Jalani Transplantasi Sumsum Tulang, Benarkah Pengidap HIV/AIDS Berpotensi Sembuh?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Maret 2019
Jalani Transplantasi Sumsum Tulang, Benarkah Pengidap HIV/AIDS Berpotensi Sembuh?Jalani Transplantasi Sumsum Tulang, Benarkah Pengidap HIV/AIDS Berpotensi Sembuh?

Halodoc, Jakarta – HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human immunodeficiency virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel T pembantu yang disebut CD4+. Akibatnya, sistem pertahanan tubuh utama menjadi rusak dan membuat pengidapnya mudah tertular penyakit. Fase AIDS terjadi ketika seseorang yang terinfeksi HIV mulai menunjukkan gejala fisik berupa demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, ruam kemerahan, pembengkakan kelenjar limpa, serta nyeri sendi dan otot.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Unik Penyakit Menular Seksual

Fase AIDS bisa dicegah selama orang yang terinfeksi HIV rutin konsumsi obat antiretroviral (ARV). Namun seringkali, seseorang baru menyadari dirinya terinfeksi HIV saat muncul gejala fisik atau sudah memasuki fase AIDS. Itu sebabnya tes HIV/AIDS perlu dilakukan tiap enam bulan sekali, terutama bagi pengguna narkoba suntik dan sering berganti-ganti pasangan. Saat terdiagnosis HIV/AIDS, pengidapnya (disebut ODHA) perlu mengonsumsi obat ARV seumur hidup.

Transplantasi Sumsum Tulang Belakang Beri Harapan Baru Bagi ODHA

Hingga kini belum ada pengobatan yang terbukti berhasil menyembuhkan HIV/AIDS. Meski begitu, masih ada harapan bagi ODHA untuk bisa sembuh dan hidup lebih lama. Selain mengonsumsi obat ARV seumur hidup, akhir-akhir ini, telah banyak penelitian yang mengklaim mampu menyembuhkan ODHA. Klaim pertama muncul pada tahun 2008 oleh tim peneliti yang melaporkan seorang pasien Berlin “sembuh” dari HIV setelah menjalani transplantasi sumsum tulang. Lebih dari 10 tahun berlalu, kini muncul klaim serupa pada seorang pasien London dan Düsseldorf.

Transplantasi sumsum tulang pada ODHA dilakukan untuk mengobati penyakit kanker yang diidapnya setelah mendapatkan donor gen yang resisten terhadap HIV, yakni gen CCR5. Hasil perawatan mengejutkan banyak pihak karena setelah diperiksa kembali, tidak ditemukan lagi HIV dalam darahnya, bahkan setelah konsumsi ARV dihentikan. Meski begitu, masih terlalu dini untuk bisa dikatakan transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Para ilmuwan belum bisa menyimpulkan apakah HIV benar-benar hilang atau hanya dalam keadaan tidak terdeteksi.

Baca Juga: Hentikan Stigma pada ODHA atau Pengidap HIV/AIDS, Ini Alasannya

Tantangan Pelaksanaan Transplantasi Sumsum Tulang pada ODHA

Kini para peneliti dari Universitas Medical Center Utrecht Belanda mengamati dua ODHA yang mendapatkan transplantasi serupa. Hanya saja, kedua pasien masih belum berhenti konsumsi obat ARV. Jika respons yang muncul sama dengan ketiga pasien terdahulu, ada kemungkinan HIV/AIDS diberantas dengan transplantasi sumsum tulang.

Meski menjadi harapan kesembuhan baru bagi ODHA, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menjalani transplantasi sumsum tulang. Pasalnya prosedur ini dianjurkan bagi ODHA yang mengidap kanker, sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan kesembuhan. Tantangan lain metode ini adalah langkanya orang yang memiliki mutasi gen CCR5.

Baca Juga: Ini yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Tes HIV

Itulah studi klinis pengobatan HIV/AIDS terbaru yang sedang ramai diperbincangkan. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar HIV/AIDS, tanya dokter Halodoc untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Sebaiknya tanya informasi seputar HIV/AIDS pada ahlinya atau dari sumber terpercaya karena masih ada informasi keliru yang beredar di masyarakat. Hal ini bukan hanya menimbulkan kesalahpahaman pada ODHA, tapi juga menghambat upaya penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

Kamu bisa menggunakan fitur Talk to a doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!