Inilah Pengobatan yang Dibutuhkan oleh Pengidap Autoimun
Halodoc, Jakarta - Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan seseorang secara keliru menyerang tubuhnya sendiri. Di dunia medis, ada sekitar 80 gangguan autoimun berbeda yang telah dikenali. Dari mulai dari yang ringan sampai yang membahayakan atau menyebabkan efek samping serius.
Gangguan autoimun secara luas dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama yang menyerang spesifik organ, yang berarti satu organ terpengaruh. Kedua adalah gangguan non-organ-spesifik, yang berarti banyak organ atau semua sistem tubuh mungkin terpengaruh. Meski tidak ada obatnya, perawatan khusus mampu mengurangi gejalanya.
Baca Juga: Gejala Umum saat Seseorang Mengidap Penyakit Autoimun
Perawatan Penyakit Autoimun
Sekali lagi, tidak ada perawatan yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun. Namun, ada hal yang dapat mengontrol respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.
- Perawatan juga tersedia untuk meredakan gejala seperti nyeri, bengkak, kelelahan, dan ruam kulit.
- Makan makanan yang seimbang dan berolahraga teratur juga dapat membantu pengidapnya merasa lebih baik.
Selain itu, ada beberapa perawatan yang tercatat berhasil mengurangi gejalanya. Beberapa perawatan tersebut meliputi:
- Obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Mereka kadang-kadang digunakan untuk mengobati gejala akut.
- Obat pereda nyeri, seperti parasetamol dan kodein.
- Obat imunosupresan, untuk menghambat aktivitas sistem kekebalan.
- Terapi fisik, untuk mendorong mobilitas.
- Pengobatan untuk defisiensi, misalnya, suntikan insulin dalam kasus diabetes.
- Operasi, misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus dalam kasus penyakit Crohn.
- Imunosupresi dosis tinggi, atau penggunaan obat penekan sistem kekebalan dalam dosis yang diperlukan untuk mengobati kanker atau untuk mencegah penolakan organ transplantasi.
Baca juga: Ini 9 Penyakit Autoimun yang Sering Terdengar
Gejala Penyakit Autoimun dan Cara Mendiagnosisnya
Gejala awal dari banyak penyakit autoimun sangat mirip, seperti:
- Kelelahan.
- Otot pegal.
- Bengkak dan kemerahan.
- Demam ringan.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.
- Rambut rontok.
- Ruam kulit.
Setiap pengidapnya juga dapat memiliki gejala uniknya sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Sementara infeksi usus dapat menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare.
Kunjungi dokter jika kamu mengalami gejala penyakit autoimun. Kamu mungkin juga perlu mengunjungi dokter spesialis, tergantung pada jenis penyakit yang dialami, misalnya:
- Ahli reumatologi untuk mengobati penyakit sendi, seperti rheumatoid arthritis serta penyakit autoimun lainnya seperti sindrom Sjögren dan SLE.
- Ahli gastroenterologi untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan, seperti celiac dan penyakit Crohn.
- Ahli endokrin untuk menangani kondisi kelenjar, termasuk penyakit Graves, tiroiditis Hashimoto, dan penyakit Addison.
- Dokter kulit untuk merawat kondisi kulit, seperti psoriasis.
Selain itu, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis sebagian besar penyakit autoimun. Dokter akan menggunakan kombinasi tes dan tinjauan gejala dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis.
Namun, tes antibodi antinuklear (ANA) sering kali merupakan salah satu tes pertama yang digunakan dokter ketika gejala menunjukkan penyakit autoimun. Tes positif berarti kamu mungkin mengidap salah satu penyakit ini, tetapi tidak dapat memastikan secara pasti penyakit apa yang terjadi.
Baca juga: Penyebab Penyakit Autoimun Sering Menyerang Wanita
Jika kamu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit autoimun yang kamu atau anggota keluarga kamu alami, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. Dokter akan selalu siaga menjelaskan dengan detail setiap pertanyaan yang kamu ajukan lewat smartphone. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!