Ini Kelainan Darah yang Berhubungan dengan Sel Darah Putih
“Sel darah putih diproduksi dalam sumsum tulang dan berfungsi untuk memerangi infeksi dan respons peradangan. Gangguan sel darah putih dapat menyebabkan leukositosis, neutropenia autoimun, dan neutropenia siklik. Kebanyakan gangguan sel darah putih bersifat jinak, tetapi beberapa, seperti leukemia, bisa ganas.”
Halodoc, Jakarta – Sel darah putih, juga disebut dengan leukosit, adalah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Sel ini dibuat dalam sumsum tulang dan berfungsi untuk melawan infeksi serta merespons peradangan dalam tubuh. Gangguan dalam produksi, fungsi, atau jumlah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Gejala dan Tanda Gangguan Sel Darah Putih
Gejala gangguan leukosit bervariasi tergantung pada jenis penyakit yang mendasarinya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala, sedangkan yang lain dapat mengalami gejala yang parah. Namun, ada beberapa gejala umum yang dapat menjadi tanda adanya gangguan sel darah putih, termasuk:
1. Infeksi yang sering atau berulang
Orang dengan gangguan leukosit mungkin mengalami infeksi yang lebih sering atau berulang. Infeksi ini bisa melibatkan berbagai jenis patogen, termasuk bakteri, virus, atau jamur. Penting untuk kamu ketahui bahwa infeksi yang sering tidak selalu menunjukkan adanya gangguan leukosit, tetapi ini dapat menjadi indikasi adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh.
2. Infeksi dengan bakteri, virus, atau jamur yang tidak biasa
Salah satu tanda gangguan leukosit adalah infeksi yang terjadi karena patogen yang tidak biasa. Misalnya, seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin lebih rentan terhadap infeksi yang muncul karena bakteri, virus, atau jamur yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada orang yang sehat.
3. Gejala seperti demam, sariawan, dan abses kulit
Beberapa gejala umum gangguan sel darah putih meliputi demam yang tidak pasti penyebabnya, sariawan yang sering muncul, dan abses kulit yang terjadi secara berulang. Gejala ini merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan yang sedang berlangsung.
4. Pneumonia
Pneumonia atau infeksi paru-paru, juga dapat terjadi pada individu dengan gangguan leukosit. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, dan demam. Pneumonia sering kali lebih serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Penyebab Gangguan Sel Darah Putih
Gangguan leukosit dapat terjadi karena berbagai faktor. Beberapa gangguan muncul karena kelebihan atau kekurangan sel darah putih, masalah dengan fungsi sel, atau kesulitan dengan jenis tertentu. Faktor-faktor penyebab yang umum meliputi:
- Kelebihan atau kekurangan sel darah putih. Beberapa gangguan terjadi ketika terjadi peningkatan (-filia) atau penurunan (-penia) jumlah secara keseluruhan.
- Masalah dengan fungsi sel. Gangguan ini terjadi ketika sel darah putih tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya, tidak mampu melawan infeksi atau merespons peradangan dengan baik.
- Kesulitan dengan jenis sel darah putih tertentu. Setiap jenis sel darah putih memiliki peran yang berbeda dalam melawan infeksi dan peradangan. Jika ada masalah dengan produksi atau fungsi jenis sel darah putih tertentu, ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Selain itu, gangguan leukosit juga dapat terjadi karena faktor seperti infeksi virus, gangguan autoimun, kanker, obat tertentu, atau infeksi berat. Beberapa orang mungkin lahir dengan kelainan sel darah putih bawaan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang hidup. Adapun jenis dari sel darah putih dan fungsinya, yaitu:
- Neutrofil, yang berfungsi melawan infeksi bakteri.
- Limfosit, yang dominan melawan infeksi virus.
- Monosit, yang sebagian besar memerangi infeksi jamur.
- Eosinofil, yang dominan melawan infeksi parasit dan terlibat dalam reaksi alergi.
- Basofil, yang terlibat dalam reaksi inflamasi.
Jenis Kelainan Sel Darah Putih yang Umum
Ada beberapa jenis kelainan sel darah putih yang umum terjadi, antara lain:
1. Leukositosis
Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah. Peningkatan ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk infeksi, peradangan, gangguan sumsum tulang, atau kondisi lain seperti leukemia. Pada leukositosis, jumlahnya melebihi batas normal.
2. Neutropenia autoimun
Neutropenia autoimun terjadi ketika tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan neutrofil, jenis yang berfungsi melawan infeksi bakteri. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan jumlah neutrofil dalam darah dan meningkatkan risiko infeksi.
3. Neutropenia kongenital berat
Neutropenia kongenital berat adalah gangguan genetik yang mengakibatkan penurunan jumlah neutrofil dalam darah sejak lahir. Seseorang dengan kondisi ini mengalami infeksi bakteri berulang dan membutuhkan perawatan khusus untuk mencegah komplikasi serius.
4. Neutropenia siklik
Neutropenia siklik adalah gangguan genetik yang mirip dengan neutropenia kongenital berat. Namun, dalam neutropenia siklik, penurunan jumlah neutrofil terjadi secara siklik dalam siklus sekitar 21 hari. Ini berarti bahwa neutropenia tidak selalu terjadi setiap hari, tetapi muncul dalam periode siklus tertentu.
5. Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker yang memengaruhi sumsum tulang dan menyebabkan produksi yang tidak normal. Kondisi ini dapat mempengaruhi leukosit yang berbeda, termasuk limfosit, neutrofil, atau lainnya. Ini adalah kondisi yang serius dan membutuhkan perawatan medis yang intensif.
6. Penyakit granulomatosa kronis
Penyakit granulomatosa kronis adalah kelainan genetik yang memengaruhi beberapa jenis sel darah putih, termasuk neutrofil, monosit, dan makrofag. Pada kondisi ini, leukosit tidak dapat berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi. Seseorang dengan penyakit granulomatosa kronis rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia dan abses.
7. Defisiensi adhesi leukosit
Defisiensi adhesi leukosit adalah kelainan yang menyebabkan leukosit tidak dapat bergerak ke area infeksi dengan efektif. Ini membuat tubuh sulit melawan infeksi, dan individu dengan kelainan ini sering mengalami infeksi berulang.
Selain kondisi tadi, kamu juga bisa mengetahui kelainan darah yang kerap terjadi pada lansia melalui artikel Ketahui 5 Kelainan Darah yang Dapat Menyerang Lansia.
Guna mendiagnosis gangguan, dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes yang tepat. Tes yang umum dilakukan termasuk:
- Tes hitung darah lengkap (complete blood count/CBC). Pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang jumlah leukosit, jenis-jenis, dan komponen lainnya. Ini termasuk tes hitung eosinofil.
- Pemeriksaan darah. Tes lebih lanjut bertujuan untuk mengevaluasi fungsi sel darah putih, seperti tes fungsi neutrofil atau tes antibodi.
Selain itu, dokter mungkin juga memeriksa riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan melakukan tes tambahan sesuai dengan kebutuhan.