Waspadai 6 Cara Penularan HIV yang Paling Sering Terjadi

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Agustus 2024

“Human immunodeficiency virus (HIV) penyebab penyakit AIDS tidak menular melalui keringat, berciuman, gigitan nyamuk, atau sentuhan. Cara penularan HIV sebenarnya melalui hubungan intim, pemakaian jarum suntik bergantian, transfusi darah, dan melalui ibu kepada bayinya.”

Waspadai 6 Cara Penularan HIV yang Paling Sering TerjadiWaspadai 6 Cara Penularan HIV yang Paling Sering Terjadi

DAFTAR ISI

Cara Penularan Virus HIV

Rekomendasi Alat Tes HIV Mandiri 

Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining PMS Mulai dari Rp 599rb!


Halodoc, Jakarta – HIV adalah salah satu bentuk penyakit menular seksual (PMS) yang bisa menurunkan sistem imunitas, serta bisa terjadi pada siapa saja. 

Seharusnya, sistem imunitas tubuh berperan untuk memerangi penyakit atau kuman yang masuk dan menginfeksi tubuh. Namun, pada pengidap penyakit HIV, sistem imunitas justru menjadi begitu lemah, sehingga tidak dapat memerangi virus yang masuk dan menyerang tubuh. 

Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit HIV. Di mana ini artinya, kamu harus waspada terhadap penularan virus HIV. Berikut ini cara penularan HIV, yang paling sering terjadi. 

Cara Penularan Virus HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem imun seseorang, sehingga tubuh tidak memiliki daya dalam melawan suatu penyakit atau infeksi. 

Penyakit yang satu ini bisa berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), terutama jika infeksi HIV sudah sampai di tahap akhir. 

Perlu kamu ketahui bahwa, penyakit HIV tidak menular melalui keringat, ciuman, gigitan nyamuk, atau sentuhan. Berikut ini beberapa cara penularan HIV yang perlu kamu waspadai, yaitu: 

1. Hubungan intim tanpa menggunakan kondom

Virus HIV bisa masuk ke dalam tubuh melalui cairan vagina, air mani, atau cairan pra ejakulasi, lewat luka terbuka yang terdapat pada organ intim.

Melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom bisa meningkatkan risiko perpindahan virus tersebut, hingga tubuh lebih rentan terinfeksi. 

Inilah sebabnya, sangat penting untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan intim, terutama jika kamu kerap berganti pasangan.

Pemakaian kondom cukup efektif untuk mencegah penularan virus dengan menghalangi masuknya cairan vagina maupun air mani ke tubuh pasangan.

Ada beberapa rekomendasi obat untuk membantu mengatasi gejala HIV. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini Jenis dan Rekomendasi Obat HIV yang Perlu Diketahui

2. Menggunakan jarum suntik bergantian

Cara penularan HIV selanjutnya adalah menggunakan jarum suntik secara bergantian. Sisa darah pada jarum suntik bisa masuk dan menginfeksi tubuh seseorang yang sehat. 

Kondisi ini kerap terjadi pada seseorang yang positif mengidap AIDS. Namun tak hanya AIDS, pemakaian jarum suntik bergantian juga bisa meningkatkan risiko penularan masalah kesehatan serius lainnya, termasuk hepatitis B dan C.

Maka itu, pastikan kamu menggunakan jarum suntik yang masih baru dan bersegel, serta steril.

3. Cara penularan HIV melalui transfusi darah

Beberapa kasus menunjukkan bahwa, virus HIV bisa menular dari transfusi darah.

Cara ini sebenarnya kurang umum, karena selalu ada pengujian dan seleksi ketat dari petugas kesehatan kepada calon pendonor sebelum melakukan transfusi. 

Selain itu, risiko penularan virus HIV melalui cara ini, kecil kemungkinan terjadi pada negara yang memiliki rumah sakit dengan adopsi teknologi kesehatan terkini. 

Jika kamu masih ingin tahu seputar penularan HIV melalu jalur suntik, Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV yang bisa kamu tanyakan.

4. Melalui ibu kepada bayinya

Siapa sangka, ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS memiliki risiko yang sangat tinggi untuk menularkan virus penyakit tersebut kepada janin dari plasenta.

Bahkan, cara penularan HIV ini juga bisa terjadi selama proses persalinan. Inilah sebabnya, ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan darah. 

Sebab, pemeriksaan HIV tahap awal dapat membantu dokter memberikan penanganan segera sehingga komplikasi dan risiko penularan pada bayi bisa dicegah.

Tidak hanya itu, pemberian ASI dari ibu yang terjangkit HIV/AIDS juga sama berisikonya untuk menularkan penyakit tersebut pada bayi. 

Meski begitu, studi belum lama ini menyebutkan bahwa, ibu tetap dapat memberikan ASI secara langsung kepada bayinya selama periode menyusui (direct breastfeeding).

