Inilah Gejala Chlamydia karena Hubungan Intim
Halodoc, Jakarta - Anjuran untuk selalu memakai kondom ketika melakukan hubungan intim (terutama jika suka bergonta-ganti pasangan), tentu sering kita dengar. Hal ini bukan tanpa tujuan, lho. Selain mencegah kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dapat membantu mencegah terjadinya penyakit menular seksual yang mungkin ditularkan dari pasangan. Seperti chlamydia misalnya. Salah satu jenis penyakit menular seksual ini cukup umum dan dapat menimpa siapa saja, baik pria maupun wanita. Seperti apa gejalanya?
Pengidap chlamydia terkadang tidak menyadari penyakit yang diidapnya, karena gejalanya tidak selalu dikenali. Jika ada beberapa gejala yang muncul, biasanya pengidap baru akan mengetahuinya setelah seminggu sampai tiga minggu dari masa penularan. Gejala-gejala yang dialami pun dapat berbeda antara pria dan wanita
Baca juga: Begini Penularan Infeksi Chlamydia dari Tubuh ke Tubuh
Gejala klamidia pada wanita adalah:
-
Keluarnya cairan tidak normal yang berbau.
-
Perdarahan di luar masa menstruasi.
-
Adanya rasa sakit ketika menstruasi.
-
Nyeri di bagian lambung bawah disertai dengan demam.
-
Adanya rasa sakit ketika berhubungan intim.
-
Rasa panas dan gatal di sekitar Miss V.
-
Sakit ketika buang air kecil
Sementara itu, gejala klamidia pada pria adalah:
-
Adanya sedikit cairan bening atau keruh yang muncul di ujung Mr P.
-
Rasa sakit ketika buang air kecil.
-
Rasa panas dan gatal di lubang Mr P.
-
Munculnya rasa sakit dan bengkak di sekitar testis.
Hal-Hal yang Membuat Kamu Berisiko Tertular Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui kontak ketika hubungan intim. Namun, hanya melalui cairan genital saja infeksi tersebut dapat ditularkan, bukan kontak ciuman, berpelukan, atau mandi bersama. Chlamydia juga tidak ditularkan lewat air di kolam renang, toilet, tempat duduk, alat makan, maupun bertukaran pakaian.
Baca juga: 5 Penyakit Kelamin yang Biasa Mengidap Anak Muda
Namun, kamu bisa berisiko tertular chlamydia jika:
-
Melakukan hubungan intim, baik secara vaginal, anal, atau oral.
-
Melakukan masturbasi dengan menggunakan sex toys tanpa mencucinya setelah pemakaian sebelumnya atau tidak dilapisi kondom ketika pemakaian.
-
Saling bersentuhan organ intim pria dan wanita, meski tidak ada penetrasi, orgasme, maupun ejakulasi.
-
Cairan Miss V atau air mani yang terinfeksi masuk melalui mata.
-
Seorang wanita yang hamil dan terinfeksi klamidia, dapat menularkan infeksi pada bayi yang dikandung.
Selain hal-hal tadi, chlamydia bisa menular melalui rektum perempuan dan laki-laki. Hal tersebut terjadi karena hubungan intim anal. Biasanya tidak ada gejala yang ditunjukkan, tetapi infeksi ini dapat menyebabkan nyeri di dubur, keluar cairan, dan perdarahan dari dubur.
Cegah Chlamydia dengan Cara Ini
Seperti halnya kebanyakan penyakit lain, infeksi chlamydia dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
-
Selalu gunakan kondom ketika berhubungan intim, baik itu secara vaginal, anal, dan oral.
-
Jaga kebersihan mainan seks, tidak berbagi mainan seks dengan banyak pasangan.
-
Sebaiknya gunakan plastik lunak atau lateks untuk menutupi Miss V saat melakukan seks oral atau ketika melakukan rangsangan dengan menggosokkan Miss V.
-
Setia pada pasangan, tidak melakukan hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan.
Baca juga: Harus Tahu, Penanganan untuk Mengatasi Chlamydia
Itulah sedikit penjelasan tentang chlamydia. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!