Ini yang Dimaksud Penyakit Takikardia atau Palpitasi
Halodoc, Jakarta – Pernah dengar takikardia atau palpitasi? Apa sih itu? Takikardia alias palpitasi adalah satu kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami detak jantung di atas normal meskipun sedang tidak melakukan aktivitas yang berat.
Normalnya, detak jantung orang dewasa adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat. Nah, yang terjadi pada pengidap takikardia adalah detak jantung saat istirahat, paling sedikit 100 kali per menit. Angka tersebut bahkan melebihi batas tertinggi pada detak jantung normal.
Sayangnya, saat jantung berdetak terlalu kencang, ia justru tidak bekerja dengan dengan efektif. Artinya, jantung tidak dapat memompa dan mengalirkan darah dengan maksimal. Alhasil, peredaran darah dalam tubuh akan terganggu, termasuk pada organ jantung sendiri.
Takikardia terjadi karena adanya peningkatan detak pada ruang atas jantung, ruang bawah jantung, atau bahkan pada kedua ruang tersebut. Hal buruk bisa terjadi ketika otot jantung mulai kekurangan oksigen karena bekerja terlalu keras, sehingga takikardia mungkin akan menimbulkan komplikasi. Ada beberapa jenis komplikasi yang bisa terjadi karena takikardia, seperti stroke atau serangan jantung. Hal tersebut terjadi karena adanya penggumpalan darah akibat peredarannya yang tidak sempurna. Takikardia juga bisa memicu terjadinya gagal jantung, sering pingsan, bahkan kematian mendadak pada pengidapnya.
Baca juga: Ini Bedanya Gagal Jantung dan Serangan Jantung
Gejala Takikardia
Takikardia ditandai dengan gejala tertentu. Salah satu gejala khasnya adalah peningkatan detak jantung yang tidak normal. Saat berdetak terlalu kencang, jantung tidak bekerja dengan maksimal untuk memompa darah. Alhasil, orang yang mengidap penyakit ini mungkin akan mengalami kekurangan oksigen pada beberapa organ dan jaringan tubuh. Kurang oksigen akan menunjukkan beberapa gejala seperti, jantung berdebar kencang, nyeri dada, sering tiba-tiba merasa kebingungan, hingga pingsan.
Takikardia juga bisa menyebabkan munculnya gejala seperti sering merasa lelah secara tiba-tiba, sesak napas atau merasa napas lebih pendek, hipertensi, dan pusing yang mengganggu. Kendati demikian, terkadang pengidap takikardia bisa tidak merasakan gejala sama sekali. Kalau hal ini yang terjadi, perlu dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan tes elektrokardiogram untuk menentukan memiliki kondisi jantung takikardi atau tidak.
Baca juga: Begini Cara Penanganan Penyakit Takikardi atau Palpitasi di Rumah
Penyebab Takikardia
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami peningkatkan detak jantung dan penyakit takikardia. Penyebab takikardia merupakan faktor-faktor yang mengganggu impuls elektrik sehingga membuat detak jantung lebih cepat dan tidak normal. Faktor gaya hidup ternyata juga bisa menjadi pemicu terjadinya penyakit ini.
Beberapa penyebab dari takikardi adalah kebiasan merokok, mengonsumsi minuman keras dan kafein terlalu banyak, penggunaan narkoba, hingga stres. Takikardia juga bisa terjadi karena adanya kerusakan jaringan pada jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung, anemia, hipertensi, penyakit jantung bawaan, serta adanya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, namun yang paling rentan mengalaminya adalah orang yang sudah berusia di atas 60 tahun.
Baca juga: Inilah Pengaruh Alkohol Terhadap Kesehatan Jantung dan Liver
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Sampaikan keluhan kesehatan dan dapatkan rekomendasi beli obat agar cepat sembuh serta tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, segera download Halodoc di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan