, peradangan dalam tubuh mungkin berhubungan dengan sirkuit saraf di otak. Terkait hal ini, stres menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kerja saraf yang ada pada otak.

  1. Sakit Kepala

Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Pain mengungkapkan, sakit kepala dan depresi berhubungan erat. Pada saat depresi, beberapa otot sekitar kepala akan menegang dan hal ini yang mengakibatkan kamu merasakan sakit di bagian kepala ketika mengalami depresi.

  1. Sakit Perut

Pengidap depresi terkadang juga merasakan sakit perut atau diare. Depresi menyebabkan kembung yang bisa memicu irritable bowel syndrome pada beberapa pasien. Depresi bisa menyebabkan metabolisme tubuh menjadi tidak lancar sehingga memungkinkan pengidap depresi mengalami sembelit atau susah buang air besar.

Baca Juga: Depresi Bisa Terjadi pada Segala Usia

  1. Jerawat

Suasana hati yang buruk dan stres dapat menimbulkan jerawat di beberapa bagian tubuh kamu. Depresi melepaskan hormon stres yang mengganggu kerja hormon lain yang ada pada tubuh. Hal ini yang menjadi penyebab munculnya jerawat pada seseorang yang mengalami depresi.

  1. Kulit Kering

Hindari depresi dan stres jika kamu tidak ingin memiliki kulit yang kering. Nyatanya depresi dapat membuat kulit kamu menjadi sangat kering karena dehidrasi. Biasanya, orang yang mengalami depresi akan cenderung lebih jarang untuk mengonsumsi air sehingga kebutuhan air dalam tubuhnya tidak akan terpenuhi dengan baik.

  1. Berat Badan Tidak Stabil

Ketidakseimbangan senyawa kimia yang terjadi pada otak akibat depresi bisa membuat nafsu makan kamu berkurang. Dengan begitu, berat badan kamu tidak akan stabil bahkan cenderung akan turun dengan drastis.

  1. Kelelahan

Biasanya, pengidap depresi akan merasa lelah meskipun tidak melakukan hal yang berat. Kondisi ini dikenal sebagai gejala fisik klasik depresi.

  1. Gigi Berlubang

Orang yang mengalami depresi nyatanya juga bisa mengalami masalah di gigi, seperti gigi berlubang dan karies gigi.

Baca juga: Selamat Tinggal Depresi

Jangan abaikan tanda-tanda fisik yang muncul akibat depresi yang kamu rasakan. Kalau kamu sedang stres hingga depresi dan kesulitan mengatasinya, kamu bisa bicara dengan psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubungi mereka kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasinya sekarang juga, ya!

 

Referensi :
Healthline. Diakses pada 2020. 7 Physical Symptoms That Prove Depression Is Not Just ‘In Your Head’.
WebMD. Diakses pada 2020. Depression: Recognizing the Physical Signs.
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. The role of inflammation in depression: from evolutionary imperative to modern treatment target.
The Journal of The International Associationfor The Study of Pain. Diakses pada 2020. Depression in tension-type headache sufferers: bystander or villain?.