Inilah yang Dimaksud dengan Hepatitis E
Halodoc, Jakarta - Seperti jenis hepatitis lainnya, hepatitis E juga merupakan penyakit yang menyerang hati. Bedanya, penyakit infeksi hati akut ini disebabkan oleh virus HEV (Hepatitis E Virus). Menurut data World Health Organization (WHO), setiap tahunnya ada sekitar 20 juta orang terinfeksi hepatitis E, dan sekitar 56 ribu di antaranya berakhir dengan kematian.
Cara penularan penyakit hepatitis E ini mirip seperti hepatitis A, yaitu ditularkan ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi feses orang yang telah terinfeksi virus HEV. Penularan pun dapat terjadi bahkan ketika seseorang hanya menelannya sedikit.
Risiko seseorang untuk terinfeksi HEV akan meningkat jika orang tersebut bepergian atau menetap di daerah yang memiliki kualitas kebersihan yang buruk dan padat penduduk. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui darah, seperti transfusi darah yang telah terinfeksi HEV, atau juga pada ibu hamil yang telah terinfeksi, kemungkinan untuk bisa menularkan virus ke janinnya juga sangat besar.
Selain itu, berhubungan intim tanpa pengaman dengan orang yang telah terinfeksi HEV juga dapat meningkatkan risiko tertular penyakit hepatitis E ini. Pada beberapa kasus, hewan yang telah terinfeksi HEV, juga memiliki potensi menularkannya pada manusia. Namun, kasus seperti ini cukup jarang terjadi.
Gejala Penyakit Hepatitis E
Umumnya, gejala penyakit hepatitis E akan muncul sekitar 2 hingga 7 minggu, setelah terinfeksi virus. Setelah itu, biasanya untuk bisa benar-benar sembuh, dibutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Gejala-gejala hepatitis E yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:
- Menguningnya warna kulit dan mata.
- Warna urine menjadi lebih gelap, seperti teh.
- Nyeri sendi.
- Hilangnya nafsu makan.
- Nyeri perut.
- Pembengkakan hati.
- Mual.
- Muntah.
- Mudah lelah.
- Demam.
Beberapa poin tadi hanyalah gejala yang umum dialami. Untuk bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi HEV atau tidak, dibutuhkan tes darah, untuk mengetahui apakah ada virus dalam tubuh. Tes darah juga biasanya dianjurkan dokter untuk dapat membantu memulai pengobatan dan menganjurkan perubahan gaya hidup, untuk memperlambat proses kerusakan hati akibat penyakit ini.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Angka kematian untuk penyakit ini masih terbilang rendah. Umumnya penderita hepatitis E dewasa akan bisa sembuh dengan menjalani perawatan intens dan mengubah pola hidup sehat. Sangat jarang ada yang mengalami komplikasi. Meski jarang, bukan berarti komplikasi tidak dapat terjadi.
Pada beberapa kasus, hepatitis E dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti gagal hati, yang berpotensi mengancam jiwa. Sementara itu, jika wanita hamil terinfeksi virus HEV, risiko komplikasi akan meningkat. Bahkan, janin dalam kandungannya pun dapat ikut tertular virus.
Oleh karena itu, ibarat lebih baik mencegah daripada mengobati, begitu pula dengan penyakit hepatitis E ini. Memulai gaya hidup bersih, seperti menghindari makan atau minum yang kurang bersih, makanan mentah, dan selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan, merupakan langkah mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Namun, jika kamu ingin mendiskusikan soal penyakit ini lebih lanjut dengan dokter, kamu bisa gunakan fitur Chat atau Voice/Video Call pada aplikasi Halodoc. Dapatkan juga kemudahan membeli obat secara online, kapan saja dan di mana saja, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan