Inilah Cara Diagnosis Alopecia Areata
Halodoc, Jakarta - Rambut rontok mungkin permasalahan umum. Namun, bagaimana jika kerontokan itu terjadi akibat serangan sistem imunitas tubuh sendiri? Itulah alopecia areata. Digolongkan dalam penyakit autoimun, alopecia areata adalah kerontokan rambut yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut. Tidak hanya rambut pada kulit kepala, alopecia areata juga kerap menyebabkan kerontokan pada bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut, seperti alis, kumis, dan bulu mata. Bagaimana cara diagnosis alopecia areata dan pengobatannya?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa gejala utama yang terjadi pada pengidap alopecia areata adalah kebotakan berpola bulat. Kebotakan ini dapat terjadi pada satu atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut. Terkadang, rambut baru muncul di pinggir area yang botak. Namun, batang rambut tersebut lebih tipis di bagian pangkalnya, sehingga tampak seperti tanda seru. Pada beberapa pengidap, kebotakan dapat meluas hingga menyeluruh di kulit kepala (alopecia totalis).
Baca juga: Enggak Cuma Rambut, Alopecia Areata Bikin Kumis dan Alis Rontok
Meski jarang terjadi, kebotakan juga dapat terjadi di seluruh tubuh, sehingga tidak menyisakan satu helai rambut pun (alopecia universalis). Terkadang, rambut dapat tumbuh kembali setelah beberapa bulan, tetapi dengan tekstur yang lebih tipis dan berwarna putih, berbeda dengan rambut sebelumnya. Kendati demikian, pada sekitar 10 persen pengidap alopecia areata, kebotakan bersifat permanen dan rambut tidak akan tumbuh kembali.
Selain pada kulit kepala dan bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut, alopecia areata juga dapat ditandai dengan gangguan pada kuku jari tangan dan jari kaki, berupa kuku berlekuk dan memiliki garis putih dengan permukaan yang tipis dan kasar. Terkadang kuku dapat berubah bentuk atau terbelah, meski hal ini sangat jarang terjadi.
Didiagnosis Melalui Pemeriksaan Kondisi Rambut
Alopecia areata dapat terdiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan kondisi rambut, terutama kerontokan yang terjadi. Guna menguatkan diagnosis, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan melalui analisis sampel kulit kepala dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan penyebab kerontokan rambut.
Jika terdapat kecurigaan kuat bahwa pengidap mengalami penyakit autoimun, dokter dapat menganjurkan tes darah untuk memeriksa antibodi yang tidak normal, seperti antinuclear antibody (ANA). Tes darah lain juga dapat membantu dokter untuk mengetahui penyebab kebotakan lainnya, seperti kadar C-reactive protein, zat besi, hormon tiroid, testosteron, follicle stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormone (LH).
Baca juga: Awas, Inilah Komplikasi dari Alopecia Areata
Bagaimana Pengobatannya?
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan alopecia areata, dan terkadang rambut dapat tumbuh kembali dengan sendirinya. Kendati demikian, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut kembali secara lebih cepat. Obat-obatan yang dapat diberikan, antara lain adalah:
- Minoxidil. Obat topikal ini dapat merangsang pertumbuhan rambut kembali dengan cara dioleskan pada kulit kepala, janggut atau area yang botak dua kali sehari. Pertumbuhan rambut baru dapat dilihat tiga bulan setelah pemakaian obat ini.
- Kortikosteroid. Kortikosteroid akan menekan sistem kekebalan tubuh dan tersedia dalam bentuk obat suntik, oles, dan minum. Suntikan kortikosteroid diberikan pada kulit yang mengalami kebotakan setiap 3-6 minggu. Rambut baru akan tumbuh sekitar satu bulan setelah suntikan terakhir.
- Anthralin. Sama seperti kortikosteroid, obat ini akan memengaruhi sistem imunitas pada kulit. Setelah dioleskan dan didiamkan selama maksimal satu jam, anthralin harus dicuci sampai bersih agar kulit tidak mengalami iritasi.
- Diphencyprone (DPCP). Obat ini digunakan dengan dioleskan pada daerah yang mengalami alopecia areata dan akan mengakibatkan reaksi alergi seperti kemerahan, bengkak, dan gatal pada daerah yang mengalami kebotakan. Munculnya reaksi alergi adalah efek yang diharapkan dari pemakaian obat ini, dan ditujukan untuk mengalihkan sistem pertahanan tubuh agar melawan peradangan akibat alergi, alih-alih menyerang folikel rambut.
Baca juga: Harus Tahu, Penanganan Alopecia Areata yang Tepat
Itulah sedikit penjelasan tentang alopecia areata. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan