Ini Perkembangan Vaksin COVID-19 Terbaru

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Juli 2023
Ini Perkembangan Vaksin COVID-19 Terbaru Ini Perkembangan Vaksin COVID-19 Terbaru

Halodoc, Jakarta - Pagebluk COVID-19 hingga kini belum menunjukkan episode terakhir. Tiap harinya, SARS-CoV-2 penyebab pandemi ini terus menyerang ribuan masyarakat global. Saat ini, angka positif COVID-19 global mendekati 32 juta kasus, dan 976,311 (23/9) harus kehilangan nyawa akibat penyakit ini.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada 23 September, kasus positif tercatat sebanyak 257.388 dan korban meninggal sebanyak 9.997 jiwa. Kabar baiknya sebanyak 187.958 telah pulih dari COVID-19.

Pertanyaanya jelas, bagaimana cara dunia menghentikan SARS-CoV-2 yang terus menyerang secara bertubi-tubi? Banyak ahli berpendapat hanya dengan vaksin penduduk Bumi dapat kembali dengan normal. Lantas, bagaimana perkembangan vaksin COVID-19 saat ini? 

Baca juga: Ini Tahapan Pengujian dan Perkembangan Global Vaksin Corona


1.Vaksin Sinovac dan Merah Putih

Uji klinis fase III vaksin corona buatan Sinovac di Indonesia masih berlangsung hingga kini. Andaikan tahap ini berjalan mulus, hasilnya akan diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bila BPOM memberikan lampu hijau, maka vaksin bisa diproduksi secara masal pada Januari 2021.  

Selain vaksin Sinovac, pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan vaksin G42 UAE dari Uni Emirat Arab. “Tahun depan akan ada 300 juta dosis vaksin Covid-19,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir.

Pada 16 September, Sinovac mendaftarkan uji coba fase 1/2 dari vaksin untuk anak-anak. Kira-kira sebanyak 552 peserta ini akan mendapat dua dosis vaksin eksperimental CoronaVac buatan Sinovac yang terdaftar di AS. Uji coba gabungan fase satu dan dua ini diperkirakan akan dilakukan pada 28 September Hebei, China utara.

Bagaimana kabar vaksin Merah Putih buatan anak negeri? Menurut laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (9/9), Lembaga Eijkman sudah memulai upaya pengembangan vaksin merah putih. Prosesnya sudah mencapai 50 persen. 

Targetnya, akhir tahun ini uji pada hewan sudah bisa diselesaikan. Dengan begitu awal tahun depan, sekitar bulan Januari, Lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Biofarma. Selanjutnya, dilakukan formulasi produksi dalam rangka uji klinis, baik uji klinis tahap I, II, dan III.

Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona


2.Vaksin Johnson & Johnson

Satu dekade lalu, para peneliti di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, AS, mengembangkan metode untuk membuat vaksin dari virus yang disebut Adenovirus 26, atau disingkat Ad26.

Kemudian, Johnson & Johnson mengembangkan vaksin untuk Ebola dan penyakit lainnya dengan Ad26. Kini Ad26 juga digunakan untuk membuat virus corona. Johnson & Johnson memulai uji coba fase I/II pada bulan Juli dan meluncurkan uji klinis fase III dengan hingga 60.000 peserta pada bulan September. Perusahaan raksasa ini menargetkan satu miliar dosis pada 2021.


3.Vaksin Moderna

Perusahaan bioteknologi asal AS, Moderna, juga turut andil dalam pengembangan vaksin virus corona. Moderna menggandeng National Institutes of Health (NIH) untuk membuat vaksin potensial. Setelah melakukan uji klinis II, Moderna dan NIH melakukan uji klinis III pada 27 Juli lalu. Uji coba terakhir akan melibatkan 30.000 orang sehat di sekitar 89 lokasi di Amerika Serikat. 


4.Vaksin Oxford

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin buatan Oxford dan AstraZeneca sebagai vaksin kandidat utama, dan paling maju dalam hal pengembangnnya. Sayangnya, pengembangan vaksin COVID-19 sempat ditangguhkan pada 8 September karena memicu sebuah penyakit pada relawan vaksin. Namun, proses pengujian vaksin besutan Oxford sudah kembali dimulai. 

Dalam percobaan uji klinis fase I/II, para peneliti menemukan vaksin tersebut mampu meningkatkan antibodi relawan terhadap virus corona. Selanjutnya, vaksin Oxford dan AstraZeneca memasuki tahap uji klinis fase II/III di Inggris, dan India, serta uji klinis fase III di Brazil, Afrika Selatan dan Amerika Serikat.

 Baca juga: Picu Sebuah Penyakit, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Ditangguhkan


 5.Vaksin Pfizer

Perusahaan kesehatan asal AS, Pfizer telah memasuk uji klinis II, III, dan fase gabungan. Pada Mei lalu, para ahli menemukan vaksin COVID-19 ini menghasilkan antibodi yang mampu melawan SARS-CoV-2, dan sel kekebalan yang disebut sel T yang dapat merespons virus. 

Dalam mengembangkan vaksin ini, Pfizer bekerja sama dengan BioNTech dari Jerman dan Fosun Pharma dari Tiongkok. Pada Juli lalu, uji klinis fase II/III dilakukan pada 30.000 relawan di AS, Argentina, Brazil, dan Jerman. Hasil studi sementara mengatakan relawan hanya mengalami efek samping ringan hingga sedang. 

Pada September ini, Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa mereka akan berupaya untuk memperluas uji coba AS mereka menjadi 43.000 peserta.

Mau tahu lebih jauh mengenai vaksin virus corona dan efek sampingnya? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin Virus Corona (COVID-19)?




Referensi:
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Diakses pada 2020. Data Sebaran
The GISAID Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Diakses pada 2020. COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University
Kompas.com. Diakses pada 2020. Mengintip Progres Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Indonesia
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses pada 2020. Presiden Minta Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 Segera Bekerja Cepat
The New York Times. Diakses pada 2020. Coronavirus Vaccine Tracker