Hanya saja, ibu wajib mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara berkala sesuai dengan anjuran dokter. Obat tersebut kabarnya cukup efektif untuk bantu menekan jumlah virus dalam darah, sehingga bisa menurunkan risiko terjadinya penularan.

5. Melalui seks oral

Cara penularan HIV yang tidak banyak orang tahu adalah seks oral. Ini merupakan aktivitas seksual dengan memberikan rangsangan pada organ intim menggunakan lidah, bibir, atau mulut. 

Aktivitas seksual ini dapat menularkan virus penyebab penyakit HIV/AIDS, apabila sedang mengidap sariawan, memiliki luka pada bibir dan mulut, serta bibir pecah-pecah.

Tidak hanya itu, risiko penularan juga lebih tinggi apabila pria mengeluarkan cairan ejakulasi atau sperma dalam mulut. 

Selain HIV, melakukan seks oral juga memungkinkan kamu terjangkit penyakit menular seksual lain.

Baca artikel Ini Tips Seks Oral yang Aman untuk Cegah Penyakit sehingga kamu terhindar dari penyakit serius ketika melakukan aktivitas seksual ini.

6. Penggunaan alat bantu seks (sex toys)

Alat bantu seks atau sex toys dengan pemakaian bersamaan juga bisa menjadi cara penularan HIV lainnya. Risikonya semakin tinggi jika mainan tersebut tidak terjaga kebersihannya atau tidak menggunakan kondom sebagai lapisan. 

Memang, pakar menyebutkan bahwa virus penyebab HIV tidak bisa bertahan dalam waktu lama pada permukaan benda mati.

Namun, alat bantu seks yang basah karena terkena sperma, cairan vagina, maupun darah tetap bisa menjadi media penularan virus kalau kamu memakainya secara bergantian. 

Selain itu, pastikan mainan seks yang kamu pakai selalu bersih, sehingga tidak berpotensi menularkan penyakit seksual lainnya.

Sayangnya, pemahaman tentang bagaimana cara penularan HIV yang masih minim membuat orang-orang lantas tidak melakukan tindakan pencegahan.

Maka itu, penting juga untuk Ketahui Ciri-Ciri HIV Ketika Pertama Kali Terinfeksi.

Rekomendasi Alat Tes HIV Mandiri

Jika kamu khawatir terhadap risiko penyakit HIV, pemeriksaan mandiri kini sudah bisa dilakukan di rumah. Ini tentunya bisa jadi salah satu cara yang dinilai praktis dan mudah. 

Berikut ini rekomendasi alat tes HIV mandiri yang bisa kamu beli dan coba: 

1. Onestep HIV Test

Onestep HIV Test merupakan alat deteksi awal HIV yang dibisa digunakan dengan bantuan sampel darah. Kamu bisa menggunakan alat ini untuk mendeteksi virus HIV tipe 1-2. 

Dalam satu kit test, alat ini terdiri dari cassette, alcohol pad, serta pipet untuk mengambil darah. 

Berikut ini cara menggunakannya:

  • Usapkan alcohol pad pada jari tangan yang akan diambil sampel darah. Biasanya untuk hasil yang maksimal, kamu bisa gunakan jari manis, jari tengah, atau jari telunjuk. 
  • Setelah itu, buka tutup blood lancet dan arahkan ke jari. Pencet pipet agar darah bisa keluar dan terambil maksimal.
  • Setelah sampel darah terambil, kamu bisa langsung teteskan ke cassette di area cawan yang berbentuk huruf S. 
  • Kemudian, berikan 2-3 tetes cairan buffer ke atas sampel darah di cawan cassette
  • Terakhir, kamu bisa tunggu hasil tes selama kurang lebih 10-15 menit.

No. Registrasi Kemenkes RI : AKL 30305718715

Rentang harga: Rp89.800-Rp113.500

Dapatkan Onestep HIV Test di Toko Kesehatan Halodoc

Alat tes HIV mandiri ini bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc

Itu tadi beberapa cara penularan HIV yang sebaiknya kamu hindari. Meski banyak hal yang bisa menjadi penyebab penularan HIV, tetapi Penularan HIV Tidak Akan Terjadi karena Hal Ini.

Pastikan menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual, dan rutin melakukan pemeriksaan darah untuk ibu hamil atau wanita yang berencana mendapatkan kehamilan. 

Kini, kamu bisa melakukan tes HIV dan Skrining Penyakit Menular Seksual dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya). 

Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau lokasi manapun yang kamu pilih.

Nantinya, layanan Halodoc Home Lab ini phlebotomist (tenaga ahli yang akan mengambil sambil urine atau darah). Nah, Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.

Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.

Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.

Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!

Praktis bukan? Tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. HIV/AIDS.
WebMD. Diakses pada 2024. HIV Symptoms.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan