Jaga Kesehatan Tulang, Ini Bedanya Skoliosis dengan Kifosis
Halodoc, Jakarta - Kesehatan tulang belakang sangat penting untuk dijaga karena fungsinya yang berguna untuk menyokong tubuh dan melindungi saraf-saraf di area tersebut. Saraf di tulang belakang sangat penting karena selalu bertukar informasi antara otak dan tubuh. Meski begitu, terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada tulang belakang dan mengganggu aktivitas harian.
Beberapa gangguan yang dapat terjadi pada tulang belakang adalah skoliosis dan kifosis. Meski sama-sama terjadi pada tulang di punggung, tetapi kedua gangguan tersebut berbeda satu sama lain. Maka dari itu, kamu harus tahu apa yang membedakan antara skoliosis dengan kifosis. Berikut pembahasan lebih lengkap terkait hal tersebut!
Baca juga: Penyebab 3 Kelainan Tulang Belakang
Perbedaan Antara Skoliosis dan Kifosis
Skoliosis
Penyakit skoliosis adalah kondisi yang terjadi pada tulang belakang ketika melengkung pada satu sisi. Gangguan ini umumnya terjadi saat masih anak-anak atau remaja saat masih dalam pertumbuhan menuju pubertas. Hal ini dapat menyebabkan tulang belakang keluar dari posisi normal. Seseorang dengan gangguan ini mungkin saja kehilangan lekuk tulang belakang yang akhirnya memengaruhi postur, penampilan, dan hal lainnya.
Tiga penyebab dari skoliosis yang paling umum adalah
- Ketegangan saraf: Hal ini mungkin penyebab yang paling umum dan dapat terjadi ketika seseorang mengidap tumor atau kista yang membuat tulang belakang menggulung, Akhirnya, mengakibatkan gangguan yang dapat memengaruhi postur.
- Gangguan struktural: Terkadang tulang dapat berbentuk tidak normal atau belum membentuk sempurna. Beberapa orang mungkin mengalami salah satu kakinya tumbuh lebih panjang dibandingkan yang lainnya. Seseorang juga dapat mengalami kerusakan ligamen atau trauma yang menyebabkan skoliosis.
- Patologi saraf-otot: Jika terdapat sistem kontrol tubuh yang terputus (otak atau saraf), maka otot mungkin tidak bekerja dengan benar yang akhirnya menyebabkan tulang belakang menjadi bengkok.
Jika kamu memiliki pertanyaan terkait perbedaan antara skoliosis dengan kifosis, dokter tulang dari Halodoc dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti. Caranya cukup mudah, hanya dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan terkait akses kesehatan pada smartphone kamu!
Baca juga: Ketahui 6 Gejala Seseorang yang Terkena Kifosis
Kifosis
Seseorang dapat mengalami gangguan ini disebabkan posisi tulang belakang membungkuk ke depan. Namun, seseorang yang posisi tulang belakangnya membungkuk ke depan lebih dari biasanya disebut juga dengan hiperkifosis. Jika kondisinya parah, punggung mungkin tampak, seperti membentuk bulatan dan menimbulkan rasa sakit yang parah.
Kamu mungkin saja mengalami gangguan ini disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, osteoporosis, hingga tumor tulang belakang. Berikut ini beberapa faktor risiko dari kifosis yang dapat didiagnosis pada orang dewasa:
- Faktor usia: Bertambahnya usia dapat membuat tulang kehilangan kalsium dan cakram dapat merosot karena proses penuaan, sehingga kifosis dapat terjadi.
- Pasca-trauma: Ini adalah salah satu gangguan yang paling umum untuk menyebabkan seseorang mengalami kifosis. Seseorang dapat mengalami gangguan ini saat mengalami patah pada tulang belakangnya karena cedera.
- Kifosis Scheuermann: Gangguan ini biasanya terjadi pada masa remaja, tetapi juga mungkin timbul ketika dewasa. Hal ini dapat menyebabkan bentuk tulang belakang yang tidak normal sehingga menjadi kaku.
Baca juga: Ini Gerakan Pilates untuk Pengidap Skoliosis
Itulah beberapa perbedaan yang dapat kamu ketahui terkait skoliosis dan kifosis serta beberapa penyebabnya. Jika kamu merasakan sakit pada tulang punggung, memang sebaiknya langsung memeriksakan diri agar masalah yang ada tidak berkembang menjadi parah. Dengan begitu, aktivitas harian tetap berjalan normal tanpa adanya gangguan dari tulang punggung.
Referensi:
Scoliosis Care Center. Diakses pada 2020. What is the Difference Between Scheuermann’s Hyperkyphosis and Scoliosis.
Scoliosis Clinic. Diakses pada 2020. Scoliosis and Kyphosis, what’s the difference?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan