Ini Tanda Anemia pada Anak yang Harus Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Mei 2020
Ini Tanda Anemia pada Anak yang Harus DiwaspadaiIni Tanda Anemia pada Anak yang Harus Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun di bawah normal untuk usia anak. Ini bisa membuat anak tampak pucat, rewel, lelah, atau lemah. 

Meskipun gejala-gejala ini mungkin mengkhawatirkan orangtua, tetapi penyebab paling umum dari anemia, seperti kekurangan zat besi secara umum mudah untuk diobati, terutama ketika terdeteksi dini. Informasi selengkapnya mengenai tanda anemia pada anak bisa dibaca di bawah ini!

Fakta Tentang Anemia pada Anak

Tadi sudah disebutkan kalau anemia berarti tidak ada cukup sel darah merah dalam tubuh. Sel darah merah diisi dengan hemoglobin, protein berpigmen khusus yang memungkinkan untuk membawa dan mengirimkan oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh. 

Baca juga: Anak Mudah Lelah, Waspada Anemia pada Si Kecil

Sel-sel di otot dan organ anak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan penurunan jumlah sel darah merah dapat memberi tekanan pada tubuh. Anak dapat mengalami anemia jika: 

  1. Tidak menghasilkan cukup sel darah merah. Ini dapat terjadi jika dia tidak memiliki cukup zat besi atau nutrisi lain dalam makanannya (misalnya, anemia defisiensi besi).

  2. Menghancurkan terlalu banyak sel darah merah. Jenis anemia ini biasanya terjadi ketika seorang anak memiliki penyakit yang mendasarinya atau telah mewarisi kelainan sel darah merah (misalnya, anemia sel sabit).

  3. Kehilangan sel darah merah karena pendarahan. Ini bisa berupa kehilangan darah yang jelas, seperti perdarahan menstruasi yang berat atau kehilangan darah tingkat rendah jangka panjang.

Apa saja tanda dan gejala umum anemia? Kulit pucat atau pucat (kuning), pipi dan bibir pucat, lapisan kelopak mata, dan alas kuku mungkin terlihat kurang merah muda dari biasanya, sifat lekas marah, kelemahan ringan, mudah lelah, dan tidur lebih sering.

Anak-anak yang mengalami kerusakan sel darah merah dapat mengalami jaundice (kulit atau mata menguning) dan memiliki air seni berwarna cola. Anak-anak dengan anemia berat mungkin memiliki tanda dan gejala tambahan seperti sesak napas, detak jantung yang cepat, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, pusing dan pingsan, sampai sindrom kaki gelisah.

Pencegahan Anemia pada Anak

Anemia kekurangan zat besi dan anemia gizi lainnya dapat dicegah dengan memastikan bahwa anak makan makanan yang seimbang. Bicarakan dengan dokter tentang batasan diet tertentu dalam rumah karena anak mungkin memerlukan suplemen nutrisi untuk mencegah anemia.

Baca juga: Bolehkah Anak Berpuasa Sehari Penuh?

Butuh informasi lebih detail mengenai anemia pada anak, bisa ditanyakan langsung di aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu.  Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. 

Berikut ini cara untuk mencegah anemia gizi:

  1. Jangan berikan susu sapi pada bayi sampai ia berusia di atas 12 bulan. Memberikan susu sapi sebelum anak siap dapat menyebabkan kehilangan darah di fesesnya dan juga mengurangi jumlah zat besi yang diserap dalam usus.

  2. Jika bayi menyusui bayi akan memiliki persediaan zat besi yang cukup hingga usia setidaknya 4 bulan. Pada usia 4 bulan, bayi yang disusui harus diberi zat besi sampai mereka cukup makan makanan pendamping yang mengandung banyak zat besi (misalnya, daging merah atau sereal yang diperkaya zat besi). Bicarakan dengan dokter anak tentang makanan yang paling cocok berapa banyak tambahan zat besi yang dibutuhkan.

  3. Jika ibu memberi susu formula kepada bayi berikan formula bayi dengan zat besi tambahan. Formula rendah zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dan tidak boleh digunakan. 

Setelah usia 12 bulan, hindari memberi anak lebih dari 2 gelas susu sapi per hari. Susu rendah zat besi dan dapat membuat anak merasa kenyang, yang dapat mengurangi jumlah makanan kaya zat besi lainnya yang mereka makan.

Dorong seluruh keluarga untuk makan buah jeruk atau makan makanan lain yang tinggi vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi tubuh. Meskipun sayuran hijau mengandung banyak zat besi, tetapi zat besi dari banyak sayuran datang dalam bentuk yang sulit untuk diserap tubuh dan vitamin C dapat membantu.

Referensi:

Healthy Children.org. Diakses pada 2020. Anemia in Children and Teens: Parent FAQs.
Kids Health. Diakses pada 2020. Anemia.