Inilah 4 Jenis Neuropati Perifer Berdasarkan Saraf yang Terganggu
Halodoc, Jakarta - Neuropati perifer adalah gangguan yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sistem perifer atau sistem saraf tepi. Kerusakan itu kemudian menyebabkan proses pengiriman sinyal antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi terganggu. Perlu diketahui bahwa sistem saraf tepi memiliki fungsi sebagai penghubung sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang, ke seluruh organ tubuh. Terbayang kan jika terjadi gangguan dalam ia menjalankan fungsinya?
Ya, kerusakan pada sistem saraf tepi dapat mengganggu fungsi saraf-saraf, yang mungkin juga dapat berpengaruh pada seluruh organ dalam tubuh. Salah satu contoh gangguan yang terjadi ketika sistem saraf tepi bermasalah adalah tidak bisa mengirimkan sinyal sakit ke otak, walaupun ada sesuatu yang menyakiti tubuh. Hal sebaliknya juga bisa terjadi, kondisi ini juga dapat mengirim sinyal sakit, padahal tidak ada yang menyebabkan sakit.
Baca juga: 4 Gangguan Saraf yang Perlu Diketahui
Berdasarkan saraf yang terganggu, neuropati perifer terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Mononeuropati
Neuropati perifer jenis ini terjadi ketika kerusakan terjadi hanya pada salah satu saraf tepi. Cedera fisik atau trauma karena kecelakaan adalah penyebab paling umum dari kondisi ini.
Gejala umum dari mononeuropati adalah:
-
Penglihatan ganda atau sulit fokus, kadang disertai sakit pada mata.
-
Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah pada Bell’s palsy.
-
Nyeri tungkai.
-
Jari tangan terasa lemah atau kesemutan pada carpal tunnel syndrome.
2. Neuropati Motorik
Seperti namanya, neuropati motorik terjadi ketika terdapat gangguan pada saraf yang mengontrol gerakan tubuh. Beberapa gejala yang umum dialami ketika mengidap neuropati motorik adalah:
-
Kedutan.
-
Kram atau lemah otot, hingga kelumpuhan pada satu otot atau lebih.
-
Kaki yang lunglai dan tampak jatuh saat berjalan (foot drop).
-
Penurunan massa otot (atrofi otot).
3. Neuropati Sensorik
Neuropati sensorik adalah jenis neuropati perifer yang terjadi ketika terjadi gangguan pada saraf yang mengirim sinyal sensasi, seperti sensasi sentuhan, suhu, atau nyeri. Gejala umum yang mungkin timbul ketika mengalami neuropati perifer jenis ini adalah:
-
Mudah merasa sakit meski hanya tersentuh sedikit (alodinia).
-
Nyeri seperti tertusuk atau terasa panas, yang biasanya terjadi di kaki.
-
Kesemutan.
-
Ketidakmampuan dalam merasakan perubahan suhu, terutama di kaki.
-
Gangguan dalam keseimbangan atau koordinasi gerak tubuh (ataksia sensorik).
Baca juga: Sering Kesemutan Tanda Adanya Penyakit Ini
4. Neuropati Otonomik
Neuropati ini terjadi ketika ada cedera pada saraf otonom, yaitu saraf yang mengontrol proses tubuh yang bekerja secara otomatis (tanpa perintah), seperti saluran pencernaan, kandung kemih, atau tekanan darah. Orang yang mengalami neuropati otonomik biasanya akan mengalami berbagai gejala berikut:
-
Detak jantung cepat (takikardia) meski saat beristirahat.
-
Disfagia atau sulit menelan.
-
Perut kembung.
-
Sering bersendawa.
-
Mual.
-
Sembelit atau diare di malam hari.
-
BAB yang sulit dikontrol (inkontinensia tinja).
-
Beser atau sering buang air kecil.
-
Tubuh jarang berkeringat, atau sebaliknya terus-menerus berkeringat.
-
Gangguan fungsi seksual, seperti disfungsi ereksi.
-
Hipotensi ortostatik.
Baca juga: Penjelasan Gaya Hidup Sehat Mampu Mencegah Gangguan Saraf
Apa Sih yang Menyebabkannya?
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami neuropati perifer. Berikut beberapa di antaranya:
-
Diabetes.
-
Infeksi bakteri atau virus, misalnya HIV, cacar, difteri, kusta, dan hepatitis C.
-
Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, lupus, sindrom Sjogren, dan rheumatoid arthritis.
-
Faktor genetik, misalnya penyakit Charcot-Marie-Tooth.
-
Hipotiroidisme.
-
Kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan vitamin E.
-
Penyakit liver.
-
Gagal ginjal.
-
Peradangan pembuluh darah (vaskulitis).
-
Penumpukan protein amiloid di dalam jaringan atau organ tubuh (amiloidosis).
-
Kerusakan saraf, misalnya akibat cedera atau efek samping operasi.
-
Kanker darah multiple myeloma.
-
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
-
Keracunan merkuri atau arsenik.
-
Kecanduan alkohol.
-
Efek samping penggunaan obat dalam jangka panjang, antara lain antibiotik (nitrofurantoin dan metronidazole), obat kemoterapi untuk kanker usus, obat antikonvulsan (misalnya phenytoin), thalidomide, dan amiodarone.
Itulah sedikit penjelasan tentang neuropati perifer, jenis, dan penyebabnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan