Inilah Waktu yang Tepat untuk Memberikan Vaksinasi Tifoid
Halodoc, Jakarta - Vaksin tifoid digunakan untuk mencegah penyakit tifus. Vaksin ini termasuk dalam jenis imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, sebab kasus penyakit tifus terhitung masih banyak terjadi di Indonesia. Demam tifus terjadi disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang mudah menular.
Penularan demam tifus berasal dari makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman tersebut. Di samping itu, demam tifus juga lebih banyak terjadi di lingkungan yang kurang higienis. Karena angka demam tifoid masih cukup tinggi di Indonesia, maka langkah pencegahan dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksin tifoid.
Baca juga: Rentan Terjadi di saat Banjir, Ini 9 Gejala Penyakit Tifus
Waktu yang Tepat untuk Memberikan Vaksinasi Tifoid
Penyakit tifoid bisa menyebabkan komplikasi yang cukup serius, untuk itu diperlukan pencegahan yang tepat. Cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan vaksin tifoid. Berdasarkan acuan jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin tifoid sebaiknya diberikan pada anak di atas usia dua tahun, selanjutnya perlu diulang setiap tiga tahun.
Perlu diingat, vaksin ini memang digunakan untuk mencegah infeksi penyakit, namun kinerja vaksin tidak selalu 100 persen efektif. Hal tersebut terjadi pula dengan vaksin tifoid. Maka dari itu, tetap harus dipastikan kebersihan diri sendiri, diri Si Kecil, dan makanan tetap terjaga agar tidak tercemar oleh bakteri penyebab demam tifoid.
Selain anak-anak dan orang dewasa umumnya, beberapa orang dengan kategori tertentu diwajibkan untuk mendapatkan vaksin ini, yaitu:
- Orang yang bekerja di laboratorium dan bersentuhan dengan bakteri.
- Orang yang bekerja atau rutin bepergian ke daerah endemik tempat penularan tifoid cukup tinggi.
- Melakukan kontak dekat dengan pengidap yang mengalami demam tifoid.
- Hidup di lingkungan yang udara atau tanah yang berisiko terkontaminasi bakteri.
Vaksin tifoid jenis polisakarida bisa diberikan pada orang dewasa dan anak di atas usia dua tahun. Sebaiknya vaksin diberikan pada 2 minggu sebelum perjalanan ke daerah endemik dilakukan.
Dosis tambahan mungkin dibutuhkan apabila seseorang memiliki risiko terinfeksi lagi di kemudian hari. Jarak waktu pemberiannya adalah 3 tahun setelah suntikan pertama. Sedangkan vaksin tifoid orang dapat diberikan pada anak usia 6 tahun dan orang dewasa.
Baca juga: Yang Terjadi Jika Orang Dewasa Terkena Tifus
Efek Samping Pelaksanaan Vaksin Tifoid
Sama seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini juga bisa menimbulkan efek samping. Biasanya efek samping hanya ringan, pada sebagian besar orang tidak bermasalah saat mengalami imunisasi tifoid suntik ataupun oral. Efek samping yang mungkin terjadi di antaranya demam, sakit kepala, dan ruam dan bengkak di area kulit yang disuntik.
Efek samping ini sebenarnya jarang terjadi. Namun, cara agar terhindar dari efek samping imunisasi yang berbahaya, pastikan bahwa Si Kecil atau orang dewasa sedang dalam keadaan sehat saat menerima vaksin. Pemberian vaksin tifoid dapat ditunda apabila Si Kecil atau orang dewasa sedang demam atau mengalami infeksi.
Vaksin tifoid suntik atau orang tidak diberikan pada orang yang mungkin akan mengalami efek samping lebih parah, yaitu pada:
- Orang yang memiliki alergi vaksin.
- Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS dan kanker.
- Orang yang sedang menjalani pengobatan tertentu, seperti kemoterapi, radiasi, atau minum obat steroid.
- Anak yang belum cukup usia yang disarankan.
Baca juga: Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?
Sebelum merencanakan tindakan vaksin tifoid, sebaiknya diskusikan terlebih dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kini, kamu bisa berbicara dengan dokter kapan saja dan di mana saja. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!