Inilah Kelompok yang Berisiko Mengidap PAP
Halodoc, Jakarta - Penyakit arteri perifer (PAP) merupakan kondisi yang terjadi saat aliran darah menuju tungkai tersumbat karena penyempitan pembuluh darah yang berasal dari arteri jantung. Akibatnya, tungkai akan kekurangan pasokan darah dan terasa sakit saat berjalan. Penyakit ini terkadang tidak menimbulkan gejala, karena berkembang secara perlahan.
Namun, jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat, gejala yang muncul akan bertambah parah dan menyebabkan kematian jaringan. Jika sudah begitu, kaki akan berisiko untuk diamputasi. Cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjalankan gaya hidup sehat. Berikut kelompok yang menjadi faktor risiko PAP!
Baca juga: Tips Sederhana Untuk Mencegah Penyakit Arteri Perifer
Kelompok Orang yang Berisiko Mengidap Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Penyakit arteri perifer (PAP) ini memiliki kemiripan dengan penyakit jantung koroner dan stroke, yaitu sama-sama disebabkan oleh penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer (PAP), penumpukan terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai, yang membuat arteri menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi terhambat.
Bukan hanya terjadi pada tungkai saja, kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh mana pun. Prosesnya sendiri disebut dengan aterosklerosis. Penyakit ini dapat terjadi karena proses alami, yaitu penuaan. Namun, penyakit ini dapat terjadi dengan lebih cepat pada beberapa orang dengan kondisi berikut ini:
- Mengidap obesitas,
- Mengidap diabetes,
- Perokok aktif,
- Mengidap hipertensi,
- Mengidap kolesterol tinggi,
- Mengidap penyakit jantung koroner,
- Mengidap stroke.
Saat memiliki sejumlah faktor risiko PAP, silahkan periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab pasti kondisi yang kamu alami. Semakin cepat penyakit terdiagnosis, maka akan semakin tinggi pula kesempatan kamu untuk sembuh.
Baca juga: Pengidap Diabetes Berisiko Alami Penyakit Arteri Perifer
Perhatikan Sejumlah Gejala yang Muncul
Di awal mula kemunculan penyakit, biasanya pengidap hanya merasakan gejala ringan berupa kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Rasa nyeri yang dialami akan bertambah saat pengidap melakukan aktivitas dan akan membaik saat beristirahat. Kondisi yang seperti ini dikenal dengan sebutan klaudikasio. Jika terjadi pada lansia, klaudikasio merupakan keluhan yang normal akibat penuaan. Selain itu, ini gejala yang muncul:
- Kaki tampak pucat,
- Kaki membusuk,
- Kaki terasa dingin dan membiru,
- Muncul luka di kaki.
Sejumlah gejala yang tampak tersebut merupakan tanda kematian jaringan pada kaki, dan berisiko untuk diamputasi. Jika tidak segera melakukan penanganan, maka kematian jaringan akan meluas pada area tersebut. Selain kematian jaringan, beberapa gejala yang tampak akan berupa:
- Kerontokan bulu kaki.
- Otot kaki mengempis.
- Kuku kaki yang rapuh.
- Pertumbuhan kuku kaki lambat.
- Disfungsi ereksi pada pria.
Infeksi atau luka pada tungkai bisa terjadi karena kurangnya asupan darah pada organ tersebut. Proses aterosklerosis sendiri dapat terjadi di pembuluh darah jantung dan otak. Jika dibiarkan begitu saja, komplikasi berbahaya seperti stroke atau serangan jantung bisa saja terjadi.
Baca juga: Mengidap Penyakit Arteri Perifer, Waspada Komplikasinya
Bagaimana Cara Efektif dalam Melakukan Pencegahan?
Cara paling efektif dalam mencegah penyakit arteri perifer (PAP) adalah dengan mencegah terjadinya aterosklerosis. Berikut sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah aterosklerosis:
- Menjaga berat badan ideal.
- Berhenti merokok sekarang juga.
- Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
- Berolahraga rutin setiap hari, minimal 30–45 menit setiap sesinya. Lakukan setidaknya 3–5 hari dalam seminggu.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
Selain beberapa langkah tersebut, jika kamu memiliki sejumlah faktor risiko PAP, seperti diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, atasi penyakit-penyakit tersebut dengan baik.