Ini Penyebab Myasthenia Gravis yang Perlu Diketahui
“Myasthenia gravis merupakan kondisi langka yang membuat pengidapnya mengalami kelemahan otot. Ada beberapa faktor penyebabnya, seperti kesalahan antibodi, kelainan pada kelenjar timus, atau turunan dari orang tua.”
Halodoc, Jakarta – Myasthenia gravis adalah kondisi jangka panjang yang langka yang menyebabkan kelemahan otot. Ada banyak penyebab myasthenia gravis.
Penyakit ini paling sering menyerang otot-otot yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan, dan berbicara. Kondisi ini bahkan bisa memengaruhi sebagian besar tubuh.
Jadi, orang yang terkena kondisi ini bisa mengalami kelemahan otot lengan atau kaki, penglihatan ganda, kelopak mata terkulai, dan masalah dalam berbicara, mengunyah, menelan, dan bernapas.
Lantas, apa yang menjadi penyebab penyakit langka ini?
Penyebab Myasthenia Gravis yang Perlu Diketahui
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab myasthenia gravis, antara lain:
1. Antibodi
Saraf berkomunikasi dengan otot-otot dengan melepaskan bahan kimia, yang bernama neurotransmiter.
Bahan kimia tersebut ditempatkan di tempat-tempat di sel otot, yang bernama situs reseptor, di persimpangan saraf-otot.
Pada myasthenia gravis, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi yang memblokir atau menghancurkan banyak situs reseptor otot untuk neurotransmitter yang bernama asetilkolin.
Dengan lebih sedikit situs reseptor yang tersedia, otot kamu akan menerima lebih sedikit sinyal saraf. Hal inilah menyebabkan kelemahan.
Antibodi juga dapat memblokir protein yang bernama reseptor spesifik otot tirosin kinase, kadang-kadang disebut juga sebagai MuSK.
Protein ini membantu membentuk persimpangan saraf-otot. Antibodi terhadap protein ini juga dapat menyebabkan myasthenia gravis.
Antibodi terhadap protein lain, yang disebut lipoprotein-related protein 4 (LRP4), juga dapat berperan dalam kondisi ini.
Studi penelitian telah menemukan antibodi lain dan jumlah antibodi yang terlibat kemungkinan akan bertambah seiring waktu.
Namun, beberapa orang mengidap myasthenia gravis yang bukan karena antibodi yang memblokir asetilkolin, MuSK, atau LRP4.
Jenis myasthenia gravis ini bernama myasthenia gravis seronegatif, juga populer sebagai myasthenia gravis antibodi-negatif.
Secara umum, para peneliti percaya bahwa jenis ini masih disebabkan oleh masalah autoimunitas, namun antibodi yang terlibat belum dapat ditemukan.
2. Kelenjar timus
Kelenjar timus adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia. Ini terletak di dada bagian atas, di bawah tulang dada.
Para peneliti percaya bahwa kelenjar timus membuat atau membantu memproduksi antibodi yang memblokir asetilkolin.
Kelenjar timus berukuran besar pada bayi dan kecil pada orang dewasa yang sehat. Namun, pada beberapa orang dewasa pengidap myasthenia gravis, kelenjar timus lebih besar dari biasanya.
Beberapa pengidap juga mengidap tumor kelenjar timus, yang bernama timoma.
Biasanya, timoma tidak bersifat kanker atau ganas. Tapi ada kalanya timoma bisa menjadi kanker.
3. Penyebab lain
Pada kasus yang jarang sekali, ibu pengidap myasthenia gravis bisa mempunyai anak yang terlahir dengan kondisi tersebut juga.
Ini bernama myasthenia gravis neonatal. Jika segera mendapatkan pengobatan, anak biasanya bisa pulih dalam waktu dua bulan setelah lahir.
Namun, berapa anak terlahir dengan bentuk myasthenia gravis yang langka dan bersifat herediter, yang bernama sindrom myasthenia kongenital.
Meskipun pencegahannya mungkin sulit, tapi ada beberapa faktor risiko yang bisa kamu hindari. Simak dalam artikel Semua Bisa Kena Myasthenia Gravis, Hindari Faktor Risikonya.
Itulah penyebab myasthenia gravis yang perlu kamu tahu. Bila kamu mau bertanya-tanya lebih lanjut mengenai kondisi langka ini, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa bertanya apa saja seputar kesehatan pada dokter terpercaya.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Myasthenia gravis
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan