Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Alami Penyakit Tiroid
Halodoc, Jakarta - Melalui hormon yang dihasilkannya, kelenjar tiroid memengaruhi hampir semua proses metabolisme dalam tubuh, termasuk seberapa cepat tubuh membakar kalori dan seberapa cepat jantung berdetak. Ketika kelenjar ini menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tersebut, terjadilah penyakit tiroid.
Ketika kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon, tubuh akan menggunakan energi terlalu cepat. Kondisi ini dikenal dengan hipertiroidisme. Dampaknya tidak hanya tubuh menjadi lebih lelah, jantung pun akan berdetak lebih cepat. Sebaliknya, kelenjar tiroid juga bisa memproduksi hormon terlalu sedikit, yang disebut dengan hipotiroidisme.
Gejala Penyakit Tiroid
Apa yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit tiroid tidak sama, bergantung pada jenis penyakit yang dialami. Namun, umumnya, beberapa hal yang bisa memicu terjadinya gangguan tiroid, termasuk kurangnya asupan iodium, adanya penyakit autoimun, peradangan yang terjadi pada kelenjar tiroid atau disebut juga tiroiditis, hipofisis atau masalah pada kelenjar pituitari, hingga faktor genetik.
Baca juga: Seberapa Penting Melakukan Terapi Radiasi untuk Penyakit Tiroid?
Sama seperti penyebabnya, gejala yang terjadi pada setiap orang pun bisa dikatakan berbeda. Sayangnya, gejala penyakit tiroid sering kali sangat mirip dengan gangguan kesehatan lainnya, sehingga sangat sulit mendiagnosis apakah kamu mengalami masalah tiroid atau masalah kesehatan lainnya.
Namun, secara umum, kamu bisa mengenali gejala penyakit kelebihan hormon tiroid atau hipertiroidisme, seperti:
- Sulit tidur;
- Lekas marah, cemas, dan gugup;
- Kelenjar tiroid membesar;
- Lemah otot dan tremor;
- Menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti pada wanita;
- Sensitif terhadap panas;
- Mengalami masalah iritasi pada mata.
Baca juga: Benarkah Disfungsi Tiroid Bisa Sebabkan Menoragia?
Sementara itu, gejala yang umum terjadi pada tubuh jika kekurangan hormon tiroid atau hipotiroidisme, yaitu:
- Mengalami pertambahan berat badan;
- Mudah lupa;
- Tubuh mudah lelah;
- Menstruasi sering dan terbilang berat pada wanita;
- Suara parau;
- Rambut menjadi kering dan kasar;
- Intoleran terhadap suhu dingin.
Masalah tiroid bisa terjadi pada siapa pun, tetapi lebih rentan menyerang wanita. Faktor risiko lainnya, termasuk usia lebih dari 60 tahun, ada riwayat genetik, pernah menjalani bedah tiroid, pernah menjalani radioterapi pada dada, ada riwayat penyakit kronis, seperti penyakit autoimun dan diabetes.
Baca juga: Inilah Pemeriksaan yang Bisa Mendiagnosis Penyakit Tiroid
Apabila kamu mengalami salah satu gejala tadi, segera lakukan penanganan. Kamu bisa bertanya dulu pada dokter agar mendapatkan diagnosis yang lebih akurat. Pakai saja aplikasi Halodoc, karena kamu bisa tanya dokter kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Bahkan, kamu juga bisa kok buat janji untuk berobat di rumah sakit terdekat melalui Halodoc!
Pengobatan Penyakit Tiroid
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani masalah tiroid juga berbeda, bergantung pada jenisnya. Apabila kamu mengalami hipertiroidisme, konsumsi obat antitiroid akan membantu tubuh mengendalikan produksi hormon. Lalu, pengobatan dengan yodium radioaktif yang akan merusak sel tiroid sehingga tidak lagi memproduksi hormon dalam jumlah berlebih, dan beta blockers serta operasi.
Operasi pengangkatan tiroid akan membuat kelenjar tersebut berhenti memproduksi hormon tiroid secara permanen. Akan tetapi, kamu perlu mengonsumsi obat hormon seumur hidup. Sementara itu, pengobatan untuk masalah hipotiroidisme adalah konsumsi obat pengganti tiroid yang berfungsi menambah kembali hormon tiroid ke tubuh.
Sebenarnya, menjaga pola makan dan pola hidup menjadi cara terbaik untuk mencegah terjadinya penyakit tiroid. Berhentilah merokok, hindari mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kedelai, jalani diet yodium dalam batasan cukup, serta pilih makanan maupun peralatan sehari-hari yang tidak mengandung fluoride.